Dear Temans,
Kalian masih suka tidak
membuka-buka album foto dan mengingat kenangan lama?
Zaman dulu kala, orang sering
mencetak foto dan menyimpannya di album foto khusus. Album foto ini akan dibuka
kembali dan menjadi bahan bercerita saat berkumpul bersama keluarga dan
teman-teman. Atau saat sedang sendirian dan tidak tahu mau melakukan apa.
Kenangan demi kenangan akan muncul begitu saja saat kita memandangi foto yang agak buram dimakan usia ini, satu-persatu.
“Eh, ingat tidak waktu kakek
membagikan balon pada kita saat di alun-alun?” celetuk adik.
“Yang pulangnya kamu ngompol di
celana?”
Kami terbahak.
Ya, Ingatan langsung flashback
pada suatu sore yang cerah di alun-alun Sukabumi.
Seorang kakek yang ganteng dan
bertubuh jangkung agak bungkuk menggandeng kelima cucunya bermain di alun-alun
yang ramai. Beliau mendatangi tukang balon, mengeluarkan dompetnya lalu kembali
pada kami sambil tersenyum dan membagikan balon gas warna-warni.
Ingat banget, saat itu ayahku memotret
kami dengan kamera punya kantor yang dibawanya. Senyuman lebar kakek yang kami
panggil Bapak dan tawa kami terekam abadi dalam potret kusam di album foto ini.
Rindu langsung menyengat kembali
akan sosok beliau yang telah lama tiada. Al Fatihah.
Baca Juga: Self Love
Memintal Kenangan Masa Silam
Saat adikku membuka lembaran
album berikutnya, ia langsung terbahak melihat fotoku.
“Haha, gadis remaja zaman old!
Swaag!” ledeknya.
Nggak sopan. Aku mendengus,
sebal.
Ya, fotoku dengan girl squad
masa SMA! Fotonya memang aib banget deh remaja zaman dulu kala. Aku pakai kaus
ketat, rok mini dari bahan jins dengan rambut keriting mekar tak terkendali,
haha.
Ingat banget deh, foto ini
diambil di kamarku, di rumah orang tuaku di Palembang.
Teman-teman sekelasku di kelas II-9
SMA main ke rumah. Saat itu, kami bikin pempek sendiri dong! Rajin banget kan.
Setelah kenyang makan pempek dengan gragas, foto bareng deh! Cekrek!
Sayangnya, saat ini kegiatan cetak foto tidak musim lagi ya. Kamera yang menggunakan rol film berganti menjadi kamera digital. Dengan kamera digital, kita bisa mengabadikan kenangan lebih banyak karena tidak terhalang isi rol fim, hehe.
Dengan kamera digital ini, maka
kita tak perlu lagi mencetak foto-foto yang kita jepret. Tapi, menaruhnya di
memori kamera, memori ponsel, memori laptop hingga flashdisk dan hard
disk khusus berkapasitas raksasa. Bahkan, sering kita unggah Google drive
di internet, atau memajangnya di berbagai akun media sosial seperti Instagram
dan Facebook. Mungkin, hanya sebagian kecil kita cetak dan pajang di dinding
ruang tamu, ya.
Tapi, namanya menyimpan foto di ponsel atau laptop, kadang kita lupa kalau punya foto kenangan. Untuk melihat-lihat kembali, kadang kita malas mencarinya saking banyaknya file yang kita miliki. Lebih fatal lagi jika kita sering berganti ponsel dan lupa mengambil memory cardnya. Foto kenangan bisa hilang. Begitu juga jika hard disk atau laptop kita rusak maka habislah foto kenangan yang tak bisa terulang lagi.
Baca Juga: Ngemil Bijak
Kenangan Indah Yang Berserakan
Soal menyimpan foto, aku termasuk
teledor. Foto masa kecil anak-anakku berserakan tak tahu rimbanya. Padahal,
foto mereka banyak banget dulu kami jepret. Namanya orang tua baru ya hobinya
memotret anak dari segala penjuru, hahaha.
Saat bongkar-bongkar file di laptop dan ponsel, akhirnya sering menemukan foto masa kecil mereka yang menggemaskan, hihi. Sayang banget kan kalau sampai hilang. Foto-foto ini akan jadi kenangan manis untuk mereka pandangi saat beranjak dewasa kelak.
Nah, suatu hari aku sedang mantengi
Instagram dan tertarik dengan foto yang lewat di feed IG-ku. Foto acara pesta
ulang tahun ke-17 seorang gadis ditemani papa dan mamanya. Lho, itu kan foto
sepupuku! Haha. Keren banget ya foto lamanya masih tersimpan rapi setelah
puluhan tahun. Bahkan, ia cetak dan abadikan dalam album foto bergaya majalah yang
lucu dan kekinian.
