Kecintaan pada bumi sudah terpatri di hati Amanda Katili Niode sejak dini. Kata bumi dan lingkungan sudah berseliweran dalam keseharian Amanda sejak balita. Itulah kesan yang saya tangkap dari buku Dalam Dekapan Zaman, Memoar Pegiat Harmoni Bumi.
Ayahnya John
Ario Katili, seorang dosen ITB, doktor Geologi yang cinta lingkungan,
menularkan kecintaan ini pada putrinya yang cerdas dan kritis, Amanda. J.A Katili adalah doktor pertama di ITB, doctor
in natural science, dan meraih gelarnya pada usia 31 tahun pada tahun 1960.
Puluhan tahun kemudian, Amanda mengikuti jejak ayahnya menuntut ilmu di kampus tersohor itu. Lalu, menjadi doktor di usia 31 tahun seperti ayahnya. Mengagumkan. Kalian bisa membaca jejak pendidikan Amanda di bab 03, Mengukir Landasan Pendidikan.
Like Father, Like Daughter
Inilah yang
terbetik di benakku saat membaca buku ini. Amanda begitu mengagumi sosok
ayahnya yang mengajarinya betapa krusialnya menjaga bumi untuk masa depan
generasi selanjutnya.
Buku setebal 420
halaman ini memang bukan buku yang bisa dibawa ke mana-mana dan dibaca untuk
pengisi waktu antrean di bank atau dokter gigi. Buku setebal bantal, begitu
anakku berseloroh ketika aku membaca buku bersampul biru dengan ilustrasi bak indah
cerita fantasi ini.
Baca Juga: KBA Sunter Jaya Go Green
Bukunya tebal
dan berisi pemikiran-pemikiran cemerlang seorang perempuan yang sudah banyak
makan asam garam kehidupan ini, Amanda Katili Niode, Ph.D. Bagaimana pergulatan
hidup Bu Amanda agar bisa bangkit kembali setelah terpuruk karena kehilangan
dua lelaki yang dicintainya, sang ayah dan putra pertamanya, Omar Niode.
Mengenal Bu
Amanda Lebih Dekat
Bagian awal
buku, di bab Tentang Penulis, pembaca diajak mengenal lebih dekat dengan
penulis memoar yang juga pegiat harmoni bumi. Bu Amanda menduduki banyak posisi
penting di pemerintahan berkaitan dengan penanganan masalah perubahan iklim dan
lingkungan hidup. Beliau juga menekuni bidang penelitian selama 15 tahun di
BPPT dan direktur perusahaan konsultan lingkungan selama 5 tahun.
Baca Juga: Tips Hidup Sederhana
Tak hanya aktif
di lembaga dalam negeri, beliau juga giat di beberapa organisasi internasional
diantaranya The Climate Reality Project Indonesia, bagian dari organisasi
global yang didirikan Al Gore yang peduli masalah krisis iklim, dampak dan
solusinya. Kini, Bu Amanda menjabat sebagai direktur The Climate Reality
Project Indonesia.
Mulai Mempraktikkan
Outdoor Intelligence
Bab 1 menarik
untuk saya. Ada sub bab Memahami Nilai Bumi. Bu Amanda menuliskan sebuah paragraf
yang membuatku merenung.
Kesehatan
bumi secara langsung mempengaruhi keberlanjutan dan kesejahteraan ekosistem
alam semesta dan kehidupan yang bergantung padanya.
Plak. Sebagai
manusia, kita bergantung sepenuhnya pada bumi dan alam. Lalu, mengapa kita
begitu serakah mengeksploitasi alam seolah tiada hari esok? Padahal, manusia
hanya memiliki hak pakai, hak pinjam pada bumi dan alam. Kita mengambil
seperlunya dari bumi dan alam untuk kita gunakan sehari-hari. Lalu, akan diteruskan
pada anak dan cucu kita. Begitu seterusnya.
