Sepotong Surga Tersembunyi di Lombok Tengah, Pantai Mawun


Dear Temans,

Sebagai anak pantai, aku begitu excited ketika mengunjungi Lombok bersama teman-teman Muslimah Backpacker. Ya, aku tahu Lombok adalah daerah dengan salah satu pantai terindah di Indonesia. Namun, aku tak menyangka apa yang bakal kutemukan disana. Kami berangkat bareng dari Semarang

Subhanallah.

Hanya itu yang mampu terucap ketika melihat pemandangan Pantai Mawun di depanku.
Is it real, dab? Subhanallah. Badanku yang terasa sedikit meriang mendadak terasa lebih nyaman.





Bak lukisan karya maestro. Seperti pemandangan kartu pos yang kukoleksi. 

"Seperti Mexico ya, lihat pohon dan tandusnya," canda teman menunjuk pepohonan yang tidak begitu banyak di Mawun.

Kami tertawa.Kami telah menjelajahi Pantai Sekotong dan Gili Nanggu hari ini, tapi kami tak bisa berhenti takjub.


Aku harus mencubit kedua pipiku agar yakin ini bukanlah mimpi. Tak sia-sia perjalanan dengan ELF menyusuri jalan berkelok-kelok dari Kota Mataram menuju Lombok Tengah. Pantai Mawun kami tempuh sekitar satu jam setengah. Jaraknya dari Kota Mataram sekitar 60 km. Sebelumnya, kami telah menjelajahi Pantai Selong Belanak yang cukup ramai turis yang berselancar.

Ya, Pantai Selong Belanak tak kalah indah. Tapi, begitu riuh dengan pengunjung. Dan begitu banyak kegiatan.

Jarak dari Pantai Selong Belanak ke Pantai Mawun sekitar setengah jam. Melewati bukit-bukit berbatu, tandus dan kerontang. Ya, Lombok Tengah sangat gersang. Sepanjang jalan adalah kebun tembakau. Dengan mata pencaharian penduduknya sebagai petani tembakau. Jika harga sedang bagus, mereka kaya raya. Bisa naik haji atau membeli mobil atau rumah baru.

Beach tour hari ini, dari pantai ke pantai, tak mampu menghilangkan kekaguman kami pada Mawun. Ya, agenda kami hari ini menjelajahi 5 pantai yaitu Selong Belanak, Mawun, Kute, dan Tanjung Aan. Dan jika waktu memungkinkan, Senggigi.
Mawun begitu cantik. Seperti gadis perawan, ia tersembunyi di balik kerudungnya. Tak banyak orang yang tahu Pantai ini. Kalah populer dengan Senggigi atau pantai lainnya di Lombok.

Tak ada warung-warung makanan di pinggir pantai, tak ada penjual souvenir, tak ada gubuk penduduk yang membuka usaha belajar selancar atau perahu berlabuh. Tak ada ibu-ibu sedang mengolah ikan seperti di Pantai Selong Belanak. Mungkin karena Selong Belanak tak jauh dari pemukiman penduduk ya. Sedangkan letak Mawun agak terpencil.

Pantai Mawun begitu syahdu dan tentram.
Ya, serasa pantai ini milik kami pribadi. Sepi, panas terik dengan sedikit pepohonan untuk berteduh. Hanya beberapa turis bergandengan tangan menikmati suasana. Juga berjemur.

Pemandangannya begitu menentramkan. Cocok sekali untuk beristirahat setelah sepanjang pagi kami diisi perjalanan menjelajah Lombok. 

Tak ada yang berkata-kata. Hanya duduk terdiam menatap pemandangan pantai yang setengah lingkaran, bentuknya seperti teluk kecil karena diapit dua bukit. Pasirnya begitu putih dan lembut. Langit biru dan air laut yang begitu biru dan jernih seakan menyatu. 

kemesraan ini jangalah cepat berlaluu


Tidak seperti Selong Belanak yang ombaknya menarik para peselancar dari berbagai belahan dunia untuk menjajalnya, ombak pantai ini kecil. Airnya tenang. Romantis. Ada bale-bale sederhana untuk duduk-duduk. Ada warung makan kecil. Untunglah, ada toilet umum hingga tak membingungkan pengunjung yang ingin menunaikan hajatnya.

Ya, betul juga ya kalau pantai ini masih jarang terjamah wisatawan. Fasilitasnya begitu sederhana. Terkesan seadanya.

