Piknik Asyik di Taman Djamoe Indonesia, Bergas Kab. Semarang


Dear Temans,

Masih lanjutan cerita jalan-jalan dengan my bocahs, hehe.
Iih, Nulis blog sampai berseri-seri deh kayak serial sinetron Cinta Fitri. 
Ya, hari ini tujuan utama kami, adalah Taman Djamoe Indonesia
Jangan lupa bawa botol air minum dan payung lipat. Cuacanya cukup terik, bo! Nggak mau kan kulit cantiknya belang kek zebra? Hehe

Taman Djamoe Indonesia
Waktu mau ke Cimory, dakuw nggak sengaja melihat plang Taman Djamoe. Wah, menarik nih! Tapi, karena letaknya di tepi jalan raya susah tuh kalau mau balik lagi. Kudu putar balik, sereem.

Jadilah, diplanning next kudu ke Taman Djamoe. Hehe. Taman ini buka setiap hari dari Senin-Minggu, lho.

Memorabilia Nyonya Meneer dari piring hingga mesin hitung

Taman Djamoe Indonesia terletak di Jalan Raya Semarang-Bawen Km 28, Bergas. Letaknya berhadapan dengan SMAN 1 Bergas dan tak jauh dari kantor Kecamatan Bergas.

Berdiri di atas tanah seluas 3 hektar. Taman ini awalnya hanya berisi tanaman salam dan laos koleksi Nyonya Meneer, pemilik perusahaan jamu Nyonya Meneer. 

Taman Djamoe Indonesia

Oleh generasi ketiganya, Bapak Charles Saerang taman ini diperbesar dan disulap menjadi taman indah berisi 600 jenis tanaman yang memiliki manfaat untuk kesehatan. Taman ini dibangun sebagai bentuk kecintaan terhadap tanaman dan melestarikan kekayaan alam negeri kita.
Suasana saat itu lengang. Kami membunyikan bel dan bergegas resepsionisnya menghampiri. Untuk dewasa, tiket masuk seharga Rp.10.000. Sedangkan anak-anak Rp.4500. 

Anggrek tanah yang tak hanya cantik tapi juga berkhasiat
Di dalam bangunan utama, diletakkan beberapa pernak-pernik milik Nyonya Meneer seperti peralatan makan, piring hias hingga mesin hitung kuno! Mesin hitung ini, dipakai ketika Nyonya memulai usaha jamunya. Mesin itu digunakan untuk menghitung pembelian dan penjualan jamu. Uniknya, bila suatu angka dikalikan 50 misalnya, maka pegangan alat ini harus diputar 50 kali juga! Hihihi..

Oh iya, Dipajang pula beberapa besek berisi jejamuan seperti temulawak. Di dinding, ditempel poster berisi sejarah berdirinya perusahaan jamu Nyonya Meneer.

air mancur dengan patung peracik jamu

Alkisah, suami sang Nyonya menderita sakit perut hebat. Pergi ke dokter tidak membuahkan hasil. Nyonya lalu meramu beberapa tanaman tradisional dan mengobati suaminya. Tak disangka, suaminya sembuh dari sakit parah dan bisa beraktivitas lagi. Nyonya Meneer pun memulai usaha jamunya yang kelak berkembang menjadi salah satu perusahaan jamu besar di Tanah Air.

Setelah puas melihat memorabilia, kami pun beranjak ke taman yang letaknya di belakang bangunan. Ada restoran kecil yang menyediakan menu khas Jawa dan tentu saja berbagai jenis jamu. 

Restoran di area Taman djamoe
Wow, pemandangannya indah sekali!
Segala kebisingan jalan raya Semarang-Bawen tertelan keasrian Taman Djamoe Indonesia ini. Anak-anak langsung excited berlarian di taman. Apalagi saat melihat jembatan kecil dan sumur! Mereka langsung heboh. Maklum, anak sekarang jarang ya melihat sumur. Nggak kayak dakuw dulu, mau mandi saja harus nge-gym, menimba air untuk mengisi bak, wkwkw kok curcol buu..