Baca Juga: Gaya Hidup Minim Sampah
Ada bagian menarik di bab 01 Mengenal Bumi, Nilai, dan Nasibnya. Saya tertarik dengan tulisan Bu Amanda tentang Outdoor Intelligence yang diajarkan Fi Macmillan. Seorang petualang, coach pendiri Wild Leadership di Inggris. Ia mengajarkan bagaimana caranya untuk kesinambungan dengan alam dan bisa kita tiru agar lebih dekat dengan alam. Diantaranya adalah berdiri di luar ruangan selama 1 menit dan berjalan kaki selama 10 menit-1 jam di luar rumah. Hal ini menarik untuk kita ikuti agar senantiasa terkoneksi dengan alam.
Belajar dari
Para Pejuang Bumi
Bab 02,
Menggalang Memoir untuk Bumi berisi cerita perjalanan sebuah buku memoar para
pejuang lingkungan yang bergabung di The Climate Reality Project Indonesia
berjudul Menjalin Ikhtiar Merawat Bumi. Bab ini menarik karena Bu Amanda
menuturkan kisah inspiratif dibalik terbitnya buku setebal 536 halaman itu.
Baca Juga: Makanan Ramah Iklim Gorontalo
Kita bisa
membaca bagaimana pengalaman hidup para kontributor bergulat dengan masalah lingkungan
hidup. Bagaimana seorang penulis bercerita tentang sulitnya para nelayan
mencari ikan dan harus bertarung nyawa ke tengah lautan karena perubahan iklim.
Ternyata, tak
mudah mengumpulkan tulisan para kontributor ini. Akhirnya selesai dengan 93 tulisan.
Memoar unik ini saya harap bisa dibaca banyak kalangan dan mungkin tersedia di
aplikasi Ipusnas agar anak-anak muda bisa terinspirasi dan lebih peduli masalah
bumi dan lingkungan hidup ya.
Mengenal
Profesi Konsultan Lingkungan Hidup
Bab 04
Mengembangkan Profesi Harmoni Bumi, Bu Amanda menceritakan bagaimana awal mula
ia berkecimpung menjadi pegiat harmoni bumi. Seperti yang sudah diceritakan di
bagian awal buku, Bu Amanda sudah belasan tahun menjadi ASN di BPPT, menjadi
narasumber berbagai kegiatan lingkungan hidup.
Pengalamannya
bergiat masalah lingkungan hidup di pemerintahan membawanya menjadi seorang
konsultan lingkungan hidup yang akhirnya menjadi pegiat harmoni bumi. Konsultan
lingkungan hidup adalah profesional yang memberikan masukan pada klien tentang
hal-hal terkait lingkungan hidup dari proyek mereka.
Mulai Gaya
Hidup Berkelanjutan
Pada Bab 05,
Menuju Masa Depan Berkelanjutan, Bu Amanda menceritakan kesadaran para pemimpin
dunia pentingnya bumi yang sehat untuk kelangsungan hidup manusia di masa
depan. Pentingnya pembangunan berkelanjutan dituangkan dalam 17 SDgs. Sebagai
penulis buku anak, kami juga mulai menuliskan 17 tujuan ini dalam buku-buku
kami. Bagaimana mengenalkan tentang 17 SDgs ini pada pembaca cilik.
Baca Juga: Dengarkan Alam Bernyanyi
Pembangunan
berkelanjutan bukan lagi masalah pemerintah saja, tapi menjadi masalah seluruh
penduduk dunia. Kita sebagai warga dunia harus memiliki sustainability
mindset. Tak hanya ketakutan akan dampak perubahan iklim, tapi kita juga
berusaha mencari cara untuk mengatasinya.
Sudah saatnya
kita mengadopsi gaya hidup berkelanjutan yaitu memahami bagaimana pilihan gaya
hidup akan memengaruhi dunia sekitar kita dan menemukan cara bagi semua orang
untuk hidup lebih baik dan lebih ringan. Misalnya lebih banyak jalan kaki dan
bersepeda dibandingkan naik kendaraan bermotor.
