Pengalaman Pertama Ke Lombok, Snorkeling di Gili Nanggu Lombok

Dear Temans,

Lombok adalah tujuan wisata yang lengkap. Memiliki pemandangan gunung dan pantai yang amazing. Kali ini, aku nekat ikutan backpackeran ke Lombok dengan membobol celengan tetangga eh celengan pribadi  karena tak tahan ngiler terus-terusan membaca artikel perjalanan ke Lombok

persewaan peralatan snorkeling

Lombok, selain Bali dan Kalimantan adalah my dream land, ehem. Pengen banget bisa ada rezeki berkunjung kesana. Dan, akhirnya daku beranikan diri untuk bergabung dengan Muslimah Backpacker goes to Lombok. Bismillah..

Perjalanan pertamaku ke Lombok bersama Muslimah Backpacker ternyata full dengan kejutan dan pengalaman baru.

Contohnya, kala Mbak Ima, founder Muslimah Backpacker mengumumkan kalau acara kami besok adalah snorkeling! Yup, kami akan mengunjungi tiga Gili yang ada di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Tiga Gili tersebut adalah Gili Nanggu, Gili Kedis dan Gili Sudak.

Wow, Para perempuan tangguh menyambut antusias. Tapi, tidak dengan diriku. Daku nggak bisa berenang! Terkadang takut air kikik alias waterproof..*makanya jarang mandi.

Tapi, Mbak Rin meyakinkan kami kalau yang tak bisa berenangpun bisa menikmati snorkeling.
"Kan ada pelampung," hibur Mbak Rien yang telah menjelajahi banyak pantai di Indonesia untuk snorkeling. Keren ya..

Aku menguatkan diriku.
"Lawan ketakutanmu, maka kau akan bebas, " kata Mbak Ima.
Iya ya..benar juga :)

Kami pun bersiap-siap menuju lokasi tentu saja dengan ELF Pak Haji yang cool *pak hajinya, bukan mobilnya hehe.
.
Perjalanan dari Wisma Nusantara di pusat kota Mataram menuju Pantai Sekotong, Lombok Barat sekitar 65 km. Sepanjang perjalanan yang memakan waktu 1.5 jam, mata dimanjakan pemandangan Lombok yang indah.

Dan..
Tibalah kami di Pantai Sekotong. Apakah kami akan snorkeling disini?

Hm, ternyata tidak! Disana, MB berkenalan dengan para pengurus persewaan alat snorkeling dan sekaligus akan menjadi pemandu kami selama berkegiatan.

Welcome to Pantai Sekotong


Yup, Sambil menunggu peralatan snorkeling diangkut ke perahu. Daku memanjakan diri dengan pemandangan Sekotong yang wow. Kenapa bisa biru banget laut dan langitnya?

"Because dicolori," celetuk Citra cepat.
Hah, dikolori? Direndam kolor biru maksudnya? Hihi.
"Bukan! Diwarnai, Mbak!" ia menjawab dengan muka memerah.

Bismillah, Kami pun naik ke perahu yang tak seberapa besar itu. Perahu tradisional dari kayu bermotor yang nampak makin imut ketika berlayar di lautan luas *halah, lebaynya. Mulai deh merapal doa. Ternyata 20 orang cukup lho naik perahu ini! Kami didampingi Duta dan tiga pemandu snorkeling kami, penduduk asli Sekotong.

Naik perahu kayu hehe deg deg splash

Rasa takut tak lama dirasa, berganti rasa takjub tak henti. Subhanallah, indah sekali! Matahari memancar hangat. Perahu membelah laut dan angin sepoi-sepoi membelai wajah-wajah yang ceria. Biru merajai. Beberapa penumpang membuka bekal sarapan. Pemandangan indah bikin nafsu makan menguat, hehe. Lapar! Sikaat nasi bungkusnya..

Maka, nikmat Allah mana yang kau dustakan?

sarapaan


Sekitar 15 menit, kami sampai ke sebuah pulau kecil. Gili Nanggu namanya.
Menurut Mas Ridwan, Gili Nanggu masih tidak terlalu ramai dikunjungi wisatawan. Tidak seperti Gili Trawangan dan Gili Meno yang tersohor. Dan tentu saja crowded oleh wisatawan. Gili Nanggu adalah sebuah pulau kecil dengan luas hanya sekitar 12.5 hektar. Imut ya? Spesies burung beterbangan menyambut kedatangan kami. Wow.

sampai di Gili Nanggu
Waa, benar saja. Pulau cantik ini serasa milik pribadi. Masih sepi, hehe. Mungkin karena kami datang bukan pada akhir pekan ya?
Hanya beberapa wisatawan asing berjemur sementara daku ngumpet di bawah pohon karena takut item, hehe.

hidden paradise

beautifully Indonesia


Ada beberapa rumah pantai semacam resort untuk disewakan. Tapi, sepertinya tidak terurus ya.
Pemandangannya bikin pengen teriak, Wow, keren! Ala acara TV swasta jadul.
Giman nggak, pasirnya putiih! That's my favourite! Airnya jernih dan bergradasi antara biru muda, hijau, biru tua. Subhanallah, kalah deh kue lapis atau rainbow cake.

