Kenal Lebih Dekat dengan Bu Muslimah, Guru Ikal di Novel Laskar Pelangi

Dear Temans,

Alhamdulillah, akhirnya liburan yang direncanakan sejak tahun lalu bisa terlaksana juga.  Bersama blogger dari berbagai kota, kami berlibur ke Pulau Belitung.


Seperti wisatawan lainnya, kami juga penasaran dengan keindahan negeri laskar pelangi yang terkenal dengan novel Andrea Hirata dan pantainya.

Kami tiba di Belitong hari Minggu pagi (30/04) dengan pesawat Citilink dari Cengkareng.  Daku janjian dengan Tari dan Rahmi with her kiddos dari Semarang lalu melanjutkan perjalanan bareng.

Perjalanan satu jam cukup menegangkan karena cuaca mendung.  Alhamdulillah, berhasil sampai dengan selamat.

Setelah menunggu kedatangan teman-teman dengan pesawat lain, kamipun berangkat dengan naik bus kecil dari Visca Tour,  sebuah agen travel yang recommended di Belitong milik Mas Hari TJ.

Ditemani kru Visca Tour,  Bang Romi,  tour guide kami yang kocak dan Bang Nandi, supir busnya yang nyentrik.

Perjalanan dari Bandara H. A. S.  Hanandjoeddin Belitung ke kota Tanjung Pandan sekitar 10 km dan ditempuh selama 30 menit. Jalanannya lengang di minggu pagi.


Sebelum ngetrip, kami diajak makan di warung mie Belitong dulu di Kota Tanjung Pandan. Tapii, ternyata hari itu bertepatan dengan pawai marching band Taruna AKABRI dan penduduk antusias menyaksikannya.  Padaaat..kami terpaksa berjibaku,  berdesakan menembus kerumunan penonton yang antusias.

Setelah makan mie Belitong dan minum es jeruk kunci khas sana, kami pun diajak ke kediaman Ibu Muslimah di Desa Gantong, Belitung Timur. Disana juga rumah Pak Cik Andrea Hirata berada.

Jarak Kota Tanjung Pandan ke Desa Gantong cukup jauh lho, sekitar dua jam perjalanan melewati hutan dan pemukiman penduduk.

Sepanjang perjalanan, daku sempatkan tidur unyuk mengganti kekurangan tidur sejak semalam. Dicuekin deh Bang Romi yang berkicau sepanjang perjalanan. Kami lelaah hihi.

Ketika melewati Museum Kata milik Pak Cik, tertulis di pagar nya mulai bulan Mei, museum tutup karena sedang direnovasi,  hiks.
Kami juga melewati rumah sederhana bercat merah muda milik Pak Cik Andrea Hirata. Sayang ya, beliau tak ada di rumah. Sedang melanglang buana.

Tak lama kemudian, kami sampai di rumah Ibu Muslimah Hapsari, perempuan kelahiran Desa Gantung Februari 1952. Ibu Muslimah sudah pensiun dari pekerjaannya sebagai guru SD sekitar tahun 2010.

Terakhir ia mengajar di SD Negeri 6 Gantung, tapi ia semakin sibuk di usia senjanya diundang ke berbagai kota.

Kami temui di rumah beliau yang sederhana, ia sangat terharu melihat kami yang datang jauh-jauh dari Jakarta. Beliau nampak segar dan cantik dengan busana muslimah warna kuning.

Bu Muslimah mengajak kami masuk ke rumahnya yang banyak dihiasi foto-foto dan berbagai jenis piala dan penghargaan. Menurut Bu Mus,  mengajar adalah panggilan jiwanya.

"Ibu tidak menyangka semua ini. Ibu hanya guru desa biasa, semua ini terjadi karena ulah si anak nakal, Andrea murid ibu waktu mengajar di SD Muhammadiyah, " ia tertawa.

Bu Muslimah bercerita bahwa ia kerap diundang berceramah dan berbagi tentang masalah pendidikan di berbagai kota mulai dari Jakarta, Bogor hingga Palembang. Ia juga diundang hingga Kalimantan dan Papua tapi belum disanggupinya karena jarak yang membentang.