Membawa
Perubahan Dengan Kata
Pada bab 07 yang
berjudul Membawa Perubahan dengan Kata, Bu Amanda menceritakan bagaimana
dahsyatnya kekuatan kata-kata untuk membawa perubahan. Komunikasi yang ia
lakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan krisis iklim ia lakukan di
berbagai platform seperti media massa, workshop, hingga media sosial
seperti Instagram dan Facebook. Jadi, tak hanya menulis tulisan ilmiah, tapi ia
juga belajar menulis artikel bergaya populer untuk media yang lebih umum.
Senang sekali ketika membuka halaman 221, ada artikel Bu Amanda berjudul Bumiku Kelak: Suara Generasi Baru. Bagaimana tidak? Anak sulung saya, Nailah Aieola Nabihah mengikuti kegiatan komunikasi lingkungan yang diceritakan Bu Amanda.
Bersama belasan
penulis muda, anak pertama saya mengikuti pelatihan menulis intensif bersama
Perkumpulan Penulis Indonesia Alinea tahun 2022 lalu. Alhamdulillah, dua
tulisan Nailah ikut diabadikan dalam buku Seribu Pohon Satu Bumi terbitan
Penerbit Alinea tahun 2023 lalu. Terima kasih Bu, sudah meningkatkan kesadaran
Nailah dkk tentang pentingnya mencintai Bumi.
Mencintai
Kuliner Lokal, Turut Menjaga Bumi
Nah bagian yang
juga menarik perhatian saya adalah Bab 10 Mengangkat Citra Kuliner Lokal. Saya
pertama kali tahu sepak-terjang Bu Amanda dari aktivitasnya mengenalkan kuliner
Gorontalo yang ramah iklim lewat Zoom tiga tahun lalu. Saat itu, Bu Amanda membahas
buku Memilih Makanan Ramah Iklim + 39 Resep Gorontalo yang diterbitkan Omar
Niode Foundation tahun 2021 lalu.
Makanan ramah
iklim, adalah makanan yang bersumber dari bahan lokal di sekitar kita, sehingga
kita tak hanya memberdayakan petani dan nelayan lokal tapi juga mengurangi
jejak karbon yang timbul akibat proses produksi dan distribusi bahan pangan
tersebut.
Saya suka sekali
ide beliau mengampanyekan gemar makan makanan khas daerah masing-masing
sehingga makanan khas daerah takkan punah, petani dan nelayan serta pedagang di
pasar lebih berdaya dan meningkatkan perekonomian darah, sekaligus kita menjaga
lingkungan alam kita. Daripada mengimpor bahan makanan dan merusak lingkungan?
Kesan Saya
Tentang Buku Ini
Buku tebal ini
ternyata begitu menarik untuk dibaca. Di akhir tiap bab, ada lampiran artikel
atau esai tulisan Bu Amanda yang bisa menambah wawasan kita tentang lingkungan.
Seperti di bab 10 ada lampiran artikel berjudul Binthe Biluhuta Gorontalo yang
menambah wawasan saya tentang kuliner Gorontalo yang unik.
Ya, Kita
mendapatkan banyak sekali wawasan dan pengetahuan baru dari buku karya Amanda
Katili yang cerdas dan membumi. Buku ini bagus dibaca segala kalangan yang
ingin mempelajari bagaimana gaya hidup berkelanjutan itu. Bahwa menjaga
lingkungan tak hanya sekadar buang sampah pada tempatnya tapi juga bagaimana
menjalankan gaya hidup berkelanjutan yang serasi dengan alam.
Ingin membaca
buku ini? Hubungi Penerbit Diomedia di WA 0856-4376-2005. Harga buku Rp.
145.000,- belum termasuk ongkos kirim bukunya ya.
