5 Cara Bertahan Hidup di Indonesia yang Sedang Carut-Marut

Dear Teman,

Belakangan ini, banyak kabar kurang menggembirakan di Indonesia. Mulai dari kasus meninggalnya diplomat di Jakarta, PHK besar-besaran, harga sembako melonjak, para siswa keracunan MBG di berbagai daerah, penyitaan buku-buku oleh aparat, mengetatnya efisiensi pemerintah hingga naiknya tunjangan anggota DPR yang dinilai tidak punya nurani di masa sulit ini.

5 Cara Bertahan Hidup di Indonesia yang Sedang Carut-Marut

Demo besar-besaran dua minggu lalu juga menimbulkan korban jiwa dan harta yang tak sedikit. Belum lagi ancaman bencana alam banjir, longsor, bahkan gempa megatrust yang membayangi masyarakat. Dollar melejit sedangkan nilai rupiah makin menyedihkan. Warga Malaysia saja bersukaria ke Indonesia dengan nilai tukar rupiah yang jomplang. Rasanya sulit menjadi WNI ditengah kabar-kabar buruk ini.

Adakah harapan untuk Indonesia yang carut-marut ini?

Tiap hari, aku berdoa semoga sekeluarga sehat dan dilindungi Allah di mana pun berada. Aku sampai berencana, setelah anak-anak mendapat gelar sarjana di Indonesia, semoga mereka bisa berjuang meraih beasiswa untuk kuliah di luar negeri dan mencari penghidupan di sana. Ya, tak usah jauh-jauh. Kuliah S2 dan kerja di Malaysia saja yang mudah ditengok orangtuanya. Ya, seputus asa itu aku menghadapi situasi di Indonesia saat ini. Rasanya, pilihan #KaburAjaDulu realistis menghadapi stiuasi tak menentu Indonesia.

Baca Juga: Perempuan Indonesia Harus Melek Politik

Kami tak benci Indonesia. Aku benci para pejabat yang semena-mena pada rakyatnya. Mestinya mereka yang mengayomi dan melindungi masyarakat, melakukan berbagai program untuk mensejahterakan rakyat. Tapi, apa yang terjadi? Indonesia makin morat-marit. Korupsi, kolusi, dan nepotisme merajalela.

5 Cara Bertahan Hidup di Indonesia yang Sedang Carut-Marut

Hukum dan peraturan bisa diubah sesukanya demi kepentingan satu pihak. Yang benar dihujat, yang salah dipuji dan diberikan tepuk-tangan meriah. Sedih. Dunia tibolak-balik. Tak ada lagi integritas dan kejujuran yang menjadi dasar manusia terhormat menjalani kehidupan.

Secarut-marut apa pun Indonesia, jangan pernah lelah mencintai Indonesia, katanya. Walaupun sulit. Bagaimanapun, Indonesia adalah tumpah-darah kita. Mau ke mana lagi kita tinggal jika tidak di Indonesia ini? Ya, aku terlalu mencintai Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Apa yang bisa kita lakukan dengan segala keterbatasan ini? Ada 5 cara untuk bertahan hidup saat ini:

Pertama, tetap optimis. Islam adalah agama yang optimis. Tak ada kata putus asa. Bahkan ketika besok kiamat, kita punya biji tumbuhan, maka tanamlah. Kita meyakini kita akan dapat pahala besar karena menanam tumbuhan itu. 

Kita telah berhasil melalui banyak hal berat di masa lalu. Mulai dari krisis ekonomi 97, reformasi 98, peristiwa pengeboman di berbagai daerah, Covid19 hingga kini. Alhamdulillah, kita berhasil melewatinya. Kali ini, kehidupan mungkin terasa berat tapi yakinlah selalu ada harapan untuk membaik.

Kedua, teruslah bersuara. Ya, kita hanya rakyat biasa, rakyat jelita kata orang-orang. Bukan pejabat, bukan selebriti. Tapi, kita adalah warga negara sebuah negara demokrasi yang berhak mengungkapkan pendapat. Bersuaralah di dunia nyata dan maya. Gunakan media sosialmu untuk berisik. Kritisi hal-hal yang buruk di sekitar kita. Sendirian memang hanya debu. Tapi, kalau ramai-ramai bersuara, teriakan kita akan terdengar nyaring.

