Katakan Tidak Pada Korupsi! Jangan Beri Anak Kita Buah Neraka, Bun!

Dear Temans,

Seminggu lalu, aku dan Aan mendapat kesempatan untuk mengikuti workshop KPK dan Gejaber, Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini. Acara ini diadakan di SDIT Bina Insani, Banyumanik Semarang. Sungguh, Bersemangat sekali daku memboyong Alde mengikuti acara ini. Bukan karena diimingi-imingi hadiah buku untuk para peserta lho hihi.

workshop KPK di Semarang

Owh, owh, sesampai disana, ternyata peserta yang hadir tak sampai sepuluh orang. Hanya karena anak-anak akan ikut lomba menggambar dan mewarnai saja jadi suasana begitu meriah. Agak kecewa, karena workshop serupa yang diikuti teman-teman di kotanya pesertanya membludak, hiks. Acara diawali menonton kartun bertema korupsi dengan antusias oleh anak-anak. Setelah film selesai, acara workshop pun dimulai.

perkenalan pembicara oleh senat Unnes


Pengisi acara pagi itu adalah Bunda Yeni, founder Gerakan Jakarta Beraksi Anti Korupsi dari Jakarta, sedangkan perwakilan KPK ada Pak Dony  Mariantono, yang baru saja tiba dari Jakarta pagi itu.

“Jangan tegang Bu. Kami nggak nangkap ibu kok,” kata Pak Dony disambu gerr peserta. 

Ibu eni ang enerjik telah berkeliling beberapa kota di Jateng untuk workshop anti korupsi sejak dini

Ia menjelaskan tugas KPK selain menangkap penjahat eh koruptor, juga mengedukasi masyarakat akan bahaya korupsi. Memberi pendidikan anti korupsi pada anak sejak dini.

Korupsi bisa terjadi dimana saja. Kapan saja. Korupsi terjadi dari kita lahir hingga mati.korupsi
Ah, masa iya? 

Pak Dony in action


Ya, ternyata mengurus Akte Kelahiran saja butuh uang pelican. Juga mengurus surat kematian seseorang. Asli, dari lahir sampai mati hidup kita dipenuhi korupsi.

 Menurut Pak Dony pendidikan terutama di keluarga sangat penting. Pola pendidikan anak di Indonesia sejak awal sudah salah. Dari puluhan jam anak berkutat di sekolah, hanya sedikit pelajaran yang berhubungan dengan pendidikan karakter seperti pelajaran agama, PKN dsbnya. Anak-anak dicekoki ilmu berhitung, sains, bahasa dll. Akhirnya, yang terjadi adalah anak-anak cerdas tanpa karakter yang menunjang kecerdasan itu. 

Anak seperti spons, menyerap apa saja yang ada disekelilingnya. Baik atau buruk, sehingga peran orangtua untuk mendidik, mengajarkan contoh yang baik sangat dibutuhkan anak. Pak Dony mengharap anak-anak kita menjadi generasi pelurus, bukan generasi penerus, karena bobroknya generasi sekarang jangan diteruskan oleh anak-anak. 

Mengapa orang korupsi?
Korupsi terjadi karena ada niat, kesempatan dan godaan.

Bagaimana biar orang tidak korupsi? Kesempatan untuk korupsi ditutup rapat. 

Niat terkait dengan perilaku, karakter dan nilai seseorang. Korupsi bisa karena terpaksa atau karena ketamakan.

Telah terjadi regenerasi pelaku korupsi. Dulu, orang-orang tua, pejabat orde baru yang dituding hobi korupsi. Kini, telah menyentuh usia muda yang katanya anti korupsi seperti: Nazaruddin, Angelina Sondakh. 

Korupsi tak dilakukan sendiri tapi bersama istri, bahkan bersama anak hiks. Seperti Nazaruddin dan Neneng, istrinya.

Pencucian uang tentu saja biasanya melibatkan keluarga. Jadi, ibu, kalau bapak pulang kantor bawa uang banyak jangan langsung girang dan sumringah. Tapi tanyakan,

“Bapak, itu uang apa? Darimana?”

Pak Dony menjelaskan 9 nilai yang berusaha KPK dan orangtua perkenalkan sejak dini pada anak. Yaitu:
Jujur, Peduli, Disiplin, Mandiri, Tanggung jawab, Kerja Keras, Sederhana, Berani dan Adil.

9 nilai ini diperkenalkan pada anak melalui film, buku-buku cerita yang diterbitkan KPK bersama Grup Penulis Bacaan Anak. Untuk mengajarkan kejujuran, para orangtua murid bisa bekerja sama dengan guru memodali pojok yang disebut kantin kejujuran. 

Misalnya diisi air mineral gelas atau teh gelas, lalu diletakkan di pojok sekolah. Yang haus, boleh membeli minuman itu dan meletakkan uangnya di kotak yang tersedia. Kalau ada kembalian, silakan menukar sendiri.

“Kantin ini, awalnya pasti nombok. Bahkan kantin kejujuran di KPK juga seperti itu. Tapi, itu salah satu cara melatih kejujuran bagi kita. Perlahan, kantin takkan nombok lagi.”

Ayo, para ibu, damping anak, bekali ia dengan ajaran agar tetap jujur. Temani langkah ayah untuk tidak korupsi. Karena memakan makanan yang berasal dari korupsi itu haram. Layaknya buah neraka. Apa kita tega memberi makan anak-anak dengan buah neraka? Naudzubillah. 

Sebuah pohon bermula dari biji sangat kecil. Perjalanan sejauh ribuan mil bermula dari satu langkah kecil. Perjuangan kita memberantas korupsi mungkin terlihat kecil, tapi jika dilakukan bersama-sama, dari rumah, sekolah dan lingkungan kita, Insya Allah akan terlihat hasilnya. 

Workshop yang menggetarkan ini ditutup dengan pemutaran film pendek karya Ine Febrianti yang berjudul Selamat Siang, Risa! Dimainkan Dominique Diyose dan Tora Sudiro. Menyentuh sekali. Alhamdulillah, bisa hadir di acara priceless ini.



              
Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

6 Comments

  1. pasti 'korupsi' adalah hal yang abstrak untuk dijelaskan ke anak-anak... tapi setidaknya ditanamkan kejujuran pada diri mereka...

    ReplyDelete
  2. belajar jujur sejak dini (y)

    ReplyDelete
  3. iya mak latree, buku-buku dan filmnya juga berkisah seputar kejujuran dan berani berkata benar...

    ReplyDelete
  4. Waa! Pengin ikutan workshop semacam ini. Untel-untelan sama anak-anak kecil tak apa-lah, yang penting bisa bawa pulang buku, eh, ilmu :p

    Mak Dew, eyke mau ralat. Ada typo tuh. Bukan pelican tapi pelicin. Pelican mah burung alias bird :D
    Jangan getok kepala eyke pake klompen kumpeni yak :D *piss*

    ReplyDelete
  5. Kapan ada acara seperti ini di Sidoarjo :D. Yup betul kejujuran harus ditanamkan sejak dini

    ReplyDelete
  6. Kejujuran adalah faktor utama yg harus sangat dijaga agar anak-anak terhindar dari korupsi ya mbak :)

    ReplyDelete
Previous Post Next Post