Judul Buku:
Dalam Dekapan Zaman: Memoar Pegiat Harmoni Bumi
Penulis:
Amanda Katili Niode, Ph.D
Penerbit: CV.
Diomedia, Solo.
Cetakan: Pertama,
Oktober 2024.
Jumlah
Halaman: 420 Halaman.
Harga:
Rp145.000,-
covernya bagus sekali, jadi tertarik pengen baca juga :D
ReplyDeleteYa Allah usia 31 tahun sdh mencapai gelar Doktor, like father like daughter MasyaAllah :) keren sekali ya mba dan kini karya dekapan zaman dngan 400 halaman sukses membuat penasaran nih jadi pengen baca juga bukunya
ReplyDeleteKayaknya kesadaran dari kita tuk menjaga alam yang masih kurang ya kak. Tau akibat dari perbuatan merusak alam, tapi bertingkah seolah olah tak terjadi apa apa. Yuk, terus kita ingatkan anak2 kita untuk mencintai alam, di mulai dari hal terkecil dulu. Jadi pnasaran ama buku y.
ReplyDeleteSaya langsung searching, Mba siapa Amanda Katili ini. Cerdas banget ya orangnya. Saya pikir seusia kita, ternyata dah lansia ya. Tapi tetep keliatan cantiknya. Kecerdasannya terlihat dari cara beliau peduli sama lingkungan. Kecintaan sama alam tuh emang dipupuk bukan pas sudah besar ya, Mba dari kecil seperti ibu Amanda yang dipupuk kecintaannya sama Ayah beliau.
ReplyDeleteTakjub sekaligus kagum terhadap kiprah dan segala rekam jejak ibu Amanda dalam mencintai bumi. Hadirnya buku Dalam Dekapan Zaman sangat menghangatkan hati, serasa diajak untuk memberikan kontribusi nyata dalam menjaga dan mencintai bumi 🥰.
ReplyDeleteBahasa ibu Amanda, sangat mudah dipahami buku tebal rasanya tidak jadi beban. Enjoy memabaca, aku kelar baca buku ini sekitar 9 harian mba mungkin karena sambil sering wara-wiri juga. Semoga buku ini semakin banyak diminati sama berbagai kalangan sehingga setiap individu yang membaca bisa memperoleh wawasan, serta terketu hatinya untuk melakukan aksi nyata secara konsisten buat menjaga bumi tercinta.
Buku yang inspiratif banget ya mbak, memang benar sih kalau kita menyayangi alam maka alam pun akan baik pada kita. Bersama kita pasti bisa jaga alam, yuk bisa yuk
ReplyDeleteBuku yang menarik dan banyak pelajaran yang didapat tentang bagaimana menjaga bumi dan kehidupan berkelanjutan. Baca ulasan mbak Dedew jadi pengin segera beli dan baca buku ini.
ReplyDeleteSuka geram ya kalau melihat keserakahan manusia terhadap bumi. Padahal bumi adalah tempat tinggal manusia satu-satunya. Mau ke mana coba kalau bumi udah sakit? Ini bukunya menarik banegt, lho.
ReplyDeleteBukunya terlihat menarik sekali sih, walo tebal sampai 400 halaman tapi kalau ceritanya mengalir pastinya kita bakalan betah membacanya sampai tamat yaah
ReplyDeleteJadi penasaran bener sama bukunya. Tebal memang, tapi justru jadinya memang komprehensif ya, melihat pelestarian dari berbagai sisi. Apalagi banyak ilustrasinya juga, nggak bakalan bosan dibacanya.