Baca Juga: Talkshow Inner Child

Ketiga, berbuat baiklah. Ya, situasi memang sulit. Banyak PHK, sulit cari pekerjaan dan harga sembako melejit.

Tapi, kita tak sendirian. Masih banyak orang di sekitar kita yang kehidupannya lebih sulit. Perhatikan sekeliling kita. Adakah yang kelaparan? Adakah yang membutuhkan bantuan? Mungkin, kita hanya bisa membantu seliter beras atau dua butir telur tapi sangat berarti untuk tetangga yang membutuhkan. Kini saatnya, jogo tonggo atau warga saling jaga.

5 Cara Bertahan Hidup di Indonesia yang Sedang Carut-Marut


Keempat, terus berkarya. Mungkin rasanya sulit untuk berkarya saat ini. Dada sesak, marah, kecewa dan sedih melihat ketimpangan merajalela. Jadikan kesedihan dan kemarahanmu sebagai bahan bakar untuk berkarya. 

Tulislah cerita yang menginspirasi kebaikan, gambarlah hal-hal menyenangkan, buatlah konten yang menyemangati para penonton dan followermu, buatlah kue dan makanan enak yang menghangatkan perut pembelimu. Berkaryalah, buatlah apa saja yang membuat hatimu gembira. Hati yang gembira adalah obat. Tularkan kegembiraan ini pada sekelilingmu, lewat karyamu.

Baca Juga: Menata Masa Depan, Merangkul Duka

Kelima, perbaiki dirimu. Berbahagia dengan hal-hal sederhana di sekelilingmu. Misalnya, kita masih bisa makan enak, bisa ngobrol dengan orangtua dan teman-teman, masih bisa bercanda dengan anak-anak dan kucing di rumah. Syukurilah. 

Kita tak dapat mengatur hal-hal di luar diri kita, tapi kita bisa mengatur hati dan pikiran kita sendiri bagaimana caranya menghadapi segala kekisruhan ini. Tak perlu khawatir berlebihan, tenangkan pikiranmu, bertawakkallah pada Allah. 

Saat ini, rasanya memang sumpek. Tak berdaya. Lapangkan dadamu. Bernapaslah dengan baik. Berdoa, meditasi, banyak bersyukur dan berolahraga. Beribadah lebih khusyuk. Banyak membaca buku bergizi dan mendengarkan kajian menambah ilmu. Tersenyumlah dan ngobrol dengan orang-orang. 

Mungkin, kita tak bisa mengubah banyak hal di sekitar kita dan itu membuat frustrasi. Tapi, setidaknya, kamu bisa mengubah dirimu dan orang-orang terdekatmu. Lepaskan stres. Bahagiakan diri dan sekelilingmu.

Waraskan Indonesia dimulai dari langkah kecil orang-orang seperti kita, para rakyat jelita. Dengan begitu, perlahan Indonesia bisa kembali tersenyum dan sehat jiwa raga, aamiin. Semangat!  

Sumber Foto: 

Golden_Haven, Felixioncool, dan Syeham di pixabay.com.

Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

19 Comments

  1. Semoga Indonesia selalu berada dalam perlindungan Allah SWT. Rakyatnya semakin sholeh sholehah ditengah gem;puran kecarutmarutan ini...Saya tetap cinta Indonesia dan banyak berdoa untuk negeri ini.

    ReplyDelete
  2. Aku juga sudah merasa sesak dengan sikon negara ini. Anak2ku terutama Fakhri berencana S2 di luar negeri syukur2 dapat beasiswa aamiin, lalu bekerja dan hidup di sana. Begitu deh masyarakat jadi apatis kan terhadap kekacauan pemerintah. Yang penting sehat jiwa dan raga dulu dan selalu ada asa.

    ReplyDelete
  3. Memohon pada Allah agar kondisi Indonesia kembali baik-baik saja, menyuarakan pendapat untuk suatu perubahan agar lebih baik, dan berkarya lewat tulisan bisa merubah negara ini jadi lebih baik.

