Menulis Membuka Sejuta Peluang

Dear Temans, 

Selamat Tahun Baru 2017!
Semoga resolusi tahun ini bisa terlaksana ya, aamiin! Jangan ditunda lagi! Yang mau jadi penulis, segera mulai bikin outline naskah karena menulis membuka sejuta peluang.


Bikin karakter tokohmu hari ini.  Jangan hanya wacana. Kita menjelma jadi penulis jika mulai menulis sebuah karya yaa..

Biarpun tahun-tahun belakangan ini konon dunia penerbitan agak goyah. Toko buku mengurangi space untuk buku,  penerbit mengobral buku-buku terbitan yang belum lama, satu-persatu media massa seperti majalah Reader Digest kolaps atau beralih jadi majalah online. Ada penerbit yang akan mendaur ulang tumpukan buku di gudangnya. Hiks,  pilu.

Tapi,  dilain pihak,  animo masyarakat untuk jadi penulis meningkat pesat. Banyak sekali pelatihan menulis gratis atau berbayar diadakan di berbagai kota dan peminatnya membludak. Penulis blog dan wattpadd juga menjamur dengan jutaan view setiap naskah. 


Ya,  menerbitkan buku masih menjadi prestise atau kebanggaan banyak orang.  Ada yang menulis buku untuk branding profesinya. Sebagai travel blogger, artis,  politikus, motivator, ahli parenting dan profesi lainnya.  Para dosen dan guru mungkin menerbitkan buku untuk menaikkan jabatan atau berpengaruh untuk sertifikasi. 

Apapun alasannya, animo masyarakat termasuk perempuan dan anak-anak belajar menulis ini membahagiakan. Ya,  menulis adalah keahlian sama seperti menyetir mobil,  berenang atau lainnya. 

Keahlian menulis tak hanya membawa kita berprofesi sebagai penulis tapi juga bisa menunjang diri kita. Alangkah asyiknya, anak sekolah dan mahasiswa yang jago menulis. Mereka akan mudah mengerjakan tugas paper. 

Senangnya jika pegawai bank, tentara, dokter, petugas pemadam kebakaran, penyiar dan lainnya bisa menulis.  Mereka mudah berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang pekerjaan yang digelutinya. 


Menulis bagi pedagang online memudahkan menulis iklan yang memikat.  Ibu rumah tangga menulis jadi ada tempat curhat dan berbagi pemikiran, juga bisa mendapatkan penghasilan sebagai penulis dan blogger sepertiku.

Budaya literasi baca dan tulis sangat berkaitan. 
Kata orang bijak, dengan membaca aku membuka pintu ke dunia tulis-menulis. Bacalah sebuah karya utuh jangan hanya status Facebook teman. Hehe. 

Semangat masyarakat belajar menulis pun menciprati para penulis seperti dakuw. Kami sering didaulat untuk mengajar atau berbagi tentang menulis.


Sebenarnya masih nggak pede. 
Rasanya belum bisa mengajari orang menulis. Aku masih tertatih menulis cerita hihi. Daku pun newbie dalam bidang pelatihan nulis. Masih harus banyak belajar huhu. Semangat! 

Mesti berguru pada Bhai Benny atau Nungma nih pemilik DNA Writing Club Semarang pengunjungbiar ngajarnya semakin asyik. 

Baru-baru ini,  daku mengisi kelas menulis untuk anak. Ada beberapa pengalaman berharga untukku.

Ternyata, aku kurang apdet. Peserta yang mendaftar ada yang usia SMP dan SMA sedangkan makalah dan cerita yang kubacakan untuk SD. Huhu. Jadi pengalaman untuk kelas selanjutnya.

Pengalaman lain, kelasnya kurang cair. Mestinya daku memulai kelas dengan perkenalan peserta satu sama lain,  menyiapkan permainan berkelompok agar peserta bisa kenalan dan suasana lebih cair. 

Setelah pelatihan,  dibikin grup Watsapp untuk diskusi karya dan sharing informasi seputar penulisan. Semoga adik-adik bisa terus istiqomah menulis. Karena menulis itu menyehatkan, membuka pintu sejuta peluang. 




Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

11 Comments

  1. Lanjut terus mbak Dew, kayak nyetir mobil, butuh jam terbang tinggi. Salut deh bisa berbagi ilmunya.
    dan semoga aja karena animo menulis tinggi, penerbitan nggak banyak yg bangkrut, amin :)

    ReplyDelete
  2. Masih punya keinginan buat jadi penulis sampe sekarang Mba Dew. Tapi untuk tahun ini pengen mencurahkan energi buat 2 blog dulu. Aku susah nulis panjang-panjang, suka alih fokus. Huhu. Blog lebih mewadahi gaya tulisanku sepertinya. :)

    ReplyDelete
  3. Semoga dengan berbagi tips tentang nulis makin banyak orang yang jadi penulis dan blogger sehingga bisa saling menginspirasi

    ReplyDelete
  4. semangat mbak.. semoga dakuw bisa semngat menulis amin

    ReplyDelete
  5. Kalau ngajarin anak itu emang harus banyak mainnya. Terutama anak-anak usia 10 tahun ke bawah. Dari segi usia perkembangan, usia 10-12 adalah usia normal anak dapat menulis cerita yang panjang dengan baik

    ReplyDelete
  6. pengen jadi penulisss, tapi pas denger industri kepenulisan yg kayaknya lg melempem kok rasanya sayang bgt ya, budaya/masyarakat belajar di kita belum terbentuk maksimal, padahal menulis itu banyak manfaatnya, bukan ttg nominal belaka *jd panjang

    ReplyDelete
  7. Animonya tinggi, ayuk kita tularkan pada yang lain, Kakak. Salam kenal, yaa. 😊

    ReplyDelete
  8. proses menulis tidak instan ya, Mbak. Semakin sering dilatih, semakin terasah. Peluang pun semakin terbuka

    ReplyDelete
  9. setuju bangeeet kalau menulis membuka berjuta peluang mba...dan seru abis :)

    ReplyDelete
  10. Siiip...jadi ngerti kalau ngurus KPR tak sesulit dulu. Hehe

    ReplyDelete
Previous Post Next Post