Film Panggil Aku Ayah, Bukan Film Keluarga Biasa

Dear Teman,

Kalian pernah tidak merasakan kasih sayang luar biasa dari orang yang tak punya hubungan darah sama sekali? Yang punya suami, tentu saja dapat cinta dan kasih sayang dari suami ya, hehe. Atau dari tetangga sebelah rumah yang sudah bertetangga puluhan tahun dan sayang banget sama kita seperti anak sendiri?  

Film Panggil Aku Ayah, Bukan Film Keluarga Biasa

Hari Minggu lalu, lagi gabut di rumah aku pun mendadak ingin turun gunung ke Semarang naik Trans Semarang. Setelah cuci mata di pameran buku di Perpustakaan Jawa Tengah, aku pun iseng nonton duluan film Indonesia terbaru dari adaptasi film Korsel, Panggil Aku Ayah di Cinepolis Java Mall Semarang. Film ini disutradarai oleh Beni Setiawan yang pernah meraih Piala Citra kategori Sutradara Terbaik tahun 2010.

Nggak ada ekspektasi apa-apa, happy nobar bareng temanku, Sandra. Apalagi, Aku sudah nonton film aslinya yang berjudul Pawn di tahun 2020 jadi tidak berekspektasi tinggi dengan adaptasinya. Oh iya, aku jarang banget nonton film adaptasi karena khawatir hasilnya tak sebagus film aslinya. Takut malah jadi cringe dan aneh. Ingat ribut-ribut drama Korea Secretary Kim yang dijadikan film Indonesia dan dianggap pemerannya nggak cocok? Nah, malas nih kalau rame seperti itu, hehe.

Film ini berkisah tentang seorang anak kecil bernama Intan (Myesha Lin/Tisha Biani) yang dijadikan jaminan utang dan dititipkan oleh ibunya Rosalinda (Sita Nursanti) ke dua penagih utang Dedi (Ringgo Agus) dan Tatang (Boris Bokir). 

Film Panggil Aku Ayah, Bukan Film Keluarga Biasa

Rosa tak bisa membayar utangnya dan karena kesal, Tatang mengusulkan untuk menjadikan Intan jaminan utang ibunya. Baru beberapa jam di rumah Dedi, kedua penagih utang yang bersaudara sepupu itu kewalahan menghadapi tangisan dan teriakan Intan yang ingin ketemu ibunya. Maka, mereka berdua mencari Rosa untuk mengembalikan Intan. Tapi, yang terjadi, Rosa malah meninggalkan Intan untuk bekerja di Jakarta dan berjanji akan menjemput Intan dalam waktu seminggu.

Maka dimulailah cerita kehebohan dua orang dewasa dan satu anak kecil tinggal serumah. Lambat laun, mereka bertiga menjadi keluarga unik, saling menyesuaikan diri. Intan juga rajin menabung demi mencari ibunya yang menghilang. Chemistry ketiganya luar biasa lho termasuk pemeran Intan yang dimainkan apik oleh Myesa Lin dan Tissa Biani. Akting Ringgo Agus, Boris Bokir dan pemeran Intan semuanya keren. Oh iya, soundtrack film ini salah satunya ada lagu Tegar yang dinyanyikan kembali oleh Sita Nursanti dan Tisa Biani. 

Film Panggil Aku Ayah, Bukan Film Keluarga Biasa

Apa yang terjadi ketika Papa Intan yang sudah lama meninggalkan mantan istri dan anaknya mendadak kembali? Apakah Intan akan dibawa pergi oleh Papanya? Kita disuguhi adegan-adegan lucu ketiga tokohnya di sebuah rumah sederhana di Sukabumi awal tahun 2000an. Zaman di mana Rossa meluncurkan lagu Tegar yang booming di mana-mana. Film ini memikat banget kisahnya. Bikin ketawa ngakak dan juga nangis bombay. Melokal banget pula suasananya, hingga tak terasa film ini adalah adaptasi film asing. 

Film Panggil Aku Ayah, Bukan Film Keluarga Biasa

Suasana zaman dulunya dapat banget deh. Oh iya, karena setting film ini di Sukabumi maka dialognya pun sarat bahasa Sunda tapi jangan khawatir ada teksnya kok di layar, hehe. Film ini, seperti film Pawn, juga penuh tawa dan tangis. Jadi, sedia tisu ya sebelum menonton. Ternyata, filmnya adaptasinya sebagus ini!  Beneran, bukan film keluarga biasa. Jangan lupa nonton di bioskop mulai hari ini 07 Agustus ya, ramaikan film sebagus ini! 



Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

3 Comments

  1. Dari sederet film Indonesia yang adaptasi dari film Korea, menurutku yang versi Indonesianya lebih bagus dari versi aslinya itu film Bebas. Nah, kayaknya Panggil Aku Ayah ini juga akan masuk ke kategori itu walaupun aku belom nonton. Tapi sejauh ini ulasan dan tanggapan teman-teman terhadap film ini tuh positif sekali.

    Dan juga, karena aku udah nonton The Pawn, aku ngerasa filmnya ya bagus tapi nggak sampai spesial banget. Berhubung Ringgo udah terkenal banget aktingnya apalagi kalau memerankan bapak kayak gini, aku optimis ini filmnya sama bagusnya atau bahkan melebihi film aslinya. Semoga nanti bisa nonton segera di bioskop.

    ReplyDelete
  2. Aku pengen banget nonton film ini, tapi lihat trilernya dong, udah bikin mewek. Apalagi pas si ringgo tuh ngajarin anak ini. Feel bapaknya keluar lah ya. Hahaha... Kemarin baru aja sekolah anakku nobar film anak-anak juga. Dan salah satu wali murid nunjuk film Panggil Aku Ayah ini masuk wishlistnya. Film-film bertema keluarga ini sukses bikin perasaan campur aduk. :D

    ReplyDelete
  3. Ah, baru tadi aku liat posternya dan kepikiran mau ngajak anak-anak nonton ini mbak. Tapi pas lihat rate-nya kok 13+ ya, jadi cuma 1 anak aja deh yang bisa diajak nonton. Tapi kalau aman untuk anak di bawah itu, pengen sih ajak mereka nonton ini.
    Terus bener ya ternyata ini film adaptasi. Walau begitu, dengan eksekusi yang bagus, ya filmnya jadi bisa bagus dan menyentuh juga kayak gini.
    Tapi itu ibunya tega juga ya ninggalin anaknya sama debt collector, mana 2 laki-laki pula. Sama keluarga aja jaman sekarang udah agak agak trust issue, huahua. Untunglah mereka ternyata orang baik ya, tampangnya aja yang sangar (ya untuk mendukung profesinya sebagai debt collector itu sih). Duh beneran jadi penasaran sama cerita lengkapnya kan, ahaha.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post