Mengumpulkan Kenangan Yang
Terserak
dengan ID PhotoBook
Penasaran dong aku dia pesan di
mana sih albumnya? Olala, ternyata album foto ini ia pesan di ID PhotoBook yang
beralamat di Bantul, Yogyakarta. Wah, jauh banget pesannya. Sepupuku kan
tinggal di Makassar?
Ya, ternyata ia memesan album
foto ini secara daring. Aku pun tertarik dong ingin pesan juga. Akhirnya, aku chat
dengan admin ID PhotoBook di Instagram. Mereka mengarahkan aku untuk
mengunduh aplikasi ID PhotoBook di Google Play Store.
Ada beberapa seri album foto yang
bisa kalian pilih sesuai selera, lho.
Misalnya, album ala majalah ada
yang namanya Quinn Series berisi 50 foto albumnya setebal 24 halaman harganya
Rp125.000 diskon menjadi Rp99.000. Terus, ada Bella Series 40 foto setebal 24
halaman seharga Rp180.000. Terjangkau harganya, kan?
Langsung saja aku instal aplikasinya dan sign in dengan dataku. Untuk memesan album foto, kita harus mengunggah foto sebanyak jumlah foto album pilihan kita. Setelah memilih-milih dan menimbang, akhirnya aku memutuskan memesan album foto Laura Series. Isinya 100 foto dengan ketebalan 48 halaman. Harganya pun terjangkau Rp358.000 dan didiskon menjadi Rp235.000.
Sekarang waktunya untuk mengunggah 100 foto. Ingat, fotonya harus jernih dan punya resolusi minimal 500kb. Jika kurang dari itu, maka tidak bisa diproses. Jika diproses, hasilnya pun akan buram. Sayang, kan?
Hal ini sempat jadi kendala buatku karena kebanyakan fotoku tersimpan di memori ponsel. Juga merupakan foto kiriman dari suami, orang tua dan saudaraku via Watsapp Grup. Jadi, resolusinya kecil, hiks! Bagaimana caraku mensiasatinya? Ya, aku meng-screenshoot foto dari grup WA sehingga resolusinya kembali besar, hihihi. Alhamdulillah, akhirnya foto-fotoku disetujui dan siap diproses. Lega! Aku langsung mentransfer biayanya.
Seminggu kemudian, tak
disangka-sangka, paketku tiba di rumah! Huaaa!
Tak sabar kami membuka paketnya. Sebuah album foto yang cantik, bersampul keras alias hard cover dan full colour setebal 48 halaman. Nggak disangka, hasilnya keren banget. Kalaupun ada kekurangannya,ada satu foto yang dobel dicetak. Huhu.
Tips dariku, jika ingin
foto-foto kalian berurutan secara kronologis, sebaiknya sebelum foto kalian
unggah jangan lupa mengganti judul fotonya dengan angka, sehingga memudahkan
pihak ID PhotoBook menyusun albumnya dengan runtut. Ah, happy banget deh
akhirnya bisa punya album foto yang cantik untuk dinikmati bareng keluarga.
Terima kasih, ID PhotoBook!
Aku tuh kepikiran untuk mengumpulkan foto-foto anakku dari dia bayi hingga sekarang ini, biar dia bisa lihat-lihat juga. Jadi gak perlu buka-buka laptop atau handphone kalau mau lihat foto-foto dia masih kecil.
ReplyDeleteFile foto saya juga sudah terlalu banyak Mbak. Selama nikah aja udah numpuk file 10 tahun. Sebagian dah ilang dan berasa nyesek banget. Kayaknya sudah saatnya dikirim ke ID Photobook nih biar aman dalam bentuk cetak.
ReplyDeleteYang ukuran besar bagus ya Mbak Dew ... puas memandangi fotonya.
ReplyDeleteOya, tinggal di Palembang setelah dari Makassar ya berarti?
Wah iya benerrr, kenangan yg indah ini seyogyanya dicetak ya mbaaa
ReplyDeleteBener2 priceless moment.
