Dimulai dari Hal Kecil

Dear Temans,

Sudah banyak yang ngeh kalau daku ini penggemar buku yang rakus. Entah buat pajangan, jualan atau buat dibaca, hihi. 

yuk membaca buku


Sejak SD, koleksi bukuku memenuhi kamar. Pun ketika aku menjadi ibu dua orang anak balita. Kecintaan akan buku ini pun kutularkan secara ekstrim pada keduanya, hihi. Berkunjung ke toko buku, pameran buku dan perpustakaan menjadi kesenangan tak terkira. 

Setiap kali ke pameran buku, mereka berlari memilih buku kesukaannya masing-masing. Tak hanya itu, aku kerap mengikuti arisan buku untuk melengkapi isi perpustakaan mini mereka. Ya, tak apa deh irit-irit duit jajan emaknya demi beli buku ensiklopedi buat anak hihi.

Tak heran, kalau buku-buku pun dengan cepat memenuhi kamar mungil mereka. Rak buku pun tak lagi mampu menampung koleksi Nailah dan Aldebaran. Kadang tak sengaja tercampur dengan kardus berisi buku jualanku di online store. 

“Mamaa..buku Adik kok mau dijual?” protes Alde cemberut.
Meraih buku ensiklopedi pesawatnya dari dalam kardus lapakku.
“Hihi, maaf..makanya simpan baik-baik dek..nanti mama jual bukumu,”
“Huh, nggak mau!”
Dan seperti biasa, ketika buku-bukunya sudah penuh, ini saatnya, pembersihan!

“Dek, kakak, yuk kita kumpulkan buku kakak dan adik yang sudah tidak dibaca lagi. Kita sumbangkan ke taman bacaan dekat rumah.  Juga untuk  anak pemulung itu lhoo..”
“Kasihnya yang jelek saja ya, Ma? Ya nggak kita suka?” tanya Nai.
Aku terkikik. “Ya, nggak dong. Masa kasih ke temannya buku jelek dan rusak? Kita saja tidak suka bacanya?”
Nailah tersipu.
“Jangan buku obot adek, buku obim..” sergah Alde, si bocah 3 tahun memmeluk buku-buku kesayangannya.
“Nggak dong. Kita kasih buku yang sudah nggak adik sama kakak baca.”
“Nanti bukunya abis!” kata Alde.
“Nggaak, nanti kalau Mama ada rejeki lagi, ada pameran buku lagi, kita serbuu!”
Mereka kontan bertepuk tangan. Matanya berbinar.
Aduh, kayak Mamanya kalau dengar ada sale baju sajaa! Hihi.
“Kenapa kakaknya nggak beli buku sendiri?”
“Ya, kakaknya belum mampu beli buku. Jadi, kita yang punya banyak buku kita sedekahkan untuk teman-teman yang membutuhkan. Setujuu?”
“Oke deeh!”

mari berbagi


Kami pun memilah-milah buku-buku yang akan disumbangkan. Butuh waktu agak lama, karena mendadak buku yang tidak pernah disentuh, dan mau disumbangkan kok jadi bahan rebutan mereka untuk mereka baca lagi. 

Alhamdulillah, sekardus kecil buku anak sudah terkumpul. Ada buku cerita anak India, buku pengetahuan tentang salju dan kamus kecil. Buku-buku ini siap untuk dibawa ke taman bacaan dekat rumah.  

 Taman bacaan yang menjadi tempat ngumpul anak pemulung dan anak jalanan. Semoga buku-buku ini bermanfaat. Aamiin. Untuk daerah Semarang dan Ungaran bisa menyumbang buku anak ke Taman Bacaan Pasinaon asuhan Tirta Nursari (Ungaran), Lensa (Tembalang), DNA College (Banyumanik) dan banyak lagi. Daku dan teman-teman BA MDS juga mengumpulkan donasi tiap bulan untuk PBB (Program Berbagi Buku). jadi, kalau mau salurkan buku, colek me yaa :)

“Mama, tas sekolah dan baju kakak juga boleh tuh disumbangkan buat teman pemulung,” kata Nai sambil membaca buku princess kesukaannya.
Mataku terbelalak. “Benar nih? Tas yang mana, kak?”
“Tas kumbang, Ma. Kan kakak sudah punya tas gambar princess. “
“Boleh, Alhamdulillah..semoga Allah membalas kebaikan kakak ya..”
Rak buku kakak dan adik pun terasa lega. Kamarnya jadi rapi.
Ehm, kapan ya ada jadwal book sale lagi di toko buku? Serbuu! Hihihi..*emak shopaholic.







Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

Post a Comment

Previous Post Next Post