Kajian Hijabers: Hypnoparenting, Menjadi Orang Tua Yang Dirindukan Surga :)

Dear Temans,

Alhamdulillah, hari ini (17/12) bisa ikutan acara Hypnoparenting di Ungaran bersama Ustad Usep Badruzzaman aka Kang Usep, trainer Manajemen Fitrah Institute dan Direktur PT. Trustco.

Temanya Orang Tua yang Dirindukan Surga. Sejak Ketua Hijaber USA Mbak Astri mencolekku di BBM, dakuw antusias mengajak Mama-mama teman sekolah Nai.



Acara kajian kali ini sangat spesial karena diadakan untuk memperingati 1 tahun Hijaber USA aka Ungaran-Salatiga-Ambarawa. Nggak terasa, sudah setahun deh komunitas yang terdiri para muslimah yang aktif dan kece, hehe.

Berenam, kami emak-emak Isriati Ungaran nongkrong cantik di Mesjid IPHI Ungaran. Lengkap dengan buntutnya hihi. Kang Usep jadi yang terganteng di acara ini karena yang lainnya emak-emak kiyut, hehe. Dakuw sharing materi Kang Usep disini yaa, semoga bermanfaat :)

Ais, Nailah, Alma dan Ocha

Orang besar tidak dilahirkan. Orang besar lahir dari didikan, tempaan orangtuanya juga diliputi kasih-sayang.

Ketika kita bicara tentang anak hebat. Maka hal itu tidak lepas dari peranan orangtuanya. 
Contohnya Thomas Alva Edison. Ia tidak akan berhasil menemukan bola lampu jika tidak ada campur-tangan orangtuanya.

Begitu juga Gol A Gong. Ketika lengannya diamputasi, Ayah & Ibunyalah yang menguatkan beliau agar tidak putus asa. Sang Ayah malah mengajarinya main badminton walau hanya dengan tangan satu. Dan Gol A Gong menjadi juara badminton. 

Ya, setiap anak terlahir cerdas. Ayo Ayah, Bunda, temukan apa kecerdasan anak kita.
Setiap anak itu unik. Pasti punya kelebihan. Hindari membanding-bandingkan.



Ya, kita yang menentukan anak akan menjadi orang besar atau tidak. Karena itu, jika Ibu dan Ayah marah, anak jangan dikutuk. Jangan dikatakan nakal, pemalas. Kata orang bijak, doa Ibu pada anaknya seperti doa Nabi. Tak ada penghalang diantaranya.Tak ada sekat. Inshaa Allah akan dikabulkan.

Jadi, ketika Ibu marah. Jangan mengutuk anak. Naudzubillah. Boleh marah. Tetap doakan anak yang bagus-bagus.

Duh, nih anak nggak mau bikin PR! Ibu doakan kamu jadi Imam Masjidil Haram!
Hilangkan kata-kata negatif untuk anak: pemalas, nakal, menyebalkan, bodoh.
Doa tidak hanya diucapkan. Tetapi dirasakan.

Setiap melihat anak, jangan berpikir, duh, anakku nanti kalau besar jadi apa? Kasihan nasibnya.
Tapi, pandangilah mereka dengan keyakinan dan kasih-sayang. Anakku Inshaa Allah jadi orang besar, orang saleh, pemimpin. Ulangi terus.

Setiap malam, saat anak berada dalam kondisi antara baru tidur, sebelum tidur nyenyak. Peluklah ia. Keloni. Bisikkan doa-doa harapan orangtua saat mereka terlelap. 

Seperti apa orangtua yang dirindukan surga? Berikut ini uraiannya :)

1.  Tipe Bersyukur.

Allah berkata, bersyukurlah. Maka akan kutambahkan nikmatku.

Jangan-jangan saat anak sulit diatur, penyebabnya karena kita sebagai orang tua kurang bersyukur.
Pribadi yang selalu dirindukan surga adalah orang yang mensyukuri nikmat yang ada padanya, sekecil apapun itu.

Seperti cerita seorang pemuda yang marah-marah karena sepatunya hilang saat shalat Jumat. ia merutuk karena sepatu itu baru dibelinya.

