Pak Yusqon & Taman Bacaan di Terminal Bus Tegal, Pengamen pun Hobi Baca!



Pedagang asongan hobi membaca? Ah, masa iya?
Beneran!

Sekitar dua minggu lalu, saya kembali bersua dengan Kang Gol A Gong.
Beliau hadir di Ungaran sebagai pembicara di Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Sebagai Presiden TBM, Kang Gol A Gong selalu menyemangati para penggerak taman bacaan dari seluruh Indonesia.

Pak Yusqon dan Kang GG ngobrol akrab


Saat itu, saya dikenalkan Kang GG pada seorang bapak bertubuh agak subur. Nama beliau Pak Yusqon. Ya, namanya singkat saja. Hanya Yusqon. Pembawaannya tenang dan  penampilannya sederhana. Ternyata, beliau doktor, lho. Pak Yusqon adalah seorang kepala sekolah sebuah SMK favorit di Kota Tegal.
 
Di waktu luangnya Pak Yusqon mencurahkan tenaga dan pikiran untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat bawah. Bagaimana caranya agar mereka berrwawasan luas? 

Lelaki berusia 47 tahun ini terpanggil untuk mendirikan Taman Bacaan Masyarakat. Uniknya, TBM  yang diberi nama Sakila Kerti ini didirikan di ruang publik yaitu Terminal Kota Tegal. Letak TBM persis di sebelah ruang tunggu penumpang terminal bus Tegal.  Koleksi bukunya mencapai 900 eksemplar dan setiap hari dikunjungi 15-20 orang.

Ide awal Pak Yusqon membangun terminal ini terbetik ketika ia kuliah di Universitas Negeri Semarang, Pak Yusqon penumpang setia bus di Terminal Tegal. Ia kerap bolak-balik Kota Tegal-Semarang. 

Ketika menunggu bus tiba, ia kebingungan mau melakukan apa. Pak Yusqon lalu berpikir seru juga kalau di terminal ada taman bacaan gratis. Jadi,calon penumpang nggak mati gaya lagi, hehe.

Tak disangka, Pengunjung TBM tak hanya calon penumpang, para pedagang asongan yang beroperasi di sekitar terminal tertarik ikut membaca. Pak Yusqon terharu melihat antusiasme para pedagang asongan.

“Saya ingin mereka maju. Kalaupun mereka tidak bakal jadi burung elang, tetap burung emprit. Jadilah burung emprit yang perkasa.” Kata beliau yang diamini Kang Gol A Gong. 

“Dengan membaca, mereka jadi terbuka wawasannya. Berusaha menjadi lebih baik.”

Misalnya dari segi penampilan. Mereka diajak untuk berpenampilan lebih rapi dan bersih. Tidak kumuh. Keren ya, para pedagang asongan ini hobi membaca. Kombinasi yang unik.


Tak hanya kegiatan pinjam-meminjam buku. Pak Kegiatan TBM Sakila Kerti beragam. Mulai dari kegiatan kesenian seperti karnaval budaya, rebana, acara cerdas cermat, mengundang penulis dan tokoh dari berbagai profesi untuk sharing, bahkan bikin lomba ora kumuh, hehe

Tahun 2014, Pak Yusqon membangun koperasi untuk pedagang asongan. Dimana mereka bisa menabung setiap hari. Sesuai kemampuan. Bisa meminjam uang, jika ada keperluan. Jika ada yang sakit, saling bantu. 

“Mereka sangat solider satu-sama lain. Saling membantu.” ujar Pak Yusqon bangga.

Ketika Kang Gol A Gong berkunjung ke TBM Sakila Kerti, beliau berhasil membujuk Pak Yusqon membuat akun Facebook Sakila Kerti, hal yang ditolak terus oleh beliau.

“Masa orang beken nggak punya FB?” seloroh Kang GG saat itu. 

Subhanallah. Mantap ya, gebrakan Pak Yusqon and the gank. Impossible is nothing. Semoga ruang publik di tempat lain bisa menyusul, dilengkapi taman bacaan seperti TBM Sakila Kerti. Agar masyarakat Indonesia makin cerdas dan keren secara merata. Aamiin!

Semangat ya, Pak Doktor!

 Photo Courtesy: Pribadi & FB Sakila Kerti




Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

9 Comments

  1. Wah kereen...memasyarakatkan hobi membaca dikalangan pedagang asongan

    ReplyDelete
  2. wow, salut Pak Yusqon and the gank, peduli pd warga sekitar. Patut dicontoh.

    ReplyDelete
  3. Dulu, pas kuliah, aku sempat ada rencana juga mendirikan taman baca bareng temen-temen kuliah. Cuma karena waktu itu kita semua sibuk skripsi dan akhirnya kerja, rencana itu belum terealisasikan.
    Setelah baca postingan ini jadi semangat lagi deh, semoga rencana yang tertunda bisa terealisasikan nantinya.. Amiiiiin..

    ReplyDelete
  4. Tokoh yg inspiratif dan peduli ya Mba Pak Yusqon itu..

    ReplyDelete
  5. bapak yg inspiratif sekali ya, saya jadi ingin juga punya taman bacaan

    ReplyDelete
  6. waaa inspiratif sekali,kapan hari juga lhat berita,penjual mie ayam sekaligus menjadi penulis novel...

    ReplyDelete
  7. doktor gini nih yang dibutuhkan masyarakat. bukan doktor yang kalau mau diajak membumi malah pergi..:(

    ReplyDelete
Previous Post Next Post