Dear Teman,
Belakangan ini, banyak kabar
kurang menggembirakan di Indonesia. Mulai dari kasus meninggalnya diplomat di
Jakarta, PHK besar-besaran, harga sembako melonjak, para siswa keracunan MBG di
berbagai daerah, penyitaan buku-buku oleh aparat, mengetatnya efisiensi
pemerintah hingga naiknya tunjangan anggota DPR yang dinilai tidak punya nurani
di masa sulit ini.
Adakah harapan untuk Indonesia
yang carut-marut ini?
Tiap hari, aku berdoa semoga sekeluarga
sehat dan dilindungi Allah di mana pun berada. Aku sampai berencana, setelah
anak-anak mendapat gelar sarjana di Indonesia, semoga mereka bisa berjuang
meraih beasiswa untuk kuliah di luar negeri dan mencari penghidupan di sana.
Ya, tak usah jauh-jauh. Kuliah S2 dan kerja di Malaysia saja yang mudah
ditengok orangtuanya. Ya, seputus asa itu aku menghadapi situasi di Indonesia
saat ini. Rasanya, pilihan #KaburAjaDulu realistis menghadapi stiuasi tak
menentu Indonesia.
Baca Juga: Perempuan Indonesia Harus Melek Politik
Kami tak benci Indonesia. Aku
benci para pejabat yang semena-mena pada rakyatnya. Mestinya mereka yang
mengayomi dan melindungi masyarakat, melakukan berbagai program untuk
mensejahterakan rakyat. Tapi, apa yang terjadi? Indonesia makin morat-marit. Korupsi,
kolusi, dan nepotisme merajalela.
Secarut-marut apa pun Indonesia,
jangan pernah lelah mencintai Indonesia, katanya. Walaupun sulit. Bagaimanapun,
Indonesia adalah tumpah-darah kita. Mau ke mana lagi kita tinggal jika tidak di
Indonesia ini? Ya, aku terlalu mencintai Indonesia dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
Apa yang bisa kita lakukan dengan
segala keterbatasan ini? Ada 5 cara untuk bertahan hidup saat ini:
Pertama, tetap optimis. Islam adalah agama yang optimis. Tak ada kata putus asa. Bahkan ketika besok kiamat, kita punya biji tumbuhan, maka tanamlah. Kita meyakini kita akan dapat pahala besar karena menanam tumbuhan itu.
Kita
telah berhasil melalui banyak hal berat di masa lalu. Mulai dari krisis ekonomi
97, reformasi 98, peristiwa pengeboman di berbagai daerah, Covid19 hingga kini.
Alhamdulillah, kita berhasil melewatinya. Kali ini, kehidupan mungkin terasa
berat tapi yakinlah selalu ada harapan untuk membaik.
Kedua, teruslah bersuara. Ya,
kita hanya rakyat biasa, rakyat jelita kata orang-orang. Bukan pejabat, bukan
selebriti. Tapi, kita adalah warga negara sebuah negara demokrasi yang berhak
mengungkapkan pendapat. Bersuaralah di dunia nyata dan maya. Gunakan media
sosialmu untuk berisik. Kritisi hal-hal yang buruk di sekitar kita. Sendirian memang
hanya debu. Tapi, kalau ramai-ramai bersuara, teriakan kita akan terdengar
nyaring.
Baca Juga: Talkshow Inner Child
Ketiga, berbuat baiklah. Ya, situasi memang sulit. Banyak PHK, sulit cari pekerjaan dan harga sembako melejit.
Tapi, kita tak sendirian. Masih banyak orang di sekitar kita yang kehidupannya lebih sulit. Perhatikan sekeliling kita. Adakah yang kelaparan? Adakah yang membutuhkan bantuan? Mungkin, kita hanya bisa membantu seliter beras atau dua butir telur tapi sangat berarti untuk tetangga yang membutuhkan. Kini saatnya, jogo tonggo atau warga saling jaga.
Baca Juga: Menata Masa Depan, Merangkul Duka
Kelima, perbaiki dirimu. Berbahagia dengan hal-hal sederhana di sekelilingmu. Misalnya, kita masih bisa makan enak, bisa ngobrol dengan orangtua dan teman-teman, masih bisa bercanda dengan anak-anak dan kucing di rumah. Syukurilah.
Kita tak dapat mengatur hal-hal di luar diri kita, tapi kita bisa mengatur hati dan pikiran kita sendiri bagaimana caranya menghadapi segala kekisruhan ini. Tak perlu khawatir berlebihan, tenangkan pikiranmu, bertawakkallah pada Allah.
Saat ini, rasanya memang sumpek. Tak berdaya. Lapangkan dadamu. Bernapaslah dengan baik. Berdoa, meditasi, banyak bersyukur dan berolahraga. Beribadah lebih khusyuk. Banyak membaca buku bergizi dan mendengarkan kajian menambah ilmu. Tersenyumlah dan ngobrol dengan orang-orang.
Mungkin,
kita tak bisa mengubah banyak hal di sekitar kita dan itu membuat frustrasi.
Tapi, setidaknya, kamu bisa mengubah dirimu dan orang-orang terdekatmu.
Lepaskan stres. Bahagiakan diri dan sekelilingmu.
Waraskan Indonesia dimulai dari langkah kecil orang-orang seperti kita, para rakyat jelita. Dengan begitu, perlahan Indonesia bisa kembali tersenyum dan sehat jiwa raga, aamiin. Semangat!
Sumber Foto:
Golden_Haven, Felixioncool, dan Syeham di pixabay.com.