Menyeruput Sop Ikan Kakap Segar Bu Ndut di Semarang

Dear Temans.

Minggu lalu (15/06), dakuw dan teman-teman akhirnya bisa makan di tempat ngehits banget ini.
Namanya Ikan Kakap Ibu Ndut. Lokasi warungnya di sebelah kantor BCA KCU Pemuda, Semarang. Abis kelar liputan di bank, para blogger Semarang mlipir deh ke warung sop kakap Bu Ndut

sop ikan dengan kuah yang lezat dan gurih
Dakuw memang penggemar ikan, karena darah Makassar juga kali ya, berlimpah seafood hehe. Walau sekarang nggak makan seafood lagi, tapi kalau daging ikan sih boleh dakuw santap, kok. Dakuw hobi nyetok segala jenis makanan berbahan ikan mulai dari abon ikan, nugget ikan dan sosis ikan di kulkas, hehe. Jadi, girang banget pas diajak wiskul kesini.

ari jalanan, tidak tampak petunjuk ada warung atau tempat makan ramai disana.
Pagar tinggi dari seng menyerupai pagar untuk proyek yang sedang dibangun. 
Olala, dibalik pagar tinggi itu ada tanah kosong yang luas. 

Dan terpampang nyata, sebuah warung kecil namun pengunjungnya membludak.
Yup, itulah Warung Sop Kakak eh Warung Sop Kakap Bu Ndut.
Ada dua buah meja untuk melayani pembeli. 

Hah, Beneran nih, kita makan disini?
Waktu sudah menunjukkan jam makan siang karyawan. Yang hadir disana pun rata-rata karyawan-karyawati berseragam rapi. Pakai dasi. Hehe *melirik celana jins yang kupakai.

Mengantri sop ikan di warung bu ndut
Pembeli bisa makan di warung atau memuilih menikmati angin sepoi-sepoi di bawah pohon kersen.
So, romantic, hehe.
"Makan diluar saja ya?" tanya Ismi.
Kami mengangguk.
Kami berlima pun antre. 
Dengan sigap, Mbak-mbak pelayan mmenanyai, butuh nasi berapa piring.
Kami sebut, dan ia menyendok nasi dari rice cooker dengan kecepatan ekspres.

Di meja beralas terpal plastik, ada dua buah panci besar berisi sop ikan yang happening itu.
Di sebelahnya, ada semacam lemari makanan dari kaca. 
Berisi lauk-pauk seperti ayam goreng dan cumi.


mari makaaan
Namun, perhatian massa yang menyemut itu ada pada sop ikan.
Ibu Ndut, pemilik warung khusyuk menyendok sop ikan dengan ukuran akurat pada masing-masing piling beling. Para pengunjung mengerumuninya dengan wajah tak sabar, menahan lapar. Hehe.

Beberapa saat kemudian, setelah disalip beberapa kali oleh pembeli lain, akhirnya kami mendapatkan masing-masing seporsi sup ikan kakap. Sambil merengek, "Bu, kami dari tadi lhoo.."
Hehehe.

makan siang di bawah pohon kersen
Kekhusyukan Mbak Ndut menyiapkan sop ikan sendiri ditingkahi teriakannya untuk menambah nasi atau sop ikan lagi dari dapur. Iyaa, tak lama si mas-mas pelayan menggotong sebaskom sop dan teriak, "Minggir, minggir..panas.."
Hehe, pertunjukan menarik juga di siang bolong Semarang yang panasnya ngentang-ngentang.
Kerumunan pun bubar.

Sambil mengangkat dua piring kaca, nasi dan seporsi sop, kami duduk di bawah pohon kersen.
Rasanya teduh dinaungi pohon cukup rimbun itu.
Untunglah, kami mendapat tempat duduk. Beberapa pengunjung yang selesai makan, asyik berbincang sambil berdiri di bawah pohon.