ReplyDeleteSaya tau bu Manda Katili ini waktu ikut cmpaign beliau beberapa tahun yang lalu. Baru tau, kecintaannya pada bumi ternyata diturunkan dari ayah beliau ya. Salah satu yang menarik dari beliau itu suka makanan khas tradisional, sering bikin lomba juga
ReplyDeleteBu Amanda Katili Niode memang tak pernah lelah dalam mengedukasi, meneladankan , mensosialisasikan oentingnya menjalankan gaya hidup berkelanjutan yang serasi dengan alam. Buku yang lengkap dan inspiratif seirang pegiat harmoni bumi
ReplyDeleteBuku Dalam Dekapan Zaman ini pasti ditulis dan dicurahkan dengan penuh perasaan. Buktinya buku ini sampai 420 halaman. Pasti banyak banget yang ingin disampaikan Bu Amanda dalam menulis buku ini. Saya juga suka banget sama cover bukunya, cantik banget. Jadi penasaran baca keseluruhan isinya
ReplyDeleteNai yang ikut pelatihan nulis itu ternyata bersama Ibu Amanda ya, keren banget sampai dua tulisan yang dimasukkan dalam bukunya.
ReplyDeleteBaca buku Dalam Dekapan Zaman serasa mendapat asupan wawasan yang bergizi ya mbak. Banyak banget inspirasi yang baru saya ketahui, terutama tentang penulisan memoar yang bisa membuat kita menjadi lebih mengenal diri sendiri
Ternyata dahsyatnya kata-kata bisa menimbulkan perubahan besar dalam mencintai bumi. Salut sama para kontributor buku Dalam Dekapan Zaman yang bergelut di pelestarian lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan. Aku pernah tuh join di buku Ibu Amanda tema makanan Gorontalo waktu itu datang ke event-nya. Senang ya buku ini sangat menginspirasi kita semua.
ReplyDeleteAmanda Katili, beberapa kali saya membaca nama ini dalam berbagai kesempatan. Ternyata ada buku memoar Beliau. Jadi pengen baca juga. Setelah 400 an halaman, pastinya Beliau menuliskan secara detail setiap topik yang ada di buku ini
ReplyDeleteSuka bagian covernya karena warna kesukaan daku hehe.
ReplyDeleteBuu yang menginspirasi untuk dimiliki dan sekaligus sebagai reminder diri juga ya agar semangat melestarikan bumi
Sukaa..
ReplyDeleteBUkunya cerah dan dalamnya pun berwarna.
Pengalaman beliau yang dibagikan melalui tulisan di Buku Dalam Dekapan Zaman Karya Amanda Katili Niode, Ph.D menyadarkan kita semua untuk sayang terhadap lingkungan sekecil apapun langkah tersebut, sehingga akan memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan.
Bu amanda beneran membuktikan nyata dengan usaha dan perbuatan nya falam mencintai bumi. 5 dekade beliau memberikan kontribusi untuk mencintai bumi. Data dan fakta yang dikumpulkan sungguh lengkap. Makin membuka mata kita sih untuk bergerak dan berbuat nyata
ReplyDeleteSaya setuju banget dengan kalimat ini "Memulai Gaya Hidup Berkelanjutan" karena pada kenyataannya teori tidak mungkin berarti tanpa rangkaian tindakan nyata. Itu yang sesungguhnya sangat dibutuhkan oleh bumi.
ReplyDeleteSetuju Bu Annie, harus disertai tindakan nyata dari kitanya. Dan tentunya kudu berkelanjutan ya. Jadi jangan satu hari aja, terus selanjutnya udahan huhu
DeleteMencintai bumi bisa dilakukan dengan banyak cara ya mbak
ReplyDeleteSelain aksi nyata gaya hidup ramah lingkungan, bisa juga dengan membaca buku yang penuh kisah inspiratif seperti ini ya mbak
ibu amanda keren sekali, cover bukunya manis dan membuatku ingin membaca setiap bab dalam momoir itu
ReplyDeleteSalut sama ibu Amanda yang mampu menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang untuk mulai memperhatikan bagaimana menjaga lingkungan. Setuju banget, hal2 harian yang kita lakukan bisa menjadi gerakan untuk menjaga bumi ini. Mulai dari jangan buang2 makanan, membeli produk2 dalam negeri, hemat penggunaan listrik. Jika kita memulainya sekarang, semoga diikuti juga oleh generasi berikutnya ya demi masa depan yang lebih baik
ReplyDeleteAku JD tahu Omar niode yg menjadi nama yayasan ternyata nama anak beliau yg berpulang ya mba .