Menurut website Taman Djamoe, tanaman yang ada dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan kelebihannya. Misalnya Pesona Warna, dikumpulkan tanaman-tanaman yang memiliki keindahan warna. Misalnya, tanaman mahkota dewa. Setiap tanaman diberi papan kecil yang berisi keterangan nama tanaman dan khasiatnya. 

Kak Nai belajar biologi hehe
Nailah langsung mengambil notesnya dan mencatat berbagai jenis tanaman yang ada serta khasiatnya hihihi. Tanaman Rosmery untuk menyembuhkan batuk dan aromatik. Bunga kenanga untuk nyeri haid dan bahan kosmetik. Tanaman kucai untuk anti kejang dan aromaterapi. Daun mangkokan untuk apa lagi, Kak?

Di taman yang ditata indah ini ada beberapa gazebo untuk tempat bersantai dan piknik.
Adapula gardu pandang di tengah taman. Jika ingin membeli tanaman, ada kios kecil. Tanamannya dijual dalam pot kecil harganya bervariasi dari Rp.15.000 per pot. Ditulis pula jenis tanaman dan khasiatnya. Beberapa yang dijual tanaman afrosidiak dan obat kuat, hihihi. Ayo, ada yang mau belii?

gazebo Taman Djamoe Bergas
Kami berjalan lagi. Olala, ada bangunan di tengah taman. Apa itu? Oh, ternyata sebuah spa, lho temans! Asyik juga ya spa di tengah taman indah. Berasa putri Keraton! Ada lagi patung Nyonya Meneer seperti yang kami lihat dipajang di lobi, tapi ini lebih besar. 

Siswi SMAN 1 bikin tugas

Selain kami, ada beberapa pengunjung. Ada yang melakukan riset untuk skripsinya, adapula rombongan siswi SMAN 1 Ungaran yang melakukan syuting video untuk tugas mereka. Wah, banyak manfaatnya Taman ini, ya. 

Sayangnya, tidak ada pemandu yang bisa menemani kita berkeliling atau ada bangunan khusus untuk workshop cara membuat jamu, misalnya. Tapi, tetap kok menyenangkan sekali bisa piknik bersama keluarga sambil belajar berbagai jenis tanaman. Yuk, berkunjung ke Taman Djamoe Indonesia!
Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

39 Comments

  1. asyik ya Mbak kalau ada Taman Jamu seperti ini, tambah pengetahuan juga buat anak-anak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba ninik, piknik asik sambil nambah ilmu :)

      Delete
  2. Ya nih mbak, Payug lipat penting buat kita yg cantik :) Tiap kali jalan kulit belang kayak Zebra. Dilema mbak cantik suka ngebolang. Hehehe

    Taman Djamoe ini perlu dikembangkan. Tak hanya untuk obat alami keluarga tapi juga Obat asli Indonesia termasuk penghijaun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. sampe diketawain temanku ngga ujan kok pakai payung ya panas ey...

      Delete
  3. bagus ya tempatnya, dan.. memang nambah pengetahuan.
    taman-taman begini harus lebih banyak dibangun..

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya asik buat piknik, dapat ilmu juga :)

      Delete
  4. rata-rata inovasi usaha selalu muncul kala kita menjumpai masalah. seperti kisah suami nyonya meneer (nama suaminya meneer mba?) yang sakit kemudian sembuh gegara ramuan istrinya. trus cerita good time, yang katanya hasil dari kesalahan pembuatan kue.

    semarang panas ya, musti bawa payung lipat, sunblock dan topi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi aku ngga catat namanya zahra, setahuku meneer itu tuan ya artinya? wah iya ya goodtime itu gara-gara salah bikin? cool...