Photobook id service-nya mumpuni sekaliii
Aku sudah punya 3 album foto ID Photobook dong :) Foto2 suamiku pas dia dinas selama di Eropa, udah lama sekitar 3 tahun lalau. Aku juga udah bayar pemesanan terbaru yg 247K itu promo, mbak Dew, tinggal milih dan kirim aja fotonya hehe puas banget dengan produk ini. Ada yg 100K foto jumbo, mau juga sih cuma belum sempet2 milihin fotonya di laptop buanyaak hahaha :)
ReplyDeleteKarena kebanyakan nyimpen foto di bentuk digital, ngerasanya udah cukup sekarang...Padahal, kalau dicetak dan dilihat-lihat juga bisa menyenangkan ya...Jadi pengen bikin photobook liburan atau tentang anak deh
ReplyDeleteSejak dulu, saya selalu menyukai foto album. Makanya suka berusaha mencetak foto. Saya udah punya 3 album yang dicetak di Photook ID. Saya suka semuanya
ReplyDeleteAku mau cek ID PhotoBook kok belum jadi-jadi. Seru rasanya kalau punya album kaya gitu. Foto-foto zaman bahula udah gak ada sih. Kan lumayan buat kenangan
ReplyDeleteudah lama banget aku gak pernah cetak foto mbak, lewat photobook boleh juga nih untuk mengumpulkan kenangan yang kadang lupa naruhnya di mana :-D
ReplyDeleteAku pakai juga nih, dan sukanya lagi itu karena mereka bisa highlight mana momen2 manis yg mau di perbesar view nya. Keren ya pengaturan albumnya
ReplyDeleteBener banget, setelah aku pikir-pikir ternyata mencetak foto itu penting juga ya. Apalagi buat yang suka lupa nyimpen file softcopynya dimana hahaha.
ReplyDeleteYa ampuun foto Alde masih bayi itu mengingatkan dulu saat acara baksos. Beneran ya mbak kalo foto mampu mengumpulkan kenangan yang terkubur sekian lama. Dan aku nyesek banget karena foto jaman anak-anak bayi sampai usia belasan banyak yang terserak entah kemana
ReplyDeleteOMG! Cantiiiik banget ya setelah diunggah ke ID photobook!
ReplyDeleteIni bisa kita tambahin aksesoris juga nggak sih? Eh maksudnya kita minta tambahkan sticker keinginan kita juga gitu?
Udah pernah cetak juga di ID Photobook, hasilnya juga cukup bagus kyk majalah2 gtu. Kapan2 mau cetak lagi ah, mau kumpulin foto2 yang satu tema dulu biar enak dilihatnya hehe. Buat kadoan utk kakek nenek dengan poto cucu2nya jg keknya oke yaaa
ReplyDeleteSeru ya mbak liat foto-foto lama... Saya juga pengen nyetak foto lagi idphotobook, tapi pr banget ngumpulinnya...
ReplyDeleteSaya juga punya album foto dari Photobook, hasilnya memang bagus dan memuaskan.
ReplyDeleteWah seru juga ya bikin seperti ini..
ReplyDeleteBisa buat kumpulin portofolio anak juga ya
Aku dong mbak, kemarin pas nikahan dapat album gede dan berat banget. Nyimpennya jadi susah dan kalau mau buka buka kok kurang nyaman. Akhirnya aku cetak ulang album nikahan yang ala ala majalah juga di id.photobook. seneng banget hasilnya bagus
ReplyDeleteCantik banget ya album fotonya. Kayak majalah gitu. Jadi kepengen bikin juga deh. Dan iya ya, kita sekarang udah jarang cetak foto. Numpuk di memori hape atau laptop. Kadang lupa dan hilang. Kalo ada album begini, bisa dibuka kapan pun. :)
ReplyDeleteWiih.. Cantik2 deh fotonya. Iya nih aku ada pengalaman ngenes foto2 pada ilang. Mana ada beberapa foto si kecil pula. Harusnya bener2 dikelola gini ya
ReplyDeleteJadi pengen juga nih cetak foto jadi buku album foto gini di Photobook id. Soalnya sejak menggunakan kamera digital (bukan roll film), kayaknya tuh jarang banget mencetak foto. Penuh jadi file aja. Kalau ada album foto gini kan asyik, ada yang dilihat, tanpa harus menyalakan laptop/hp dulu setiap kali ingin melihat koleksi file foto.
ReplyDeleteBagus bangett hasilnya memuaskan yaa..
ReplyDeleteFoto yang tersusun bagai bercerita kembali indahnya kenangan masa lalu.
Aku juga kapan itu nyetak di photobook. Hasilnya lumayan rapi
ReplyDeleteIya mbak, Saya smpai sekarang masih suka buka buka album lama, anak anak yang kecil juga kan ga kenal sama Kakek nenek yaa karena ga ketemu. Sedih sih tapi dengan membuka album lama mereka tau bahwa mereka juga punya Kakek Dan nenek
ReplyDelete