ReplyDeleteAku yakin juga pasti daging banget isi buku ini. mengingat buku2 Bu Amanda lainnya, atau buku2 yg pernah beliau prakarsai semuanya bagus dan menarik.
Bicara perubahan iklim, lalu serakahnya manusia terhadap kekayaan alam sendiri, aku pun jadi tersadar, mau kayak apa nasib bumi kita nanti 😔. Semua dikeruk habis2an. Sampah aja seenaknya dibuang di sungai dll. Giliran banjir, baru nangis. Itu juga ga sadar, masih nyalahin pemerintah.
Langkah kecil yg aku bisa lakuin, palingan membiasakan anak2 utk buang sampah yg benar, dan selalu habiskan makanan. Paling benci kalo makan sampe nyisa. Selain sampah makann itu merusak iklim, tp hrsnya kita juga inget banyak orang ga mampu yg msh kelaparan di luar sana. :(
Ajaran yang diberikan oleh Fi Macmillan itu simple banget ya Mbak Dew, tapi banyak gak dilakukan orang termasuk aku sendiri. Padahal gak susah untuk "menyatu" dengan alam, bertelanjang kaki, merasakan nikmatnya bersentuhan langsung dengan rumput, tanah dan menghirup udara segar. Aku belakangan sering lari, tapi masih pakai alas kaki. kayaknya bagus pas selesai/istirahat bisa lepas alas kaki dan bila perlu baringan di rerumputan, selama gak habis hujan sih hwhw.
ReplyDeleteSalut dan angkat topi dengan Ibu Amanda, semoga gerakannya terus berlanjut dan meluas. Aku juga jadi termotivasi walaupun baru melakukan hal-hal kecil.
bagus banget mbak isi bukunya.
ReplyDeleteisinya menarik untuk semua kalangan.
Bener banget sih kita harus banyak-banyak peduli dengan lingkungan bumi kita, karena kalau bukan kita siapa lagi ya yang akan menjaganya.
cukup tebal juga bukunya ya mba. tapi cocok buat bacaan supaya cinta bumi di tengah pemanasan global
ReplyDeleteHuaaaaa doktor di usia 31? Berarti habis S1 langsung S2 dan S3? Keren banget Bu Amanda.
ReplyDeleteIlmu yg didapat dari kampus diterapkan yaa dan dibikin campaign untuk cinta bumi.
Aku suka judul bukunya, romantis.
Banyak cara sih ya untuk bisa lebih mencintai dan menjaga lingkungan. Ga mesti ribet beli ini itu, cukup dengan naik transportasi umum aja sebenernya udah ngurangin polusi. Apalagi ,sekarang angkutan umum juga perlahan mulai bergeser ke kendaraan listrik. Jadi makin hijau pula.
ReplyDeleteRasa cinta lingkungan ini haruslah disebarkan pada bibit-bibit muda kita. Seperti semangat ibu Amanda
Mengenal bumi dan lingkungan sudah sejak balita rasanya memang bu Amanda sudah dipilih oleh waktu untuk membawa hal-hal baik pada kehidupan.
ReplyDeleteBumi adalah poros kehidupan dan beliau begitu jelas mengasihinya lewat bukunya, semoga banyak insan bisa membaca buku beliau sehingga kasihnya pada Bumi semakin meluas.
Terwajib baca buku ini supaya kita ngga serampangan dalam bertindak ya.