      Delete
  5. wah bagus juga ya mak tamannya ;)

    ReplyDelete
  6. Alhamdulillah masih buka, nebeng pakai nama semarang ya mbak :D :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi makasiih ya mas don...iyaaa, kirain dah tutup ya gara-gara ada kasusnya,semoga tidak sampai tutup...

      Delete
  7. Gak bisa liat cara pembuatan jamunya ya mbak?

    ReplyDelete
  8. AKu bolak balik lewat sana ngga ngeh dengan keberadaan taman jamu ini. Kapan2 mampir ahh

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa...aan yang bilang udah lama hihi aku juga baru ngeh kemarin mii...

      Delete
  9. Pernah berhenti doang di depannya...tapi nggak masuk..wah, nyesel banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya ya mba ika...hihihi...kalau dari luar memang kurang menarik yaa, mana sepi lagi..

      Delete
  10. Enggak nyadar ada taman jamu di wilayah itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi piknik disini diit, memang mahal sih masuknya :D kalau cuma liat2 sekalian makan2 aja

      Delete
  11. Harga tiketnya termasuk mahal juga ya ? Ancung jempol untuk nyonya menir yang begitu setia sama suami. Jamu pun racikannya sendiri. Aku belum pernah kesana, lain waktu semoga bisa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya lumayan mahal 10 ribu...dari niat merawat suami jadi pengusaha besar ya mba...

      Delete
  12. Menarik banget, Mbak. Apalagi jamu Nyonya Meneer bisa bertahan sampai sekarang. Hebat banget keturunan beliau mengembangkan industri jamu. ira

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, cinta tradisi banget ya mba ira mereka turun-temurun...tidak hanya bisnis..

      Delete
  13. Wuahhh..taman jamu..bangun di sini juga dong pak Charles...

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa..bagus yaa kalau dibangun di banyak kota untuk rekreasi dan edukasi anak

      Delete
  14. meskipun rindang tapi panas ya sepertinya mb dedew? emang payung lipat paling praktis yaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Ungaran udah hot sekarang say, jarang ujan lagi...

      Delete
  15. lah makanya aku baca lagi, apa ada tour guide gitu, tapi nggak ada ya mak. Eh murah banget lah tiket masuk cuma 10.000 :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ngga ada tur guide, enak rame-rame kesini, bikin piknik atau kopdar gitu...

      Delete
  16. Lah barutau ada Taman Jamoe segala ya. Kirain lama nggak update blog, gak taunya belum tak masukin blog list heheee... maapkeun.

    ReplyDelete
  17. Aaaaah, jauh dari Bandung. Minta Dora Emon dulu pinjemin pintu ke mana sajanya, ah. Btw, kalau aku dikenai charge tiket dewasa apa anak-anak, ya? #dikeplaktukangtiket

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi teh evi, hati-hati yang imut2 ntar ditaksir pak bon...

      Delete
  18. Kok sepi kak ??? aku demen nya yg agak rame, biar bisa cuci mata hahaha #Gatel

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi iya sepi..sayang ya, cuma bisa cuci mata liat mba resepsionis, pak satpam dan tukang kebon :D

      Delete
  19. Ada acara icip2 beras kencur ato kunir asem gitu nggak mbak...? Asyik klo ada... Klo di jl.kaliurang-jogja, ada tuh...jamu godhog. Disitu ada macem2 tanaman jamu...sama pengunjung sekalian bisa mbeli jamu2 disitu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mba, di restonya bisa pesan jamu-jamuan...:)

      Delete
  20. berarti kalau aku kesana , mbak dewi yang jadi pemandunya ya :)

    ReplyDelete
  21. Wah wah.. tempatnya menyenangkan yah dew

    ReplyDelete
  22. Sekilas kalau dari luar kurang menarik, tapi begitu masuk ke dalam ternyata wow... bagus taman-tamannya dan ada banyak tanaman jamu yang bisa diketahui, jadi berasa eduwisata ^^

    ReplyDelete
Previous Post Next Post