    ReplyDelete
  4. Kalau aku selalu percaya bahwa setiap yang terjadi itu karena mauNya
    Pasti juga ada solusinya
    Seperti pandemi kemarin
    Kalau belum waktunya mati pasti dikasih cara buat survive

    ReplyDelete
  5. Hm, aku treyuh dengan tulisan ini. Memang belakangan aku cukup stress juga melihat kondisi Indonesia Mbak udah pemerintahnya amburadul, pengangguran di mana-mana, orang-orang terdekat kesusahan. Sesak rasanya. Sempet hopeless dengan hal-hal yang kuperjuangkan selama ini tapi bener katamu Mbak, masih ada hal yang bisa kita upayakan dan maksimalkan, semuanya konkrit dan begitulah adanya. Makasih udah saling mengingatkan untuk bersyukur, berbuat baik, berkarya, bersuara melalui sosmed dll.

    ReplyDelete
  6. Waraskan Indonesia dimulai dengan langkah kita!!!
    Bener banget mbaa kemarin waktu lihat kerusuhan itu duhhh sedih banget nie hati sampe nangis sendiri apakabar nya negeri tercintaku ini...kenapa para penguasanya sangat dzalim bertindak sesuka hati hanya memikirkan perut sendiri,,gak liat apa kondisi rakyatnya yang penuh perjuangan demi sesuap nasi,,,
    Kita cinta Indonesia tapi kita benci para pemimpinnya yang seakan-akan tidak berpihak dengan rakyat hanya memikirkan golongannya sendiri,,,
    Hanya bisa berdoa semoga Indonesia diberikan pemimpin yang jujur amanah dan berpihak kepada rakyatnya

    ReplyDelete
  7. Mbak aku juga mendoakan anak2ku supaya gak besar di negara ini lho. Ya Allah banyak banget hal berantakan di negeri ini.
    Kyknya salah satu yang bikin kuat cuma doa dan keyakinan kalau Tuhan selalu melindungi kita aja deh.
    Bener mbak dengan berbuat baik, minimal banget lha gak ngecam kebahagiaan orang di sosmed haha. Soalnya kadang ada org sharing apa gtu, eh banyak yang komennya malah salty. Minimal gak salty gtu.
    Berisik di sosmed juga penting terutama mengkritisi kebijakan pemerintah.
    Yes sama memperbaikin diri, mendekatkan diri ke Tuhan, jauhin hal2 negatif, juga penting agar kita selalu waras.

    ReplyDelete
  8. Di kondisi seperti sekarang, pikiran kita harus tetap positif agar bisa mencari solusi paling menungkinkan untuk bertahan. Salah satunya dengan tetap optimis dan terus berkarya. Juga membantu sekitar yang sekiranya membutuhkan.

    ReplyDelete
  9. Agree mbaaaa ❤❤❤. Di Tengah kondisi negara yg begini, aku juga sedih, mikirin nasib ke depannya bakal kayak apa. Anak2 nanti setelah dewasa bakal susah atau ga.

    Tapi mendingan kita fokus dengan apa yg bisa kita lakuin. Jika masih mampu, aku usahain untuk beli dari umkm yg tersebar. Udah terbukti loh, saat covid kemarin, negara masih survive, krn perekonomian dari umkm berputar. Mkany skr ini membeli barang aku prefer brg lokal, kecuali utk yg susah diubah, atau lokalnya blm ada yg pas.

    Tp semisal makanan, mending beli dr brand asal indonesia.

    Langkah kita mungkin dianggap kecil, tp jika banyak orang berpikir utk saling support dan bantu, aku yakin kok Indonesia bakal tetep survive

    ReplyDelete
  10. Kalau dipikirkan memang semrawut ya Kak. Apalagi tentang pejabat yang gak genah. Belum lagi kondisi global yang juga pada beberapa negara sedang memanas. Jadinya ya diri kita sendiri yang perlu sabar dan ubah pola pikir lebih tenang.