Ketika ia marah-marah, ia melihat seorang jamaah shalat Jumat hanya punya satu kaki. Mendadak ia merasa malu karena ia hanya kehilangan sepatu tapi kemarahannya begitu dahsyat. Sedangkan ada orang yang tidak punya kaki. Begitu bersyukur nampaknya. Selalu ada alasan untuk bersyukur, bagaimanapun keadaan anak kita. Alhamdulillah, Allah menitipkannya pada kita.

Jika melihat anak lain yang juara kelas, pintar matematika dan sains. Janganlah kecil hati. Jangan membandingkan. Coba gali potensi anak kita. Ia tentu saja memiliki kecerdasan. Tinggal kita cari kecerdasan di bidang apa. Mungkin ia jago menulis, menggambar atau bagus dalam hubungan dengan kawan. Kembangkan. Jadi pendukung utamanya. 

2. Siap Menerima Sesuatu Yang Cocok atau Tidak

Dalam hidup, akan selalu ada keadaan dimana kita merasa tidak nyaman dengan suatu hal.
Ketika kita capek sekali eh, anak rewel. Kita jadikan anak sasaran pelampiasan kita.
Seolah itu adalah salah anak-anak kita.

Kang Usep pernah memberi terapi pada seorang remaja kena narkoba. Ditanya alasan kenapa si anak sampai terjerumus narkoba?
Kata si remaja, ia bosan dibandingkan dengan anak-anak teman Papa Mamanya. Ia kesal dibandingkan, dimarahi.

Doktor Masaru Emoto dari Jepang melakukan penelitian terhadap air. Ada dua gelas air, air di dalam gelas pertama, dikata-katai, dimaki olehnya. Sedangkan air dalam gelas kedua, diberi pujian dan diajak bicara dengan lembut. Setelah itu, kedua gelas didinginkan hingga beku. Setwlah beku, kedua gelas tadi diteliti airnya dibawah mikroskop. Hasilnya, gelas pertama kristalnya berantakan. Sedangkan yang kedua tetap bagus.

Begitu pula dengan anak kita, anak manusia yang terdiri dari 70% air.
Ketika kita bicara kasar, bicara buruk, membentak, memarahi dan mengomelinya, maka akan berpengaruh pada perilakunya. Anak akan jadi penakut, pendiam, raut mukanya kosong atau malah jadi pemberontak.Begitu juga anak yang seirng dipuji, dipeluk, diberi penghargaan. Hasilnya akan berbeda.

Waspada ya para orangtua.
Sering memarahi dan membentak anak akan membuat sel syaraf di otaknya tidak berkembang. Sel syaraf otak anak yang masih dalam perkembangan akan mati. Hati-hati ya Bapak & Ibu. Hati-hati berbicara pada anak. Orangtua yang berani menyakiti anak berarti ia kurang bahagia. Atau bahkan sama sekali tidak bahagia. 

Apakah kondisi anak kita: Tidak antusias, Lemah konsentrasi, Stres atau Depresi, Kurang PD atau Hubungan sosialnya buruk? Jangan-jangan karena kita, orangtuanya yang bermasalah? Kita terlalu sibuk, tidak sabar, mudah jengkel, suka mengintimidasi dll. Gawat!

95% masalah pada anak berasal dari kurang tepatnya komunikasi orangtua pada anak.

Contohnya, anak coret-coret dinding atau bikin berantakan ruangan, kita menganggapnya nakal dan tukang rusuh, padahal apa yang terjadi? Anak sedang breeksplorasi. Belajarnya anak dengan cara: Bermain. Jadi, jangan larang anak having fun! Ikutlah bermain dengan anak!

Bagiamana menerima dan menghargai anak? Jika berbicara, jongkoklah sejajar dengan anak. Tatap matanya dengan penuh kasih. Sampaikan sesuatu dengan I Message. Bukan You message.