Ia bertemu pak presiden juga banyak pejabat negara seperti Bu Risma, walikota Surabaya.

Guru kesayangan si Ikal di Novel Laskar Pelangi tahun 2008 ini memang fenomenal.  Ia mendapatkan penghargaan Satya Lencana Pembangunan dan Satya Lencana Pendidikan dari Pak SBY.

Walau sekolah Muhammadiyah tempat ia mengajar Ikal dan gengnya sudah lama tutup, ia pindah mengajar di sekolah lain di Desa Gantung.

Menurutnya, semua itu anugerah Allah. Ia hanya berusaha mengajar muridnya yang berbagai tipe dengan sepenuh hati. Termasuk anak yang berkebutuhan khusus ia perlakukan sama dengan murid lain.

"Penghargaan ini saya persembahkan untuk para guru Indonesia yang sudah mengajarkan anak muridnya dengan ikhlas dan sepenuh hati. Menjadi guru itu amal jariyah, pahalanya Insya Allah tetap mengalir meski kita sudah tiada, "

Aih,  merinding deh.

"Menjadi guru itu anugerah. Terima saja berbagai jenis muridmu, dari yang nakal hingga berkebutuhan khusus. Semua ini adalah untuk membuat kita jadi guru yang lebih baik. Mengajar dengan sabar dan tulus, "

Bu Muslimah menceritakan beberapa tahun lalu, Andrea datang ke rumahnya. Katanya ia sukses,  bersekolah tinggi dan kerja di sebuah perusahaan besar.

Ibu Muslimah lupa siapa muridnya itu, saking banyaknya murid yang pernah ia ajar.

Ikal yang mengingatkan kalau ia pernah diajar Bu Mus saat SD dan sekolah mereka nyaris ditutup. Saya ada hadiah kejutan buat Ibu,  kata Andrea saat itu.

Tak lama kemudian, novel Laskar Pelangi terbit. Anaknya yang mengatakan kalau murid ibunya itu ternyata membuat novel.

Kurang ajar Bu,  dia tulis kalau Ibu miskin sekali sampai bedak pun dibuat dari tepung beras,  kata anaknya marah. Hehe.

Pak Kepsek pun menyerahkan buku Laskar Pelangi, katanya persembahan khusus si anak nakal untuknya. Bu Mus membacanya dengan terharu, tak menyangka peristiwa puluhan tahun silam membekas di hati dan pikiran anak kecil seusia Andrea.

"85 persen kisah tentang sekolah Ikal itu nyata, " kata beliau terharu.

Sejak itu, hidup Bu Muslimah berubah. Ibu tiga anak ini lalu diundang ke Jakarta, di acara Kick Andy, ia juga sempat berangkat umrah dua kali berkat pembaca novel Laskar Pelangi.

Ia diajak Andrea untuk mendampingi wisatawan di Museum Kata, hanya ia tak bisa selalu hadir. Ia cepat lelah sekarang.

Menurut Bu Mus, Andrea membuat museum itu bukan untuk pamer prestasi, tapi ia ingin menyemangati anak muda Indonesia agar bisa tetap bersemangat mengejar ilmu walau dalam keterbatasan ekonomi sepertinya.

Andrea yang anak buruh pabrik timah, bisa bersekolah ke luar negeri dan kembali ke Belitung membangun kotanya.

Menurut pemandu wisata kami, wisata Belitong bergairah ketika novel dan film Laskar Pelangi dirilis pada tahun 2008. Ya, tadinya pariwisata Belitong biasa saja. Kini bergairah karena animo wisatawan yang bersemangat ingin melihat negeri Laskar Pelangi yang diceritakan Ikal di novel. Keren ya!

Menurut Bu Muslimah, menjadi orangtua zaman sekarang lebih berat. Perkembangan teknologi dan internet pesat.

