Pengalaman Jadi Finalis Lomba Artikel Ilmiah Populer Kemdikbud di Yogya



Pengalaman Jadi Finalis Lomba Artikel Ilmiah Populer di Yogya. Dear Temans, Alhamdulillah, Desember telah tiba, semoga berkah, ya. Aamiin. Kali ini aku ingin menulis tentang pengalaman berkesan dengan guru yang menjadi tema #ArisanBlogGandjelRel putaran ke-16.

Pengalaman jadi finalis


Tema ini dari pemenang arisan Relita Aprisa dan Mbak Yuli Arinta. Kebetulan banget, aku mau cerita tentang pengalamanku ikut Lomba Artikel Ilmiah Populer Tingkat Nasional di Yogya. Dua bulan kemarin, jadwal mamak padat hihi.

Setelah ditunjuk jadi juri seleksi KPCI di BSD, Alhamdulillah ternyata aku dipercaya untuk menjadi juri seleksi kategori cerpen pas hari H ajang KPCIdi Bogor, langsung dilanjut dengan ikutan acara ASUS di Jakarta. Pulang dari Bogor, sudah berkomitmen nggak pergi-pergi dulu deh setelah pulang dari dua acara ini. Kasihan my bocah ditinggal melulu.

Tahu-tahu, ada teman di grup mengabari kalau aku lolos menjadi finalis lomba artikel ilmiah populer tingkat nasional yang diselenggarakan Kemendikbud! Masya Allah, nggak nyangka! Mendadak ditarik ke grup WA finalis dan diundang ke Jogya untuk penjurian! Antara hepi dan panik karena harus presentasi di depan juri. Anak-anak pas dikabari langsung ngambek dan nangis.

“Katanya nggak pergi-pergi,”

Ada bir pletok dari SD unggulan Jakarta

Untunglah ketika dijelaskan akhirnya mereka mengerti. Lokasinya pun nggak jauh dari rumahku. Bismillah, bisa berangkat. Ternyata aku menjadi finalis kategori lomba feature, ya kemarin aku mengirim dua artikel yaitu feature dan artikel ilmiah populer.  

Ketemu sobaaat

Dimasukkan ke grup finalis yang sebagian besar ternyata para guru berprestasi dari berbagai daerah di Indonesia ada dari Aceh, Lombok hingga Makassar. Keren! Bapak ibu guru yang jago menulis. Kombinasi super ya. Walaupun lombanya untuk umum, ternyata tetap guru yang mendominasi. 

Ada finalis dari sekolah Indonesia di Amsterdam, yang terbang ke Indonesia untuk menghadiri penjurian. Ada guru dari Lombok yang rumahnya nun jauh di kaki Gunung Rinjani. Ada guru muda dari Semarang yang ingin sekali sekolahnya maju walaupun termasuk SD yang kekurangan. Beberapa guru SD ini juga aktif sebagai blogger dan kompasianer. Wow.
Seseruaaan

Beruntungnya aku. Alhamdulillah. Bisa bertemu teman-teman yang menginspirasi. Semuanya berawal pada suatu hari, ada yang membagikan info lomba menulis ini di WA grup. Aku yang saat itu baru saja ganti laptop, bersemangat untuk ikutan. Kenapa? Karena temanya dekat banget denganku dan kusukai yaitu gerakan literasi. Hadiahnya juga mencengangkan dan pemenangnya banyak hihi. Ada 15 pemenang di tiap kategori. Bismillah, ikut!

Aku lalu mempelajari artikel apa yang dimaksud di flyer. Yang kayak gimana sih artikel ilmiah populer itu? Aku menjelajah internet dan membaca banyak contoh artikel ilmiah populer itu. Setelah mengerti artikel yang dicari, aku memutar otak mencari ide. Untuk artikel ilmiah, aku mengangkat perpustakaan sebagai wadah literasi di SD. Selesai ditulis, aku kirim deh. Setiap peserta hanya boleh mengirim satu artikel tiap kategori. Kupikir, sayang kalau aku tidak mengirim feature juga.

Registrasi duluuu

Apa itu feature? Ulala, sejak awal menulis aku sudah senang menulis kisah inspiratif yang kusebut esai, ternyata namanya feature, hihi. Itu kuketahui setelah menjelajah internet dan melihat contoh feature di berbagai blog, juga bertanya pada teman-teman penulis di Grup Penulis Ceria. Untuk sub tema, aku tetap memilih gerakan literasi di SD. Syaratnya harus diterbitkan di blog atau di manapun selain dikirim naskahnya ke panitia.