Pulaunya cukup teduh karena ditumbuhi pohon-pohon rindang. Nyaman untuk wisatawan lokal yang anti berjemur ala ikan asin seperti dakuw.

gaya sih bolehlaah hihihi


Para pemandu kami mulai mengeluarkan peralatan snorkeling seperti kacamata selam (mask) yang dilengkapi snorkel, pelampung, sepatu selam yang mirip sirip apa namanya ya Fin dan boots *nyontek blog peselam untuk nama-nama alatnya, hihi.

Aku dan teman-teman antusias mencoba peralatan itu. Sumpah, dakuw baru pertama kali nih snorkeling.Takut takut excited!

Tapi, namanya orang kudu mencoba pengalaman baru yak, hehe.
Bisa, aku bisaa, aku pasti bisa, bila aku berusahaa!

Duta, backpacker asli Lombok yang juga EO kami memberikan pengarahan sekilas tentang snorkeling. Sayang, kurang mendetil dan pemandunya tidak memberikan bekal yang cukup untuk kami yang amatir.Mas Ridwan cs yang bertugas menemani kami snorkeling tidak ikut memberikan briefing. Namun, intinya, keselamatan dalam kegiatan ini adalah yang utama. Ketenangan adalah kuncinya.

Setengah berlari, kami menuju pantai. Nggak sabar!
Subhanallah, ini benar-benar dikolori airnya! biruu!
pasir putih bersih dengan kerang-kerang berserakan menggoda untuk dipungut dan dibawa pulang *eh.
heaven on earth! Coba bawa suami dan anak-anak ya? Hiks.

Kami mencoba kacamata selam  dan selang ini. Agak ganjil karena ini pengalaman pertamaku :) 
Ingat, bernapas lewat mulut, karena hidung tertutup, Dew! jangan lupa! *lemot
Uh..ah..uh..ah!
Bisa!

Seorang pemandu kami, Mas Ridwan dengan bodi kukuh bak kasur busa, mengajakku dan Lestari untuk mencoba.

"Aku nggak bisa berenang, Mas.."
"Tenang, kan ada pelampung, ada sayah, yang penting mbak tenang dan santai,"
Glek.
Sambil berpegangan mesra pada mas kekar, kami diajak agak ke tengah.

Mulai deh, norakku kumat.
Panik. Kok jadi dalam ya? Ni kaki dah nggak nyentuh dasar kolam eh..
"Sudah mas..balik yuk..udah..udah.." rengekku bak balita. Ih, malu-maluin!

Si mas menggeleng "Lihat saja, tak apa-apa. Fokus..itu ikannya merah..cantik sekali..""
Aku menunduk dan melihat ikan-ikan berseliweran di bawahku. Seolah menertawakan keparnoanku. Eh..

Beautiful!
Lestari malah nggak bereaksi saking takjubnya melihat pemandangan di bawah kami.
Jangan-jangan tuh anak ketiduran?
Ikan-ikan cantik berenang kesana-kemari. Ada yang berwarna perak, kuning lurik-lurik, merah dan belum lagi terumbu karang yang cantiik! Huaa, ada bulu babi!

"Hati-hati jangan diinjak, ada racunnya lho.." kata Mas Ridwan kalem.
 Huaa..

terumbu karang yang cantiik


Jadi tak ingin bergeser dari situ. Ingin seharian menikmat indahnya pemandangan bawah air.
Mas kekar lalu menggamit kami untuk kembali. Lestari seperti tak rela, hihi.
Kami kembali ke alam nyata. Pantai..dimana wajah-wajah tak sabar teman-teman menanti antrian.
"Ketemu Ariel nggak?"
"Hah, ada Ariel Noah? Cuma pakai sempak? Mana? Mana?" celingukan beringas.
"Ariel the mermaid laah!"
Huh, pemirsa kecewaah...

Mbak Rien kembali dari snorkeling, memutuskan mengajari kami mengambang agar tidak terlalu mengenaskan bengong di tepi pantai dengan wajah oon, hihi. Jadilah, Kami pun berenang eh berendam di tepi pantai dangkal dipandu Mbak Rien yang super sabar dengan mengenakan pelampung dan snorkel! Hihi. Tak peduli anak-anak bule memandang kami dengan geli. Ajaib banget sih ibu-ibu ini!

Mbak Fathia menyusuri pantai dan histeris menemukan kepiting laut.
"Wah, yuk dibakar untuk makan malam!"
Ehm, sadis ya. Pantas saja kepitingnya langsung kabur ketakutan.

