Ingin Nari-Nari Ala Bollywood di Nongnooch Garden Pattaya Hihi (Part 2)

Dear Temans,

Mo nyambung lagi ahh dongeng Bangkok, hihi.
Hari kedua, bangun subuh. Padahal, semalam tak bisa tidur mikirin bocah-bocah di rumah. Alhamdulillah, malah pada lupa tuh sama mamanya, hihi.Ngerumpi juga sih semalaman dengan Ibu Mariana, my roomate yang jago jualan ofline. Banyak belajar dari Bu Mariana.

Berpose dengn tuk tuk di depan hotel di bangkok
Apa ya acara hari inii?
Dimulai dengan sarapan di hotel. Kudu waspada juga dengan sosis dan omeletnya. Karena omeletnya ternyata bisa pilih daging ayam atau babi hehe.Setelah kenyang, rombongan berangkat menuju Pattaya untuk menginap semalam.

Di bus besar yang jadi rumah kami selama 4 hari, suasana hiruk-pikuk.
Para ibu menyusui duduk berderet di kursi belakang untuk..memerah ASI hihi. Jadi kalau daku bawa oleh-oleh kaos untuk Alde, teman-teman busui bawa pulang cairan cinta berupa ASIP. Kebayang ya, kalau nggak diperah, bakalan keras deh dada.

Shalat pun dilakukan di atas bus. Kadang jadi tontonan orang lain. Ada ritual apa orang itu? Senam di atas bus? Hihi.

pose narsis di Nongnooch Tropical garden

Tujuan pertama adalah Nongnooch Tropical Garden di Pattaya, perjalanan ditempuh sekitar 1.5-2 jam dari Bangkok. Rombongan kami suka agak lama berhenti karena sibuk mencari HONGNAM aka toilet. Hihi, saking seringnya cari wc, Bu Hilda dijuluki Miss Hongnam. Dan Hongnam sukses menjadi satu-satunya bahasa Thai yang melekat di otakku haha.

Perjalanan ke Pattaya juga agak tersendat gara-gara si bungsu Azka, mahasiswi ISI hilang di hongnam di jalan tol. Waduh, kemana Azka? Apa keasyikan foto-foto? Yang jadi wali Azka, dititipi Ibunya di Yogya mulai panik mencari anak asuhnya. Setelah disusul ternyata Azka..hm, kasih tahu nggak ya? Hihihi...

kebun bunga seluas tiga hektar bo
 Kebun bunga seluas 3 hektar ini dibuka tahun 1980. Pemiliknya adalah Pak Pisit dan Ibu Nongnooch Tansacha. Tadinya, mereka ingin membuat kebun buah, tapi ketika berjalan-jalan ke luar negeri Ibu Nongnooch jadi ingin memiliki taman bunga yang cantik. Kini, Nongnooch Garden menjadi tujuan wisata kebanggaan masyarakat Thailand. Melihat tamannya, jadi pengen joget-joget Bollywood deeh..hahaha.




Selain 9 taman bunga, ada pula kebun binatang mini, ant tower, butterfly hill, instalasi seni, kebun anggrek, rumah makan serta pertunjukan gajah dan seni tari khas Thailand. Komplet ya.

adegan perang gajah antara dua kerajaan

Setelah puas foto-foto di sebuah instalasi seni yang unik terbuat dari tanah liat, Isa bahkan berani berfoto dengan harimau. Hiiy. Dakuw atuut. Malah mlipir, takut harimaunya ngamuk nggak betah dikelilingi banyak orang. 

bersama marketing keren MDS

Kami diajak menonton pertunjukan seni budaya Thai. Kami memasuki sebuah aula terbuka dengan panggung besar. Berbagai tarian silih berganti hadir dengan gerakan penari yang rancak, kostum yang cantik dan colourful menghibur ratusan penonton. Ada pula pertunjukan mini Thai Boxing yang bikin ngilu hihi.



penari tradisional (foto:silvioadrianojourney.blogspot.com)

Setelah pertunjukan tari dan boxing selesai *Aku, Mbak Bella dan Isa sibuk menerka mana penari ladyboy di panggung hihi. Penasaraan.

"Itu tuh yang jadi Ratu ada jakunny, cantik benerr!" tunjuk Isa sirik.
Kami cekikikan. Hahaha.

Aula tempat pertunjukan ini luar biasa panasnya. Langsung deh semprot-semprot nano spray sampai bule di belakang kami bertanya itu apa. Hihi aku menyemprotkan nano ke wajahnya. Coba ya, aku bawa charger nano sudah kulego ni si putih pada tante bule haha. Lumayan kan berapa ribu bath.

silvioadrianojourney.blogspot.com
 Kami berpindah ke pertunjukan gajah yang terletak di sebelah panggung.  Suasana sudah ramai dengan penonton. Para pawang gajah mengajak penonton untuk berpose dengan gajah. Bergantian Isa dkk digotong dengan belalai gajah. Huaaa!



gajah menyapa penonton

Gajah-gajah ini bisa main sepak bola, basket, melukis, menari dan banyak lagi atraksi mereka yang bikin takjub. Tapi, kok kasihan ya, mereka dilatih berbagai hal hanya untuk kesenangan manusia. Apalagi bayi gajah, hiks. Tapi, kalau mereka di alam liar, malah dibunuh dan diambil gadingnya untuk jadi perhiasan dll. Huhuhu. Dilema.


Panas terik di Bangkok, Thailand bikin kepalaku puyeng. Dan tadaaa, akhirnya membeli sebuah topi lebar berwarna pinky, yang kata adikku norak beud tapi disukai Nailah hihi. Dipakainya kemana-mana. Kami memang lady pinky kook...

(Bersambung..mau bawa bocah ke alun-alun duluu hihi)


Sumber Foto: Isa Aisatul Fitroh dan  
silvioadrianojourney.blogspot.com








Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

5 Comments

  1. wah, baca posting ini jadi mupeng, kapan ya bisa jalan2 kesono hehe



    mampir juga di postingan baruku ya mak, hehe
    http://mieagoblog.blogspot.com/2014/04/culinary-tourism-of-banda-aceh.html

    ReplyDelete
  2. "waah ...kemana si Azka...? "
    Ini emaknya yang nanya....

    ReplyDelete
  3. @mba ida: hihihi..berhubung emaknya yang nanya, Azka memenuhi panggilan alam mba ida, di toilet...maklum masih pagi :D

    ReplyDelete
  4. mba @mia:makasih udah mampiir..dakuw malah pengeen banget ke Aceh blom kesampean mba makasih udah mampir yaa

    ReplyDelete
  5. tuk-tuknya gak boleh dibaw pulang ya mbak :)

    ReplyDelete
Previous Post Next Post