Ketemuan pembaca Anak Kos Dodol

Hm, tinggal cari narasumber yang punya cerita menarik dan menginspirasi buat ditulis! Aku punya beberapa teman guru penggiat literasi SD tapi mereka ingin ikut juga lombanya, hihi. Akhirnya, seperti biasa, Facebook menjadi andalanku mencari narasumber dan ide cerita. Ya, jangan remehkan kekuatan Facebook walau sudah ada Twitter dan Instagram, Temans!

Aku pasang deh status mencari guru yang juga penggiat literasi di SD. Beberapa teman mengusulkan nama temannya, ada juga teman yang ngacung, mengajukan diri. Kucatat deh satu-persatu dan kuhubungi. Ada yang tinggal di Salatiga, Tangerang, di mana lagi ya?

Pameran karya kreatif SD

Nah, aku punya teman namanya Mbak Dewi, ia kukenal saat mengikuti pelatihan menulis picture book di Lembang bersama Room To Read 2 tahun silam. Mbak Dewi ini guru SD yang juga penulis buku anak dan penggiat literasi. Karena sejak dulu aku kagum pada kelincahan dan keaktifannya, akhirnya aku mencoleknya di FB dan meminta email untuk mengirim daftar pertanyaan. 

Alhamdulillah, Mbak Dewi menyambut baik keinginanku untuk menuliskan profilnya di blog. Dan setelah kubaca hasil wawancara kami, jawaban Mbak Dewi bikin aku tersentuh dan mau nangis. Sungguh, ini harus kutulis! So inspiring! Akhirnya, aku mencoba menuliskan artikel feature berdasarkan hasil wawancara kami. Aku juga bertanya dan meminta foto pelengkap untuk artikel. 

Mbak Dewi ditengah kesibukannya bersedia meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaanku yang super bawel. Cukup lama juga kutulis artikel ini. Panjangnya nyaris 2000 kata, jumlah maksimal syarat lomba. Ketika akhirnya artikel itu selesai, aku kirimkan ke beliau, ia mengoreksi sana-sini dan aku pun mengeditnya sesuai permintaan.

Pameran karya kreatif siswa SD dari seluruh Indonesia

Alhamdulillah, ia suka dan terharu. Kami berdua berharap artikel ini bermanfaat dan menyemangati para guru untuk berbuat lebih, bergerak. Ada yang bilang, sekolahnya kan sekolah mahal wajar kalau ia serajin itu.

Presentasi Rere penulis cilik dan pemilik rumah baca di Magelang

Ya, walaupun sekolah mahal dan mendukung, tapi kalau tak ada kesadaran dari gurunya bergerak. Apakah akan terjadi sebuah perubahan? Itulah jawabanku. Kalau tak ada kemauan, maka tak ada perubahan. Akhirnya, artikel dengan label Kenal Lebih Dekat pun kupublish. Sungguh, Nggak nyangka, masuk final! Yogya, I’m coming!


Hari Pertama: Briefing Finalis
Finalis berkumpul di The Rich Hotel. Malamnya, kami briefing dengan panitia dari Kemdikbud dan mengambil undian. Nomer urut 1-5 langsung wawancara malam itu juga.

Foto bareng anak kreatif

Sedangkan sisanya, 20 peserta maju keesokan harinya setelah acara pembukaan. Aku kebagian setelah makan siang! Duh, duh sumpah grogi!

Penari SD pas pembukaan acara

Aku bawa laptop biar bisa mengerjakan artikel blog hihi biar nggak stres menunggu jadwal penjurian. Berasa jadi Dee Lestari, menulis naskah bukunya di kamar hotel. Oh iya, ada pameran karya kreatif siswa SD dari berbagai kota di Indonesia. Seru deh. Ada sekolah yang bikin bir pletok khas Betawi!

Hari Kedua: Penjurian
Acara dibuka dengan pemukulan gong. Peserta berpakaian baju adat dan nampak semarak. Duh, perutku makin mules! Berasa mau ujian skripsi, yes! Jurinya ada 3 orang siap menanti kami, 25 peserta. 

Pada pakai baju adat pas pembukaan 

Setelah pembukaan langsung kabur ke kamar untuk mengetik dan menenangkan diri. Ya, penjurian ternyata nggak mesti presentasi tapi cukup wawancara saja. Aku kebagian pukul 14.00 dan baru pukul satu udah standby di depan ruangan. Stres! Hihihi. Begitu giliranku, aku masuk berbekal laptop.

