Menemukan Kepercayaan Diri di Usia Cantik

Dear Temans,

Alhamdulillah, tahun ini dakuw berusia 36 tahun. What amazing life. Bersyukur pada Allah, Ia telah memberikan jalan untukku jadi penulis buku sesuai impianku saat remaja. Walau dengan jatuh-bangun dan terseok-seok kayak lirik lagu dangdut.

Ya, salah satu impianku terkabul. Maklum, waktu remaja aku banyak maunya, pengen jadi penulis, pengen keliling dunia, pengen jadi diplomat dan banyak lagi. Aku menjadi penulis.

Masa remajaku, seperti yang sudah kuceritakan dalam buku Absolutely Kribo, termasuk remaja yang kurang percaya diri dengan penampilanku. Aku kurus, pendek, kribo dan rasanya tak punya keahlian apapun. 

Untuk menekuni satu bidang pun aku masih galau. Berpindah-pindah kegiatan. Rasanya semua sudah kucoba mulai les organ, jadi pencinta alam, pramuka, klub Bahasa Inggris bahkan kerohanian Islam sudah kuikuti tapi belum ada yang sreg banget di hati.

Aku hanya suka membaca. Tidak begitu suka hang out dan bergaul dengan anak cowok. Mengkeret. Hihi. kesukaan membaca membawaku ingin jadi penulis. 

Aku coba-coba mengirim cerita ke media massa, sering kali ditolak. Tak terhitung deh surat penolakannya. Aku punya peti di sudut kamar yang berisi amplop pengembalian cerpen dari redaksi majalah. 

Rasa nggak pede ini pun bikin aku sering demam panggung. Padahal, Mamaku sudah berusaha mengikutkan aku berbagai lomba untuk memupuk rasa percaya diriku.

Bertemu orang, atau acara perkenalan di sekolah dan kampus adalah siksaan buatku. Aku pernah kabur dari acara kampus di Kaliurang, yang jaraknya puluhan kilometer dari kosku karena ada acara perkenalan dan kesan-pesan masing-masing peserta. Doeng! Norak banget ya! Huhu.

Aku juga pernah kabur dari acara pemilihan senat Fakultas gara-gara harus pidato. Aku didorong-dorong teman-teman untuk mencalonkan diri. Bahkan formulir pun mereka yang isi! Huhu. 

Setelah menjadi penulis, demam panggungku tidak surut, malah makin menjadi. Aku pernah menolak undangan salah satu kampus beken di Jakarta karena takut berbicara di depan orang banyak. 

Tampil di sebuah talkshow adalah siksaan bagiku, dua tiga hari sebelumnya aku bakal mendadak meriang, panas dingin, nggak enak makan dan tidur. Demam panggung akut! 

Parah kan, karena tugas penulis tak hanya menulis buku, tapi juga harus mampu tampil mempresentasikan bukunya, berbagi proses penulisan karyanya. Hiks, tapi dakuw? Zonk!

Sebuah titik balik yang membuatku berubah adalah ketika menginjak #usiacantik. 

Tahun lalu, dakuw ditawari sebuah perusahaan provider besar untuk mengisi acara road show ke beberapa sekolah menengah di Semarang. Galau banget! 

Duh, gimana ini, aku harus ngomong apa? Harus ajarin apa pada mereka? Apa harus kutolak saja? Bisa stres aku harus mengisi kelas menulis selama berminggu-minggu! Tidaak! Tapi, masa sih kesempatan emas ini harus dilewatkan begitu saja? 

Akhirnya, aku memberanikan diri menerima tawaran itu. Sambil deg-degan. Rapat pertama, ketika ketua tim menjelaskan proses kegiatan kami di kantornya, rasanya mau pingsan hihi. Norak banget. 

Aku berkenalan dengan dua coach lain di bidang film pendek dan music. Mas Andi dan Mas Gatot. Mereka keren-keren. Aku jadi semangat. 

Aku mencoba membuat makalah untuk dibagikan pada saat kelas menulis. Eh, aku bisa! Hihi. Temanku menasehati, santai saja toh yang kamu bagikan ini pengalamanmu, yang sudah ahli kamu lakukan, minta pada Allah diberi kelancaran. Bapakku juga tak lupa mengingatkan untuk merapal doa untuk diberi kemudahan dalam berbicara.

Aku pun mulai berlatih presentasi makalah sederhana yang kutulis. Latihan bicara di depan cermin, menjelaskan tentang menulis cerita pada anakku Nailah dan Alde yang pura-pura jadi murid, hihihi. Berlatih teknik pernapasan biar tenang dan tidak grogi apalagi panik.

Alhamdulillah, walau banyak kekurangan, aku bisa melalui kelas pertama lumayan baik. Juga kelas-kelas selanjutnya, tak disangka aku bisa! Seumur-umur, baru kali ini aku percaya diri dan bisa tampil di depan umum. 