3. Ridha Pada Takdir Yang Allah Berikan

Takdir tidak dapat kita tolak. Atau hindari. Kita hanya bisa menerima. Sikap kitalah yang menentukan. Ketika menghadapi masalah tentang anak kita, kita takut, cemas, khawatir. Bahkan sebelum itu terjadi, kita sudah cemas duluan. Maka hidup takkan tenang. Apalagi nyaman dan bahagia.

Jika kita tidak menerima takdir kita, keadaan anak kita, maka kita akan selalu diliputi kecemasan, capek dan susah. Menyalahkan takdir. Maka tidak ada ketenangan batin. Jika kondisi anak tidak sesuai harapan kita anggap itu ujian. Bersabarlah.

Takdir diterima, sikapi dengan baik. Jika kondisi hidup kita sedang tidak baik, atau nyaman, bersabarlah. Bandingkan kondisi kita saat itu dengan situasi teman yang lebih banyak masalahnya. Maka, kita akan bersyukur.

4. Orangtua Yang Mampu Menyederhanakan Hidup

Hidup itu sederhana. Tidak usah dipersulit. Kita butuh uang, tentu saja. Anak juga butuh uang untuk pendidikannya, makanannya, mainannya dan kebutuhan lainnya. Tapi, itu bukan yang utama. Kebutuhan utama seorang anak adalah kasih-sayang orangtua, perhatian dan pelukan kita. Anak-anak berlimpah materi, tapi tidak diperhatikan. Tak ada hasilnya.

5. Percayalah, Allah Selalu Memberi Yang Terbaik.

Jika anak susah diatur, orangtua harus instrospeksi diri. Sudah benarkah cara mendidik anak kita selama ini? Evaluasi diri sendiri dan pasangan.

La Tahzan. Don't be sad.
Bapak & Ibu punya senjata dahsyat bernama doa. Maka doakanlah anak-anak kita. Bersyukurlah. Berbahagialah.


Photo Courtesy of Mama Alma & Hijabers USA.
Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

15 Comments

  1. Aduh duuuh, ini PR banget buat aku mak... Makasi banget yaaa...

    ReplyDelete
  2. Duhh mbak inspiratif bngt tipsnya :) thank u

    ReplyDelete
  3. mencerahkan skali...
    makasih udah berbagi ya mak...

    ReplyDelete
  4. Makasih sudah berbagi mbak dew....jazakumullah khairan katsiran

    ReplyDelete
  5. Makdew, keren banget ini acaranya ya tengkyu reportasenya bisa jadi bahan renungan nih

    ReplyDelete
  6. Baca bagian doa ibu tidak ada penghalang aku langsung mewek..Alhamdulillah semakin tercerahkan masalah pengasuhan anak..

    ReplyDelete
  7. wow...acara yg sangat bagus dan bermanfaat.Terimakasih sharingnya mak... saya jg jadi dpt ilmu... :)

    ReplyDelete
  8. Terima kasih share-nya Mak... Jadi inget, aku jg sempat beberapa kali ikutan talkshow parenting, tapi lupa ga dishare :)

    ReplyDelete
  9. mba dedew makasi postingannya... buat belajar menyiapkan masa depan

    ReplyDelete
  10. Berlatih sejak anak2 balita, aku gak pernah mengatai anak dg sebutan negatif. Takut kejadian, mbak.

    Kudu ati2 dg ucapan kita, krn itu bagian dari doa.

    ReplyDelete
  11. Hmmmm mau banget deh bisa ikutan hypnoparenting kayak gini.

    TFS Mak Dew...luar biasa catatannya, makjebbb buat saya hikssss

    ReplyDelete
  12. Terima kasih Mb.. artikelnya sangat nermanfaat..:) *salam kenal

    ReplyDelete
  13. Ya ampun..merasa tertohok dengan postingan ini ;) Masih suka kepancing emosi kalau anak lagi susah dibilangin :p

    ReplyDelete
  14. Alhamdulillah, makasihu dah berkunjung ya mak2...semoga bermanfaat, bisa dipraktekkan aamiin reminder banget nihh daku yg tukang ngomel :(

    ReplyDelete
  15. mak Dew,, tengkyuuu... semoga kita bisa mjd orang tua yg dirindukan surgaaa..

    ReplyDelete
Previous Post Next Post