    ReplyDelete
  11. asanya campur aduk ya, antara cinta sama negeri tapi kesal sama keadaan. Ide untuk "Kabur Aja Dulu" itu jujur, bikin mikir keras. Tapi lima cara bertahan hidup yang dibahas benar-benar menampar, khususnya soal terus bersuara dan berbuat baik. Ingat, kalau kata pepatah, setitik embun bisa jadi telaga kalau kumpul. Semoga kita semua dikuatkan dan tetap optimis ya. Salam semangat

    ReplyDelete
  12. Kalo aku mencounter semua keruwetan hidup di indonesia tercinta ini dengan doa dan bersyukur c..
    Kalo ngga kayanya udah botak kepala mikirin sehati-hari..
    Bahkan kadang baca komen netijen aja udah bikin bersyukur masih bisa ngakak, nemu aja kata2 lucu dan nyelenehnya

    ReplyDelete
  13. Kami tak benci Indonesia. Aku benci para pejabat yang semena-mena pada rakyatnya -> IYES banget. Kita tuh gak benci Indonesia-nya, tapi benci pejabatnya yang suka korupsi, suka memainkan hukum, dan perilaku yang menurut kita zalim lah huhu.
    Tapi kadang kalau ketemu sesama rakyat yang suka mengambil hak orang lain (kayak lawan arah saat di jalan, suka menggampangkan urusan karena ada kenalan, dlsb) aku kadang tuh jadi paham, oh mungkin memang karena dari sisi rakyatnya juga masih bersikap kayak gini juga, makanya belum dikasih pemimpin yang terbaik.
    Tapi bener, kelima hal ini memang perlu banget kita lakukan sekarang mbak, walau jujur, sulit ya untuk tetap optimis di kondisi kayak gini, huhu. Jadi pada akhirnya, kita baru bisa fokus ke diri kita sendiri, untuk tetap melakukan apa yang kita bisa, ya bersuara, ya berkarya, juga mengembangkan diri sendiri supaya tetap waras dan tetap bisa menghadapi semuanya.

    ReplyDelete
  14. Semoga negeri kita segera kembali pulih yaa mbaa...tapi tips nya sangat bisa membantu agar kita tetap bisa bertahan di kondisi carut marut ini

    ReplyDelete
  15. Aku kek uda di fase.. yang penting sehat jiwa dan ragaku serta keluargaku aja siiyh..
    Soalnya lieeuur banget liat berita sana-sini..
    Semoga kecemasan ini menjadi doa yang terbaik yang kami langitkan untuk para pemimpin agar bekerja secara amanah sesuai dengan tanggungjawab yang mereka tanggung.
    aamiin allahumma aamiin.

    ReplyDelete
  16. Bener banget sih Mba, tulisan Mba Dedew ini menyuarakan yang ada di pikiran saya. Kebijakan dan tingkah laku baik dari sikap dan ucapan pejabat yang semena-mena terhadap rakyat. Rasanya ikut sakit juga apalagi pas kejadian ada yang kehilangan nyawa saat lagi demo buat menyuarakan aspirasinya. Bener banget saya juga berharap kita dikasih pemimpin yang amanah, bertanggung jawab terhadap rakyat kecil, berdoa juga supaya keluarga sehat dan dilancarkan rezekinya.

    ReplyDelete
  17. Bener banget mba Dedew, situasi di Indonesia makin hari menyesakkan. Aku sebagai anak yang usianya 30-an awal ikut deg-degan soalnya nggak punya kerjaan tetap, hanya kontrak sampe Desember 2025. Setelahnya aku mesti berjuang dan bersaing lagi buat dapat pekerjaan yang entah apakah ada lowongan atau gimana. Soalnya memantau aplikasi pencari kerja online saja sepi notifikasi.

    Sempat kepikiran mau nyari kerjaan di luar negeri, mesti upgrade kemampuan berbahasa dulu nih. Semoga saja banyak peluang baik dan tetap peduli sama sesama rakyat Indonesia ya. Bahu membahu di situasi sulit dan terus berdoa serta menjaga kewarasan agar tetap bertahan dan semoga negeri ini segera pulih serta membaik ke arah yang beneran baik.

    ReplyDelete
  18. Sepakat, saya sebagai rakyat jelita tetap akan menyuarakan hal baik sesuai dengan sudut pandang saya dan tidak mudah tersulut emosi serta FOMO hal yang ga jelas.

    ReplyDelete
  19. Indonesia sedang tidak baik-baik saja (terutama di bidang perekonomian) dan berimbas negatif ke para pengusaha UMKM (termasuk ayahnya Saladin). Tapi emang ini ujian kesabaran ya. This is too shall pass. Yakin bahwa setelah badai akan ada pelangi.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post