Dakuw mencicipi sop ikan yang berkuah kuning itu.
Hm, rasanya segar sekali. Daging ikannya empuk, tidak hancur ataupun bau anyir.
Bumbunya pas, menghasilkan kuah yang maknyus, dari kaldu ikan alami.
welfie dulu bareng blogger Semarang
Bu Ndut benar-benar piawai mengolah ikan kapap menjadi sajian menyegarkan.
Nikmat sekali disantap di siang bolong ini. 
Mbak waiter eh pelayan, menanyakan ingin minum apa?
Semua memilih es teh manis dan segar.
Eits, si mbak mengangkati piring dan gelas bekas makan tamu sampai ditumpuk tinggi! Gyaa!
Nggak kalah dengan pelayan rumah makan Padang yang sakti membawa piring, hehe.
"Mbak, katanya warung ini mau pindah ke ruko ya?"
Si mbak mengangguk sambil berkonsentrasi menyusun piring dan gelas kotor.
"Rencananya ada tapi kayaknya masih lama kok Mas."
Yes, disini saja warungnya! Nggak usah pindah-pindah!

Romantisme pohon kersen ini mungkin menambah kenikmatan santap siang berlipat-lipat *apa seh hihi.
Kami menikmatinya dengan nasi putih. Sambil berbincang di bawah pohon rindang. 
Dengan Mariana, Mbak Inung, Ismi dan blogger ngehits Semarang, Asmarie, hihihi.

Tak lama kemudian, kami pun menyelesaikan makan siang endang plus bambang itu.
Nggak lupa welfie-welfian hehe sebelum berpisah. 
Kami berlima, hanya menghabiskan kurang dari 100 ribu rupiah. Whaatt?!
Iya, seporsi sop ikan hanya Rp.13.000,- saja, Mas.
 Terima kasih traktirannya di warung sop kakap Bu Ndut, ya pak bos. Semoga lancar rejekinya. Hihi.
Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

21 Comments

  1. wah, murah! Anak-anak saya lebih suka menu ikan daripada ayam. Biasanya mereka akan semangat kalau diajak makan ikan :)

    ReplyDelete
  2. Murah banget ya...berlima cuma byr 100rb-an.. Mbak, mungkin rejekinya ibu Ndut itu pada pohon kersrn itu.. Kalo pindah je ruko blm tentubrame.. Makan di bwh pihon yg rindang ksn memberi efek sejuk dan adem..tambah nikmatbtuh saat menyantap makanannya...

    ReplyDelete
  3. Aku jatuh cinta sm tmpt mknnya...asyik bgt di bwh pohon gitu mak

    ReplyDelete
  4. Di Pekanbaru ada resto khusus ikan namanya pak Ndut. Kesimpulan, yg ndut2 itu pasti enak *eh

    ReplyDelete
  5. wah, asiknya makan di bawah pohon itu sensasinya itu banget2, apalagi kalau makanannya enak

    ReplyDelete
  6. Huumm..mang terkenal bgt sop kakap ini emang enak si

    ReplyDelete
  7. waa segarnya... murah pula :)

    ReplyDelete
  8. Aku kok kayak sakit hati ya mbaca postingan ini >.<

    ReplyDelete
  9. Penasaran sama rasa sop nya....:))

    ReplyDelete
  10. Ya ampun murah banget sop ikannya. Udah gitu jangan pindah tempatnya. Biasanya tempat makanan yang enak punya tempat yang biasa2 aja.Itu seninya :')

    ReplyDelete
  11. Hahaahaa, akhirnya ngincipi juga ya mbak. Aku aja sampe balik kesini berkali-kali. Murahnya itu loh, juara banget :)

    ReplyDelete
  12. ooooo...ini yg diceritain Rahmi terus itu to? Tega banget sih kau mak nggak ngajak dia :D

    ReplyDelete
  13. makanannya maknyos banget mbak...bikin ngiler...

    ReplyDelete
  14. wah, aku baru tahu Sop Ikan yang kuahnya kuning. Selama ini bening selalu. Jadi pengen coba. Harganya cocok lah ya mbak?

    ReplyDelete
  15. kalau di sumbawa ini disebutnya singang, saya suka makan makanan ini :D

    ReplyDelete
  16. Suegerrr, jadi pingin balik lagi

    ReplyDelete
Previous Post Next Post