Benar ya, untuk bisa menaklukkan sesuatu, kita harus melawan diri sendiri untuk mencobanya. Pekerjaan pertamaku sebagai writing coach berhasil kuselesaikan, lalu muncul tawaran baru dari perusahaan alat tulis untuk pekerjaan yang sama, berkeliling sekolah di Jawa Tengah. Maka nikmat Allah yang mana yang kau dustakan?

Setelah itu, tawaran menjadi mentor di ARKI 2015 Penerbit Mizan dan Kementerian Dikbud di Jakarta kuterima. Ya Allah, betapa besar nikmatmu. Allah Maha Baik. Ala bisa karena biasa. Beberapa kali tampil berbicara di depan umum membuatku terbiasa dan nyaman. Ada sih deg-degan tapi dalam kadar wajar hihi. 

Tak disangka, Di usia cantik ini, akhirnya aku bisa melawan ketakutanku untuk tampil di depan umum. Aku bisa menjadi penulis sekaligus bisa berbagi pengalaman dan kecintaanku pada tulis-menulis pada masyarakat. Menularkan asyiknya menulis pada orang lain. 

Ya, di usia cantik ini aku merasa makin cantik dan percaya diri. Kenapa aku mesti balik lagi ke usia belasan yang melulu nggak pede? Hihi.

Alhamdulillah, aku bisa menulis dan berbagi hal bermanfaat bagi sekelilingku, bisa menghibur banyak orang lewat tulisanku di buku dan blog. Semoga bisa menjadi ladang amalku selama di hidup dunia. 

Yes, I  feel pretty.

Walau katanya di usia kepala tiga ini, problem kult mulai terlihat hihi. Muncul kegalauan baru, hihi duh perempuan, adaa saja ya jadi bahan pikiran. Iyaa, habisnya terasa siih. Mukaku kusam sekali rasanya. Kekenyalannya berkurang huhu. 

Pernah dicek di klinik kecantikan, tesnya sih katanya kulit wajahku lumayan bagus. Belum banyak terlihat tanda-tanda penuaan seperti keriput halus dan noda hitam. 

Hanya saja, aku bandel suka panas-panasan mulai terlihat noda halus dan wajah belang karena efek terpapar sinar matahari langsung. Bandel, jarang pakai sun cream hiks. Kebandelan yang akhirnya kutanggung sendiri akibatnya. 

Kegalauan karena kulit wajah ini mendapat pencerahan ketika ketemu sahabat lamaku, kami teman sebangku saat SMA di Palembang dan aku begitu takjub ketika bertemu dia lagi di Semarang.

Si dia yang bikin sirik karena cantik dan pede waktu SMA, jadi idola anak cowok, hingga dia masuk menjadi tokoh dalam bukuku, Absolutely Kribo! hihihi. 

Sekarang dia makin bikin dakuw deg-deg ser. Gimana nggak, Mukanya mulus bingiiit! Aih, iri dengki deh eyke wkwkw. Duile, pasti perawatan wajah di klinik kecantikan paling hip di Semarang ya, Neng? *meliriksirik, lempar dompet, hahaha. 

Gimana nggak langsung kuuyel-uyel mukanya saking gemasnya? Di klinik yang baru buka itu ya fesyelnya? Ya, ya? 

“Ihh, fitnah! Perawatan kecantikan sendiri saja kok, “ jawabnya manis.

Terus, Dia cerita kalau ternyata ia pakai L’Oreal Paris Revitalift Dermalift. Krim ini khusus untuk perempuan #usiacantik seperti kami berdua hehe.

Produk L’Oreal Paris ini mengandung tanaman centella asiatica, pro retinol dan dermalift technology yang bisa mengurangi kerutan dan mengencangkan wajah di 8 titik zona utama wajah diantaranya dahi, garis senyum, ujung mata, dan leher. Huhuhu, mupeng! Pantas saja, mukanya shine bright like a diamond gituu! Glowing!

Ternyata, itu rahasianya ya?
#LorealDermalift menjadi self healing bagi kulit wajah yang didera berbagai kosmetik, terkena polusi udara dan sinar matahari saat beraktivitas sehari-hari mulai dari bekerja di kantor hingga acara pesta di malam hari. Hmm, iya juga  ya? Kasihan kulit wajah kita yaa kalau tidak dirawat dengan benar.

Nggak sabar pengen coba juga. Ingin merasakan keajaibannya. Selain beli di toko kosmetik atau supermarket, L'oreal bisa dibeli di toko online terkemuka lho.

Kalau kami sudah punya senjata rahasia seperti L’Oreal Paris Revitalift Dermalift ini, kecantikan dan kebahagiaan kami memasuki #usiacantik ini semakin mekar, nggak kalah dengan gadis-gadis usia belasan hihihihi…asyeeek…

Abang Lee Min Hoo dan Abang Song Joong Ki godain kita, doong!