Melihat sosoknya yang periang, kamu pasti tak percaya kalau seorang Yune Angel Anggelia Rumateray adalah mampu memberantas buta huruf di daerah sekitar tempat tinggalnya di Papua Selatan. Tak banyak orang yang seperti dia. Sudah lama, ia prihatin melihat keadaan anak-anak di sekitar rumahnya di Gudang Arang, Kelurahan Kamahedoga, Kabupaten Merauke di Papua Selatan. Rata-rata mereka putus sekolah dan disuruh bekerja membantu orangtuanya mencari uang.

Yune yang baru saja lulus jurusan Hukum dari Universita Atmajaya di Yogya Kembali ke kampungnya memutar otak. Apa yang bisa ia lakukan?

Di Bawah Pohon Rindang,  Yune Angel Menggebah Monster Buta Huruf di Papua Selatan


Anak-anak usia sekolah di kampungnya kebanyakan bekerja mencari kayu bakar di hutan, berjualan sagu, dan pekerjaan kasar lainnya. Setelah bekerja, mereka menghabiskan waktu dengan bermain. Begitulah kegiatan anak-anak setiap hari

Yune sedih. Bagaimana Papua bisa maju jika generasi penerusnya saja tak berpendidikan? Pemuda-pemuda ini takkan mampu membangun daerahnya sendiri. Menurut Yune, pendidikan adalah kunci untuk meraih penghidupan lebih baik.  Di waktu luang, Yune mulai mengajar anak-anak tetangganya membaca dan menulis.

Tahun 2020, Yune memulai misinya mengajar baca tulis di bawah pohon rindang. Ia juga suka membacakan buku-buku cerita untuk anak-anak didiknya agar wawasan mereka lebih luas. Beberapa waktu berlalu, masyarakat sekitar rumahnya membangun saung dari kayu dengan atap seng dan rumbia untuk belajar. Anak-anak bisa belajar dengan lebih nyaman.

Di Bawah Pohon Rindang,  Yune Angel Menggebah Monster Buta Huruf di Papua Selatan

Anak-anak adalah pembelajar yang haus ilmu. Mereka antusias menyerap pengetahuan baru tentang huruf dan angka. 

Mereka tak hanya belajar di saung, perempuan kelahiran Merauke 21 Juni 1993  rutin mengajak anak-anak belajar di mana saja. Mereka suka belajar di hutan juga betah belajar di tepi Sungai Maro yang jernih. 

Tak lama, Sekolah Alam dan Bevak Literasi Paradise menjadi nama sekolahnya. Kelas Yune menjadi tempat untuk belajar membaca dan menulis secara gratis. Metode belajar di alam terbuka ternyata menarik perhatian anak-anak. Mereka betah dan senang belajar di alam bebas.

Waktu Belajar Fleksibel

Lho, bagaimana dengan jadwal pekerjaan anak-anak? Apakah para orangtua setuju mereka belajar? Yune mengatur waktu belajar agar anak-anak bisa tetap bekerja membantu orangtua. Sekolah hanya diadakan setiap Kamis hingga Sabtu di sore hari. Anak-anak bisa belajar dengan tenang di sekolah Yune sepulang bekerja.

Yune juga berusaha mengajarkan bahasa daerah Malind serta pendidikan karakter pada anak-anak. Ia ingin anak-anak bisa hidup bermasyarakat dengan baik kelak. Ia bahkan mengajarkan bahasa Inggris dan caara mengolah sagu, belajar cara menanam mangrove untuk melindungi pantai. Segala keterampilan hidup yang bisa menunjang kehidupan mereka kelak. Yune ingin, anak-anak seperti Paulus, Julio dan Anita bisa punya cita-cita besar seperti anak-anak di Pulau Jawa. Tak ada yang tak mungkin. 

Sekolah Baru yang Nyaman

Murid Yune terus bertambah. Ia butuh tempat untuk belajar anak-anak yang lebih nyaman. Syukurlah, ada banyak pihak yang peduli dengan kegiatan Yune. Bahkan ada yang menawarkan bangunan sekolah yang lebih nyaman. Beberapa bulan kemudian, bangunan yang didominasi kayu lapis ini pun berdiri. Mereka kini punya tempat belajar yang nyaman. Bahkan ada ruang pertemuan dan perpustakaan sekolah.

Di Bawah Pohon Rindang,  Yune Angel Menggebah Monster Buta Huruf di Papua Selatan

Anak-anak bisa belajar lebih tenang dan nyaman tak kehujanan ataupun kepanasan. Yune dan murid-muridnya berhasil menumbuhkan tanaman mangrove yang subur di pantai. Mereka sering menyumbang bibit mangrove kepada berbagai instansi dan komunitas di Merauke agar lebih peduli lingkungan.

Tahun 2023, nama sekolah Yune menjadi Sekolah Alam Paradie. Sekolah ini diakui Pemerintah Kabupaten Merauke sebagai lembaga pendidikan resmi.

Meraih Satu Indonesia Award Tahun 2021

Tak disangka, Yune mendapatkan Satu Indonesia Award bidang pendidikan tahun 2021 dari PT. Astra International, Tbk Kegiatan yang dimulai dari bawah pohon rindang di depan rumah Yune ternyata menginspirasi banyak orang. 

Agar anak-anak bisa lanjut sekolah formal, Yune mendirikan PKBM Paradise. Kini, murid Sekolah Alam menjadi 132 orang. Murid-murid Yune bisa mendapatkan nomor NISN untuk melanjutkan sekolah. Mereka juga bisa mendapatkan dana BOS. Sungguh membahagiakan sekolah mereka jadi benaran, bukan sekolah-sekolahan lagi! 

Yune Angel Anggelia Rumeray, seorang perempuan muda dari Papua Selatan berhasil membuktikan bahwa di bawah langit tak ada yang tak mungkin. Hanya butuh tekad kuat untuk mengubah keadaan dan mungkin..sebatang pohon rindang. 

Sumber Foto: RRI.co.id dan Tribun Papua