"Anak-anak boleh main game asal dibatasi.  Main game juga penting untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan motorik mereka tapi orangtua harua bisa mendisiplinkan anak dengan mengatur waktu anak sebaik mungkin dari waktu istirahat hingga waktu belajar dan beribadah jadi anak terbiasa disiplin waktu dan jadi orang sukses kelak,"

Alhamdulillah, setengah hari bersama Bu Muslimah sangat membukakan hati dan pikiran kami.

Menyemangati kami untuk menjadi orang tua dan manusia yang lebih baik. Tak sia-sia kami menempuh perjalanan berpuluh kilometer ke Desa Gantong yang asri.

Terima kasih wejangannya Bu,  semoga Ibu Muslimah panjang umur dan sehat,  selalu menginspirasi kami,  aamiin.
Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

17 Comments

  1. Wah seru banget Mbk, jadi pengen ketemu Bu Muslimah, keren ya wejanagnnya. Thanks sudah berbagi, Mbk.

    ReplyDelete
  2. Huwaaaa, mupeng bertemu ibu Muslimah. SEtuju juga dg beliau, boleh main game, tapi harus bisa membatasi waktu bermainnya, hehehe

    ReplyDelete
  3. Bu mus memang keren dan sabar banget ya, bang andrea hirata juga keren dari tulisannya bisa bikin belitong jadi destinasi wisata yang disukai dan dari tulisan bisa mengubah dunia, mengangkat derajat orang lain dan tentu kotanya juga

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah.... seneng banget rasanya bisa ketemu langsung ama Ibu Muslimah. Beliau emang sosok yang luar biasa ya mbak.. :)

    ReplyDelete
  5. Senengnya ya mbak bisa ketemu dan memeluk sosok inpirator dari tanah Belitung ini😊😊

    ReplyDelete
  6. Asyik ketemu bu Muslimah. Pengen sampai ke Belitong juga :))

    ReplyDelete
  7. hiks aku gak diajakin nih mbak dedew :)

    ReplyDelete
  8. Ibu muslimah tampaknya jauh lebih segar daripada 3 tahun yang lalu Saat ketemu saya. Tak disangka ya murid yang pernah diajarnya membawa ibu muslimah kelangit selebriti. Hormat untuk beliau :)

    ReplyDelete
  9. Salam kenal mba Dedew, saya Annisa, ga nyangka salah satu penulis buku favorit saya ternyata sekarang satu grup di Idea Alqalam. Tadinya taunya mba Dedew jadi BA dan dah kecewa karena ternyata ga di grup SS yg sama hehehehe...

    Btw, senangnya bisa jalan2 ke Belitung dan berjumpa langsung dgn bu Muslimah. Kaget juga ternyata nama bandaranya bisa sama gitu dgn yg di Batam..Hang Nadim. Ditunggu lanjutan kisah jalan-jalannya ya mba

    ReplyDelete
  10. Seru yaaa ketemuan dengan beliau..

    ReplyDelete
  11. Semoga kelak ada rejeki bertemu Ibu Muslimah, membaca penuturan beliau saja di blog Mbak bikin saya tergetar.

    ReplyDelete
  12. Keren yaa, gara2 novel & film, belitong jadi menggeliat wisatanya. Mungkin daerah lain di Indonesia bisa gitu juga ya

    ReplyDelete
  13. Anakku sih nggak terlalu ngegame, tp nonton videonya. Aduh...*kok malah curcol. Btw, Bu Mus cantik banget ya?

    ReplyDelete
  14. wah senangnya bisa bertemu dg bu Muslimah ya

    ReplyDelete
  15. aaghhhh asyik bgt kalian bisa ketemu bu mus mbak.. pas outing kantor ke belitung thn lalu, kita ga ketemu.. tp ke museum kata nya iya ;).. cuma kak andrea hirata jg ga ada...

    ReplyDelete
  16. Wejangannya mengena dan membekas di hati. MOoga aku juga bisa beramal jariyah seperti itu, mungkin bisa dengan berbagi ilmu di blog hehe

    ReplyDelete
Previous Post Next Post