ReplyDeleteapalaagi klo yg berefek pd alam semesta.
masyarakat urban tuh entah kenapa kok hobi bangettt boros dan buang2 pangan.
klo dine in, kliatan bgt makanan ga abis yg pada bercokol di piring😴 aku yg lihat doang, sbnrnya pengin bungkus, kan bs aku kasihkan ke kucing di rumah
Boleh nih masuk list rekomendasi wajib baca. Apalagi melihat kondisi alam kita saat ini yang lumayan rusak, cuaca semakin tak menentu butuh banget asupan2 positif tentang sustainable life, sustainable environment dan kisah inspiratif seperti yang dilalui dan dibagikan oleh Kak Amanda dalam bukunya.
ReplyDeletePesan utama buku ini sangat kuat: kita harus menjaga bumi sebagai rumah kita bersama. Amanda berhasil menyajikan informasi yang kompleks tentang isu lingkungan dengan gaya bahasa yang mudah dipahami.
ReplyDeletemembuat karya dari hal-hal yang disukai, seperti cinta lingkungan. Dengan buku ini memberikan wawasan baru bagi pembaca akan pentingnya menjaga lingkungan, apalagi perubahan iklim sekarang ini makin sering terjadi dan menjadi perhatian serius juga dari masyarakat dan pecinta lingkungan
ReplyDeleteaku sendiri berusaha memulai gerakan cinta lingkungan dari sekitarku dulu atau lingkunganku, dan membiasakan go green
Mbaaak, lempar sini dong bukunya
ReplyDeleteMau baca juga nih tapi budget low banget haha
Penasaran mau baca karena menurut semua review yang ada sangat menarik dan ilustrasi juga bikin baca menyenangkan
Hmm... ayo mbak Dew, lempar yak hehe
Penasaran dengan bukunya niy mba Dew, apalagi penulisnya seorang Ph.D. paastinya juga pola pikirnya akan berbeda juga pasti ada sisi noveltinya mungkin ya, apalagi berkaitan dengan lingkungan atau bumi gitu ya
ReplyDeleteSejujurnya bukan tipe pembaca buku tebal, tapi kalau materinya "bergizi" gini apalagi ya memang relate sama kehidupan sekitar kita, ya why not?? Pengen banget bisa ikutan baca bukunya
ReplyDeleteTulisan Ibu Amanda serasa mengajarkan kita untuk terus selalu terkoneksi dengan alam. Agar rasa kecintaan dan kepemilikan inilah yang perlahan membuka hati kita untuk menjaga bumi agar tidak terkontaminasi sampah anorganik atau apa-apa yang kita lakukan sehari-hari seperti memilih produk lokal, menjadi bagian dari lifestyle masyarakat secara alami.
ReplyDeleteDuh, bukunya bermanfaat banget yaa. Makin menyadarkan pembacanya untuk lebih peduli kepada lingkungan karena dampaknya sangat mempengaruhi kehidupan kita sendiri juga.
ReplyDeleteBaca secuplik kisah hidupnya Bu Amanda dari tulisan Mba Dewi bikin aku kagum sama beliau. Bu Amanda panutan banget, ya. Concern di pendidikan sampai S3 di usia yang masih muda. Kecintaannya sama bumi juga kelihatan banget sama apa yang dilakukan Bu Amanda. Inspiratif sekali... :)
ReplyDeleteSeperti pepatah "Alam tidak hanya menyediakan keindahan, tetapi juga kedamaian." Seneng udah banyak lagi yang aktif dengan gerakan back to nature mbak dedew
ReplyDeleteBuku yang menarik nih. Bu Amanda bisa banget menjabarkan campaign cinta bumi dengan cara-cara sederhana setiap harinya.
ReplyDeleteKalau melihat penulisnya, Ibu Amanda, pastinya bukunya jadi deep meaning banget yaa..
ReplyDeleteNgobrolin isu-isu lingkungan bersama ahlinya, pasti berdasarkan data dan fakta sehingga pembaca mendapatkan pengalaman sekaligus bisa menerapkan satu per-satu hal sederhana yang bisa di ATM.