Syahdunya Makan Saoto Bathok Mbah Katro di Kalasan Yogya

Dear Temans,


Kali ini mau cerita tentang segarnya makan saoto bathok Mbah Katro di Kalasan Yogyakarta.
Sepulang piknik di Candi Sambisari di Desa Kalasan, rombongan Sekolah Kucica mampir makan siang di sebuah warung kecil berdinding bambu dan bergaya lesehan di tepi sawah. 

saoto bathok mbah katro kalasan
saoto bathok buka setiap hari pukul 6 pagi
Nama warungnya adalah Saoto Bathok Mbah Katro.
Walau hanya sebuah warung kecil, tapi ramai dikunjungi orang lho. 
Letaknya tak jauh dari Candi Sambisari, Kalasan. Hanya sekitar 50 M saja. Kita cukup berjalan kaki atau naik motor menyusuri jalan kecil di tepi persawahan, maka kita sudah sampai di TKP. Warung ini buka setiap hari mulai jam 06.00 pagi.

saoto bathok mbah katro kalasan
ibu pemilik warung sigap menyiapkan pesanan
Walau lelah, dakuw tidak menyia-nyiakan kesempatan lho. 
Langsung deh jepret sana-sini untuk ditulis di blog hihihi. Nggak mau rugi. Apalagi warungnya unik dan menarik. 

Eh, rombongan yang sudah kelelahan, muka merah dan berkeringat ini ternyata teteup banci foto. Minta difoto ramai-ramai. Lah, seabrek gini gimana bisa muat satu layar androidku? Untunglah, androidku dilengkapi lensa super lebar. Jadi bisa muat deh!

saoto bathok mbah katro kalasan
habis capek jalan-jalan di candi sambisari langsung nyoto di mbah katro
Saoto adalah penyebutan soto di daerah Solo. 
Dan yang membedakan saoto Solo dengan soto di daerah lain, saoto tidak pakai kubis. Semangkok saoto bathok Mbah Katro harganya Rp.5.000 bo. Dan disajikan dengan unik, tidak di mangkuk kaca, tetapi di sebuah batok kelapa yang menjadi mangkoknya. Unik!

saoto bathok mbah katro kalasan
pesanan yang seabrek
Porsinya ya tentu saja sedikit ya hehe jadi banyak yang minta tambah lagi.
Saoto Mbah Katrok isinya daging sapi lho. Dan lauk pendampingnya hanya tempe goreng. Tak ada cemilan lain seperti usus atau telur puyuh.

saoto bathok mbah katro kalasan
menuju gubuk lesehan yang paling gede
Rombongan mengambil tempat di gubuk yang paling besar, yang muat puluhan orang. Pramusajinya lalu-lalang membawa nampan berisi saoto. Juga es teh manis dan es jeruk. Yang ingin shalat, disediakan gubuk khusus untuk shalat. Karena tempatnya kecil, harus antre.

saoto bathok mbah katro kalasan
awas pelan-pelan nai panaas
Rasa saotonya tidak terlalu nendang. Tapi, segar sekali rasanya.
Sehabis berlelah-lelah berkeliling dan berpanas ria di Candi Sambisari, lalu disuguhi saoto dan es teh manis, rasanya surga di muka bumi! Hehe. Maka nikmat Allah yang mana yang kau dustakan?

saoto bathok mbah katro kalasan
alde menikmati semangkok saoto dengan pilus hihihi
Kita menikmatinya sambil memandangi pemandangan sawah dan area candi dari kejauhan. 
Angin sepoi-sepoi menciumi wajah kita. Suara anak-anak yang tak kenal lelah membahana, mereka masih mampu berlarian mengelilingi warung, padahal orangtuanya sudah tepar kecapekan hihihi.

saoto bathok mbah katro kalasan
sapi kak Nai juga sedang makan siang
Dari kejauhan, kendaraan kami yaitu gerobak sapi sudah menanti. 
Sapi-sapi raksasa itu sedang merumput di terik matahari. Feels so amazing. Rasanya kami ndeso sekali tapi happy. Perjalanannya sudah lama berlalu, tapi kesannya masih membekas hingga saat ini. Semoga menjadi kenangan terindah untukmu Nak, jika dewasa kelak...







Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

9 Comments

  1. lesehan sambil makan soto maknyuss ya :D

    ReplyDelete
  2. Sensasinya pasti beda ya makan di batok kelapa, kalo di Malang adanya mie kuah batok.

    ReplyDelete
  3. duuuh jadi inget waktu kelaperan saat traveling kemaren trus nyobain makan miso yang ternyata rasanya failed

    ReplyDelete
  4. Tempat dan alat makannya unik ya Mak.. :)

    ReplyDelete
  5. Murah juga yah harganya cuma 5 ribu semangkok, kalau abis jalan-jalan cape emang makan yg seger2 berasa mantapp banget yah mbak..
    Itu foto yang ada sapi2nya, cakeppp banget

    ReplyDelete
  6. kalo bareng2 gini jadi nikmat makannya ya mbak,namanya unik,baru denger...saoto hehe

    ReplyDelete
  7. Aku pernah tinggal di Jogja, tapi gapernah kesana :(

    Tar coba mampir ah kalo mampir Jogja lagi :D

    ReplyDelete
Previous Post Next Post