Dear Teman,
Selamat
Lebaran, mohon maaf lahir batin ya! Lebaran adalah saatnya kita bersilaturahmi
dengan sahabat dan keluarga besar. Lebaran kali ini, seperti biasa diisi dengan
bersilaturahmi ke keluarga besar Mamaku di Jakarta dan ke keluarga besar Papaku
di Sukabumi. Jadi, selama dua hari full Lebaran kami diisi dengan
bersilaturahmi ke rumah keluarga besar.
Nah, seminggu kemudian waktunya untuk acara halal bil halal keluarga besar Mamaku. Kali ini, rumah orangtuaku jadi tempat berkumpul keluarga besar M2 keluarga Makkalu Madinah dari Enrekang, Sulawesi Selatan.
Kakek dan nenekku Almarhum H. Makkalu dan Almarhumah Hj. Madinah bersuku Bugis dan berasal dari Enrekang, sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan. Enrekang berjarak sekitar 275 km dari Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Bisa ditempuh dengan berkendara sekitar 5-6 jam.
Walaupun anggota keluarga sudah banyak merantau ke Pulau Jawa, tapi kekeluargaan yang erat tetap terjalin. Ada acara arisan keluarga yang rutin diadakan setiap dua bulan sekali untuk keluarga M2 yang tinggal di Jabodetabek.
Alhamdulillah,
Lebaran kali ini kami bisa menjadi tuan rumah untuk acara halal bil halal M2. Tante
dan om, para sepupu dan keponakan berkumpul di Bogor. Namanya Lebaran, tentu
tak afdol tanpa hidangan Lebaran yang istimewa, ya?
Lebaran kali
ini, Mamaku sudah menyiapkan berbagai hidangan khas Enrekang untuk jamuan makan
siang. Siapa yang masak? Tentu saja bukan Mamaku, apalagi aku, hihi. Yang masak
adalah adik Papaku, Tante Lala Yulia yang akrab disapa Bi Yung. Ia jago masak
dan bikin kue. Masakannya selalu enak-enak. Sehari sebelumnya, Bi Yung datang
dari Sukabumi bersama putri dan cucu-cucunya. Rumah makin meriah.
Nah, kita bahas makanan khas Bugis Enrekang dan Makassar yang jadi highlight acara halbi Lebaran kami ya. Waktu Lebaran di Bintaro, tersedia coto Makassar yang nikmat di rumah Tanteku. Nah, kali ini hidangan halbi kami berbeda.
Seperti biasa, saudara-saudaraku membawa hidangan hingga
acara halbi semakin meriah. Ada yang bawa dimsum, lumpia Thailand, bakso, puding buah, hingga
buah jeruk. Makanan melimpah ruah, Alhamdulillah.
Kali ini menunya beragam banget. Selain ikan bakar khas
Makassar yang dipesan khusus Mama menyediakan songkollo, dangke, bundu-bundu
dan came pangi sebagai hidangan utama. Semua kulnernya berasal dari Sulawesi
Selatan lho.
Untuk asupan karbo, selain nasi putih tanteku Bi Lala Yulia
yang ahli masak. Songkolo ini terbuat dari beras ketan dan santan yang dikukus.
Rasanya gurih, nikmat dan mengenyangkan. Biasanya, songkolo ini dilengkapi
dengan serundeng. Tapi, tanpa dibubuhi serundeng pun rasanya tetap
nikmat.
Sebagai pendamping, ada dangke. Salah satu makanan tradisional kesukaanku adalah dangke dari kampung ibuku di Enrekang. Dangke makanan terbuat dari susu sapi atau kerbau yang difermentasi, ditambah daun pepaya. Dangke biasanya digoreng atau dibakar di atas kompor saja. Awwee, dangke ini yang jadi rebutan diantara sepupu-sepupuku karena langkanya makanan ini di Jakarta. Biasanya, kami memesan dangke ke kampung di Enrekang yang memang daerah penghasil susu sapi dan kerbau terbesar di Sulawesi Selatan.
Kami juga bisa titip pada saudara yang sedang pulang kampung untuk bawa dangke ini. Alhamdulillah, sekarang sudah ada perajin dangke di Lembang. Orang asli Enrekang yang punya peternakan di Lembang, Bandung. Jadi, ngidam dangke tinggal WA ke sana. Tak lama, dikirm pakai Paxel ke Bogor cepat dan murah, kan!
Berikutnya, ada hidangan bundu-bundu berupa hidangan ayam kampung dibalur berbagai jenis rempah seperti lengkuas, kemiri, ketumbar dan lainnya. Penampilan dan rasanya mirip opor tetapi tidak berkuah seperti opor. Biasanya, Bi Yung membuat bundu-bundu ini dari ayam kampung dan hidangan ini cocok sekali dinikmati dengan songkolo. Heaven! Alhamdulillah, pisan!
Terakhir, ada kuliner level atas yang tak semuanya bisa
menikmatinya hehe. Namanya camme pangi atau sayur pangi. Terbuat dari buah
pangi. Pangi adalah bumbu favorit di Toraja dan Enrekang. Penampilannya unik. Sayurannya
berwarna cokelat gelap.
Oh iya, selain itu, juga ada kapurung dari kakakku Kak Mei. Ada yang pernah mencicipi lezatnya kapurung? Kapurung adalah makanan berkuah asam yang menyegarkan dari Palopo, salah satu kabupaten di Semarang. Makanan berbahan dasar sagu ini disajikan dengan kuah berbumbu kacang, berbagai jenis sayuran dan tentu saja, daging ikan.
![]() |
Kapurung yang lezat dan sehat (Foto: Khinanti Ansori Cookpad) |
Sayurannya terdiri dari jagung manis, terong, kacang panjang, bayam dan jantung pisang. Makanannya sehat banget kan. Kapurung ini mirip dengan papeda yang juga berbahan sagu dari Papua. Kapurung ini langsung diserbu saudara-saudaraku begitu diletakkan di meja. Laris manis!
Nah, itu dia hidangan lebaranku. Kuliner pengobat rindu akan kampung halaman.
Kalau kalian apa saja hidangan lebarannya? Bagikan di kolom komentar ya!