Zahra menemukan bintang laut cantik berwarna biru.
"Ini hidup lho,"
"Oh, hidup ya? Kirain hiasan!"
Emangnya di ruang tamu, ada pajangan segala?

Asupkeun ku cai zahra!


Zahra dan yang lain pun berpose bergantian dengan bintang laut itu narsis.
Seorang perempuan bule berteriak-teiak dari kejauhan dengan wajah gusar.
"Put it back on the water!" teriaknya.
Hah?
Zahra memandang si bule dengan bingung.
"Put in the water,"
Barulah Zahra paham dan memasukkan bintang laut kembali ke habitatnya.
Wow, peduli lingkungan hidup ya si bule. Jadi malu ati, deh kita.

"Mestinya si bule pakai bahasa Sunda baru Zahra ngerti," kelakar Gita.
 "Asupkeun ku cai!"
Hihi.

jangan lupa napas lewat mulut!
berpose bak sekumpulan pesut ditemani pelatihnya hihi




Tak terasa, matahari makin terik. Kulit pun kian legam. Lupa tadi komitmen untuk tetap berteduh agar terlindungi dari panas mentari. Ya iyalah, masa snorkeling sambil bawa payung fantasi?


Rasanya, tak ingin pergi dari pulau itu. Terlalu indah untuk dilupakan, ehem. Asyik juga bulan madu kedua disini. Bawa anak-anak sekalian. Kalau menginap di resort terlalu mahal kali ya. Bawa tenda saja dan didirikan di tepi pantai. Duduk-duduk sambil memandangi langit berbintang dan menyanyikan lagu Kemesran *ups, jadul pisan, Deew..

Selain asyik untuk snorkeling karena ombaknya yang tenang, Gili nanggu juga seru untuk memancing. Biasanya, turis menyewa perahu untuk memancing di tengah laut. Selain itu, kita bisa outbound atau hiking menyusuri Gili.

Kekurangannya mungkin pada sarana dan prasarana ya. Coba, lebih dimaksimalkan lagi fasilitasnya.
Seperti adanya perlengkapan penyelamat ala Baywatch dan penjaga pantai di beberapa titik. Syukurlah, Kalau tempat untuk mandi bilas sih ada. jadi, kita nggak mesti kasak-kusuk cari tempat bilas seperti di Pantai Sekotong. Hingga harus mandi di sumur penduduk.

Gili Nanggu juga sebaiknya lebih dipromosikan oleh pemerintah, pelaku bisnis pariwisata, media lokal, blogger nusantara dan tentu saja rakyat Indonesia, ya agar lebih banyak wisatawan yang berkunjung kesana, untuk menambah devisa negara. Seperti artikel-artikel keren disini http://indonesia.travel/en

Tak hanya wisatawan asing, tapi juga turis lokal kayak kami ini. Jangan main ke negara tetangga melulu, buang-buang duit di Singapura dan Malaysia, hehe. Yuk, majukan pariwisata negeri kita. Alamnya nggak kalah elok dengan luar negeri. Berani diadu, coy!

Tapii..dengar-dengar juga, Gili Nanggu bakal dijual ke pihak asing? Oh, tidak! *nangis
Jangan sampai itu terjadi ya para pejabat yang terhormat!
Apa lagi yang bisa diwariskan ke anak cucu kita jika keindahan alam ini djual? Jangan sampai anak cucu kita jadi tamu di negeri sendiri, seperti kata Mbak Rien. 
Shame on us!

Wow, amazing day.
Indonesia emang dangerously beautiful ya!
Wonderful Indonesia!
Ingin rasanya kembali ke Gili Nanggu untuk menjelajah lebih dalam lagi, hehe..
Semoga, suatu hari bersama suami dan anak-anakku, aamiin...

Photo Courtesy of Andrie Potlot , Lestari dan Katrien
























Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

7 Comments

  1. ayoo gabung dengan muslimah backpacker hanna..jjs iriit hehe..

    ReplyDelete
  2. Wowwww kerrreeeeenn......jd mupeng ke lombok *nabungnabung
    Eh aku jg blm pernah snorkling, hehehe

    ReplyDelete
  3. ayo nuung, ikutan grupnya ajaa..tar mau ke bangka belitung siapa tau ada snorkeling juga hihi..kalo karimunjawa udah nung? pengeen

    ReplyDelete
  4. waduuh kereen bangettt...pengen mbak snorkeling..seumur-umur belum pernah...gimana cara gabung nih mba grup backpackernya hehe

    ReplyDelete
  5. wooww mupeng...keren banget yaa..semumur-umur blom pernah snorkeling..

    ReplyDelete
  6. Woww seru banget. Pingin balik ke sana lagi, guling-guling ama anak bule itu. Lho?? Aneh :p

    Mbak, ntar kalo trip ke Babel, ikutan yuk...pingin snorkeling bareng lagi :D

    ReplyDelete
Previous Post Next Post