“Kalau presentasi nilainya lebih oke,” kata salah satu juri.

Tegang nunggu penjurian hihi

Aku lalu memperlihatkan blogku dan memulai presentasi dengan deg-degan memuncak, hihi. Grogi abis! Karena nggak bikin presentasi, jadinya pamer blog saja deh mumpung komen artikel Pedro seabrek, hihihi.

Cek bahan presentasi

Apalagi ketika para juri menanyakan berbagai pertanyaan hingga ada satu juri yang menyanggah tulisanku karena dianggapnya kini buku anak Indonesia sangat bervariasi.

Presentasi materi depan juri ganteng hihi

Tapi aku berusaha dengan tenang menjawab kalau situasi yang kugambarkan di artikel adalah kala Mbak Dewi merintis dan itu sekitar tahun 2005 ketika itu buku anak Indonesia masih terbatas dan kebanyakan novel tanpa banyak ilustrasi.

Berusaha menjelaskan dengan grogi

Begitu kelar penjurian, legaaa! Bener deh haha. Langsung lanjut mitap di mal bareng Pemred Gradien Mas Tepe dan Berbie lanjut nonton film POSESIF dengan Tria Ayu. Merdeka!

Hari Ketiga: Pengumuman Juara
Diisi dengan seminar-seminar. Acara penutupannya diadakan setelah magrib. Ya ampun, menunggu pengumuman itu deg-degannya melebihi lahiran. Hihi. Pas pengumuman sekolah dan kategori artikel anak diumumkan, aku udah ge er hihi inilah gilirannya. Menang nggak menang yang penting sudah berusaha!

Pementasan tari

Oalaah, ternyata kelar pengumuman bukan giliran kami tapi pementasan Ramayana! Tidaaak! Mau pingsan nggak? Tariannya sejam lebih. Selesai nonton Ramayana sekitar 21.30, Mau ke toilet, takut pengumuman, hihi.

Bersama guru keren dari Aceh dan Lombok deg degan nunggu

Ditahan kok susah? Haha. Akhirnya, ke toilet deh buru-buru untung nggak lupa cebok. Baru duduk semenit akhirnya pengumuman juga. 


Alhamdulillah

Huaa! Melayang rasanya.
Bener nggak namaku dipanggil? 
Aku langsung naik panggung cengengesan. Tapi tanya dulu ke teman-teman yang sudah di atas panggung. Bener nggak ya namaku dipanggil? Haha takutnya hanya halu dan aku diseret turun. Tidaak! Hihi tapi juara lain juga sedang terkaget-kaget menang jadiaku tak dijawab. 

Alhamdulillah, piala pertamaku nih seumur hidup, haha di usia 37 tahun baru merasakan dapat piala. Nggak menyangka. Semoga tulisanku tentang Mbak Dewi bermanfaat dan menggerakkan pembaca bahwa Impossible is Nothing.

Tulisan ini dipersembahkan 
Untuk Luh Putu Kusuma Dewi Yuliani





Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

15 Comments

  1. Salut sama semangatnya Mbak Dew.

    ReplyDelete
  2. Wah memang di dunia ini gak ada yang kebetulan ya mbak dew, sama-sama bernama dewi, dan mbak dedew menang karena menuliskan bu dewi ama pedro itu, selamat ya sekali lagi, barokalloh 😊

    ReplyDelete
  3. Keren mbadewwww....selamat yaa. Baru baca aetikelnya aja aku sudah ikut merasa bangga ig. Salut buat perjuangannya..

    ReplyDelete
  4. Mbak Dewi barakallah...prestasi nulisnya seabreg 😊


    Oiya, pingin ubek2 blog mbak yg isinya tutorial bikin picbook tp belum sempet

    ReplyDelete
  5. Mbak dew dew selalu menginspirasi.. Keren banget :)

    ReplyDelete
  6. Barakallah mb dew, smg sll produktif dan menginspirasi yaa mb..Aamiin

    ReplyDelete
  7. Selamat ya. Baru baca aetikelnya saja aku sudah ikut merasa bangga jg. Salut buat perjuangannya..

    ReplyDelete
  8. Rame bangeeet. Kebayang kalo pas dipanggil ternyata masih di toilet :D :D

    ReplyDelete
  9. Mbak dewiiii emang kerennnn, selamat ya mbakkkk, muaaah

    ReplyDelete
Previous Post Next Post