Kelas Jurnalistik, Berkirim Surat dengan Sahabat Pena

Dear Temans,
Sudah hampir setahun ini aku membimbing kelas jurnalistik di sekolah Nailah. Kelas jurnalistik menjadi ekstrakurikuler baru di SD swasta berbasis Islam ini. Setiap Sabtu pagi, aku mengisi kelas menulis sekitar 2 jam.

Kelas Jurnalistik
Makanya, sekarang kalau ada acara blogger di Hari Sabtu, biasanya aku bisa ikut setelah jam mengajar selesai. Soalnya, aku nggak tega mau izin kecuali terpaksa banget. Untuk kelas ini, aku belum punya kurikulum khusus sih. Hanya memodifikasi kurikulum teman-teman penulis yang lebih dahulu mengajar.

Ada kegiatan seru nih yang ingin kuceritakan saat Kelas Jurnalistik.  Dua minggu lalu, aku mendadak ide untuk mengajak anak-anak membuat surat. Tapi, kirim ke siapa ya? Hehe.

Aku bertanya pada Fita Chakra untuk berkirim surat dengan muridnya. Sobatku ini penulis buku anak dan parenting di Depok. Ia juga mengajar menulis di SD dan SMP.


Alhamdulillah, Fita setuju dan aku pun mengajak anak-anak menulis surat pada sesi kelas jurnalistik di hari Sabtu. Sebelumnya, aku jelaskan apa itu berkirim surat, apa sih yang namanya  sahabat pena pada zaman Bu Dedew masih SD, hehe. Mengapa sekarang orang jarang berkirim surat lewat pos, karena tergantikan email dan media sosial.

“Kalau menulis surat, jangan lupa ada salam dan kalimat pembukanya dulu. Jangan langsung tanya-tanya tanpa memperkenalkan diri dulu,”

“Iya, ya. Kayak orang  bertamu langsung masuk rumah tanpa salam dan langsung makan camilan,” kata Ais.

Mereka tertawa dan mengangguk-angguk.

Cari wangsit

Mereka takjub, lho anak zaman old kok rajin banget pada surat-suratan, capek menulis berlembar-lembar surat dengan tangan, menunggu lama untuk dapat balasannya. Nggak kayak sekarang, mau ngobrol tinggal menelpon, mengemail, kirim pesan di Whatsapp atau colek orangnya di akun media sosial.

Tujuan belajar menulis surat ini melatih anak-anak mengungkapkan pikiran dan perasaannya lewat tulisan. Lebih asyik lagi karena ada teman baru yang akan membalas surat mereka juga jauh di sana.

Awalnya, pada mengeluh.
“Duh, mau bilang apa ya?”
“Susah, Bu.”
“Aku malu, Bu. Banyak tanya, kepo.”

Hore suratnya sampai di Depok

“Bayangkan, kalian mengobrol dengan teman yang baru dikenal. Apa saja yang kalian tanyakan?”

"Hobinya, Bu!"
"Saudaranya berapa!"

Setelah cari wangsit dengan ngemil dan ngobrol, akhirnya anak-anak memulai menulis.

“Tulis apa saja ya? Dia punya kakak yang menyebalkan kayak aku, nggak ya?” Celetuk Fathin.

Aku terbahak. “Ceritakan saja tentang kakakmu, tentang diri kalian, hobimu, pelajaran yang disukai, apa saja bisa kok diceritakan,”

Surat balasan dari Teman Baru di Depok

“Malas ah, Bu. Nanti kakakku ge er. Dikiranya aku ngefans,” Fathin meringis. Haha

“Bu, kira-kira teman baruku di Depok suka KPop juga nggak ya Bu?” Tanya Syerend antusias, kacamatanya sampai miring-miring saat ia bicara. Anak kelas 4 ini bersama dua temannya, Aisyah dan Quinta yang juga ikut Kelas Jurnalistik memang penggemar K-Pop.

Jadi, kalau menulis, pasti semuanya dikaitkan dengan artis KPop kayak BTS dan Blackpink.

Aku mengangguk. “Semoga, dia juga suka ya,” jawabku sambil mikir, nanti bilang Fita ah carikan anak muridnya yang suka Kpop juga, hehe.

Jadilah, anak-anak menuliskan surat dengan bersemangat. Ada yang bercerita tentang hobi makan, tentang sekolahnya, macam-macam deh, lucu bacanya.

Akhirnya aku kirimkan tuh suratnya dalam amplop cokelat ke Depok. Seminggu berikutnya, pada bertanya mana balasannya. Haha, baru juga dikirim, Kak. Belum tiba di Depok. Mereka nggak sabar untuk membaca balasannya. Penasaran, seperti apakah sahabat pena mereka yang baru? Hihi.

Alhamdulillah, hari ini surat balasan dari Fita sudah sampai! Insya Allah, Sabtu besok kubagikan pada anak-anak. Wah, ternyata Syerend dapat sahabat pena Kpoperz juga! Yeyeye! Penasaran seperti apa isi suratnya? Mau ngintip? Hihi, ini kuposting satu ya biar bisa tidur nyenyak! Hehe.



Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

35 Comments

  1. wah asyik ya ngajar anak-anak..

    Dulu juga awalnya suka nulis dari surat-suratan dengan sahabat pena

    trus jadi terbiasa nulis dan jadi ngeblog deh sekaranh hehe

    ReplyDelete
  2. Waaahh seru. Jadi inget jaman aku SD dulu sering bgt ikutan korespondensi gini.. biasanya suratin yang ada di majalah bobo gitu... kalau nggak kirim surat buat artis. Hahahaha kangen masa2 itu deh, suratnya dialamatin sekolah biar bs dibaca bareng teman2 lain sekalian pamer.

    ReplyDelete
  3. Wah inspiratif banget mbak, senangnya ya bisa mengajar kelas menulis. Eh ini ngingetin jaman kita kecil yak? Kirim surat samassahabat pena? hehe.
    Anak-anak pasti merasa senang sekali ya mbak.. 😊

    ReplyDelete
  4. Waaaah sahabat penaaaa, senangnya. Saya dulu sejak SMP seneng banget tuh surat-suratan, selain sama sepupu sendiri yang di luar provinsi juga sama sahabat pena yang sama sekali belum pernah ketemu. Tiap terima surat dari pak pos rasanya senang sekali. Dan itu terbawa sampai sekarang, meski sudah punya anak, tiap ada pak pos ke rumah mesti menyambut dengan sukacita hehe.

    ReplyDelete
  5. Bagus mbak programnya, merangsang anak-anak untuk mengungkapkan isi pikirannya.
    Saya sendiri sampai sekarang masih mengalami kesulitan untuk mengarahkan anak-anak agar mau menulis. Udah dipancing-pancing dikasih ide, tetep aja susah cari kalimat pertama

    ReplyDelete
  6. jadi inget jaman masih anak-anak dulu.
    aku punya banyak banget sahabat pena lho. Pak Pos hampir tiap hari pasti datang ngantar surat. Sampe hapal gitu sama namaku.
    Ada yang tetap keep in touch sampai aku kuliah lho :)

    ReplyDelete
  7. Serunyaaa. Btw surat2 anak2 itu dikirim via pos atau Bu Guru yg bawa ke Bu Guru satunya? Hihi. Dulu saya juga punya sahabat pena. Setelah ada email, ganti email. Setelah ada sosmed...malah gak hubungan lagi. Huhu

    ReplyDelete
  8. Seru ya Mba, ini mengajak anak-anak untuk mau menulis dan artikulatif melalui tulisan. Semoga di masa depan mereka, anak-anak ini bisa mengungkapkan pikirannya dengan lugas karena pelatihan yang Mba berikan. Jika anak saya sudah besar, saya juga ingin melatih dia menulis sih, tapi tentu saja minat bacanya dulu yang harus diperhatikan. Karena yang berasa di saya, kalo suka baca biasanya menulis jadi lebih mudah.

    ReplyDelete
  9. Waah jadi inget masa masa sekolah, dulu kalo mau curhat ya lewat surat yang diselipin di dalam buku, kemudian bukunya dipinjamkan ke sahabat tersebut. Aku kira udah nggak ada lagi lho mbak yang akan ngajarin anak-anak sekarang untuk berkirim surat seperti ini 😁 alhamdulillah ternyata masih ada.

    ReplyDelete
  10. Waa Bu Guru Dedew sekarang ngajar tiap Sabtu. Makin sibuk ya Mbak. Dan semoga terus sehat dan semangat mendidik anak-anak menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam tulisan. Semoga dengan banyak menulis mereka semakin terasah berpikir jernih

    ReplyDelete
  11. Wah, surat-menyurat dulu dan sekarang seru semua ya. Serunya ya pastinya pas nunggu balasan. Hihihi.
    Aku dulu juga punya sahabat pena waktu SD. Isi suratnya bahas all about Walt Disney. Tapi lupa gimana, lama-lama putus aja gak surat-suratan lagi. Hemm.. gak tau kabarnya deh.
    *Eh ini kok malah curcol 😂

    ReplyDelete
  12. Seru banget nih anak anak daya imajinasinya heboh dan mereka sering menanyakan hal yang sepele tapi membuat kita speechless deh.

    ReplyDelete
  13. Seru banget ini mbak, jadi inget zaman ngajar di kelas inspirasi. Aku meminta anak-anak dikelas 5 menuliskan apa cita-cita mereka dan diceritakan kenapa mau jadi cita-cita itu. Bacanya bikin haru gitu.

    ReplyDelete
  14. Mbak Dewi orang Ungaran ya mbaak? Saya orang Ungaran juga lho mbak, salam kenal yaa. Kalo denger2 Ungaran jadi pingin mudik nii. Itu suratnya anak - anak polos banget ya bahasanya, no edit no filter, hehe

    ReplyDelete
  15. waah...bagus bangeet mbak dedew. anak2 jd ngerti sensasi surat2an yaaa. semoga kelas jurnalistiknya makin oke ya mbak..salam hangat buat anak2

    ReplyDelete
  16. Jadi keinget zaman dulu kan di majalah anak ada rubrik sahabat pena gtu. Jd suka jg kirim2an surat. Itu seingatku zaman SD, begitu masuk SMP SMA duh dah lupa. Apalagi kenal email hehe :D

    ReplyDelete
  17. Wah..seru banget bisa punya sahabat pena jadinya. Anak-anak pasti senang saling bertukar cerita. Bisa dilanjutkan tuh acara kirim mengirim suratnya. Banyak manfaatnya karena pasti lebih berkesan "pegang dan baca" suratnya dari pada sekilas baca pesan di sosial media.
    Itu sekalian diajarkan cara mengeposkan suratnya enggak Mbak?

    ReplyDelete
  18. Sini Syerend, kirim surat sama Kakak. Kakak suka Kpop juga lho :)

    Anak jaman sekarang memang sering takjub dengan apa yg anak jaman old lakukan ya mbak. Anakku saja, lihat telepon, dia bingung. Buat apa? Kenapa tombolnya ngga pakai layar? Ini belun tentang kartu pos, foto yang dicetak dan masih byk lg

    ReplyDelete
  19. Haha lucu banget jadi keinget waktu dulu aku masih kecil

    ReplyDelete
  20. Haha kamu suka nggak dengan BTS? Itu anak kecil udah suka k-pop

    ReplyDelete
  21. Surat menyurat dengan sahabat pena itu memang menyenangkan yah

    ReplyDelete
  22. Aku dulu juga gitu kok. Kalau mau ngobrol dengan orang yang jauh dengan sahabat pena

    ReplyDelete
  23. aku pernah juga ngajar di kelas jurnalis, hampir setahun lah. setelah itu aku menyerah. ternyata lebih berat mengajar anak2 dibandingkan siswa SMA.. wkwkw

    ReplyDelete
  24. Ya ampun seru banget kegiatannya.. menulis surat menurutku sama kayak nulis diary, bisa numpahkan segala isi hati dan pikiran. Bisa dipakai buat puasa gadget juga. Semoga programnya makin banyak dan makin seru lagi ya mba :)

    ReplyDelete
  25. Menulis pake tangan ya... melatih kesabaran banget kalo jaman selarang mah. Nulis dikit aja udah pegel tangan. Keren ih ini kegiatannya.

    ReplyDelete
  26. Hwaduududuu~
    Anak sekarang lagunya pada EXO, BP BTS....hhuuuhuu~
    Jaman aku dulu BSB, Westlife, N'Sync.

    Wkkwkw...
    Dari waktu ke waktu yaa...

    ReplyDelete
  27. Kolaborasi cantik dari guru-gurunya nih! Kereen...
    Asyik juga ya, anak-anak bisa dapat teman baru, meskipun baru berkenalan via surat. Semoga saja, suatu saat nanti mereka bisa bertemu secara tatap muka. Seru ya..

    ReplyDelete
  28. Seru mba ini surat-suratan, aku jadi inget masa kecilku juga sering tukeran surat malah pas tahun 2009 aku ketemu sahabat SDku dan dia masih simpen surat dari aku yang isinya GA banget cuman nulis tau ga sih si itu begitu dan aku begini wkwkwkwk tak lupa anak zaman old 4x4 =16

    ah baca ini jadi kangen deh surat2an :)

    ReplyDelete
  29. dulu jamannya sahabat pena yah, kalau aku mah sahabat penanya cuma satu sekolah doang hahaha
    jadi pengen ngulang masa-masa seperti ini

    ReplyDelete
  30. Seru belajar bersama siswa kan mb? Apalagi mereka yang berminat di tulis menulis. Serasa sangat dibutuhkan kehadiran kita.

    ReplyDelete
  31. Tema pelatihan jurnalistiknya menarik sekali. Tdk bnyk yg masih melakoni surat menyurat seperti ini.

    ReplyDelete
  32. Wah,,, seru dan keren ya. Anak-anak diajarin nulis surat. Wah, aku lupa kapan terakhir nulis surat.. hehe

    ReplyDelete
  33. Jadi ingat anak murid aku, nih selasa jadwal kelasnya, jadi belajar ama anak2 itu asik yah, banyak inspirasi juga

    ReplyDelete
  34. Aku pernah ngisi kelas buat anak-anak mbak, tapi kayaknya perlu belajar sama mbak dedew nih😀

    ReplyDelete
  35. Maa syaa Allah! Selalu salut sama yg bersabar dan telaten ngajar anak-anak. Saya selalu deh kalau ngajar atau ngisi materi yg cuma sejam dua jam aja, langsung capek pek pek pek! Tenggorokan sakit.

    Makanya salut sama guru. Siapa pun itu, yg tulus dan bersemangat mengajar anak-anak ga kenal hujan badai. Semoga barokah mbaaak dewi :)

    ReplyDelete
Previous Post Next Post