"Banyak yang belum tahu keberadaannya Mbak," begitu penjelasan Pak Haji Ismail, supir merangkap pemilik ELF yang menemani kami selama travelling di Lombok . Kami merasa beruntung sekali bisa menginjakkan kaki disini.

Pemandangan ini begitu indah, Ya Rabb..
Mendadak jadi merindukan suamiku di Ungaran. Kedua anakku.
Seandainya mereka ada disini bersamaku. Menikmati karya sang maestro, Allah Yang Maha Besar.

Tak terasa air mataku menitik. Mendadak mellow.
Ya, betapa beruntungnya aku bisa hadir saat ini, menikmati persahabatan bersama teman-teman perempuan, menikmati kecantikan alam. Semuanya berkat ijin dari suamiku untuk ber-me time. Sekedar meluangkan waktu untuk memanjakan diri dan merengkuh energi baru untuk menulis dan berkarya lagi.

Ah, kangen. Tubuhku semakin tak enak. Hatiku sedikit ngilu.

Si kecil Fatih dan Aulia tak menyiakan waktu untuk berlari ke bibir pantai dan bermain pasir. Riang sekali mereka. Tawa mereka terdengar dari kejauhan. Temanku Ninik yang hobinya berfoto ria, langsung menghambur ke pantai bersama Ika, bergantian berfoto dengan berbagai gaya. 


mexico hehe


Kualihkan pandanganku pada teman-teman MB yang nampak ceria duduk berkumpul menikmati suasana santai. Waktu seakan berhenti di Pantai Mawun. Andai aku membawa laptop, aku akan menulis banyak puisi yang menggambarkan keindahan sepotong surga di muka bumi ini.

Tapi, jika aku menulis, maka aku akan memalingkan wajah dan pikiranku dari keindahan ini. Rugi rasanya.

"Ayo sini, Dew! Kita foto bareng!" teriak Mbak Ima.

Aku menggeleng. Perasaan mellow masih tebal menyelimutiku. Tenggorokanku sakit. Suaraku serak hingga lebih nyaman untuk berdiam diri. Puasa bicara. 

Seorang teman mendekatiku. Tangannya nemplok di dahiku.

“Jidatmu anget.”
"Iya, sepertinya panas dalam," Aku mengangguk lesu.

Sebenarnya, aku ingin main air dan berlarian di tepi pantai. Berpose dengan selendang cantik bersama Taro.

Apa daya rasanya aku akan tumbang.
 Untunglah, aku disuguhi pemandangan menakjubkan Pantai Mawun, menghiburku.


 


Aku menggigil di terik matahari Lombok.Basah-basahan kemarin mulai terlihat efeknya.

Ya, Sehari sebelumnya, kami basah-basahan di air terjun Tiu Kelep. Sekujur tubuh basah kuyup sedangkan aku kehabisan baju ganti. Jadilah, seperti tikus tercebur got, aku naik ELF kembali ke penginapan yang jaraknya sekitar satu setengah jam dari Tiu Kelep. Cukup lama juga kami berbasah-basah ria.

Walhasil, Tenggorokan langsung tidak enak, badan rasanya meriang. Kelelahan dan kehujanan langsung bikin diriku terkapar. Dan rupanya tidak hanya aku, beberapa teman juga merasakan hal yang sama. Mulai tumbang. Kelelahan dengan perjalanan panjang dari Semarang.

pantai milik pribadi serasa milyuner Hollywood hihihi


Teman tadi beranjak pergi.
Tak lama kemudian, ia kembali mengulurkan sekaleng minuman. Aku menggeleng. Kondisiku tak mengijinkan untuk menikmati sekaleng soda. Akan memperparah tenggorokanku yang perih. 

“Coba minum ini. Biar tubuhmu segar, tenggorokanmu juga lebih nyaman. Insya Allah baikan kok,” ia tersenyum manis.

Ragu kuterima kaleng berwarna merah itu.

"Teh herbal?" aku membaca tulisan di kemasannya.

Ia mengangguk. "Andalanku nih. Mengandung berbagai jenis ekstrak tumbuhan dan teh krisan untuk meredakan panas dalam. Insya Allah nanti lebih nyaman."

Aku meneguknya perlahan. Segar. Lalu tegukan berikutnya, lagi dan lagi.
Tubuhku terasa lebih nyaman. Tenggorokanku berangsur hilang perihnya. Hatiku juga merasa lebih tentram.

Kupandangi temanku dan sekaleng teh di genggamanku. Betapa baik hatinya ia.

“Jika Pantai Mawun adalah sepotong surga di dunia, kamu adalah bidadarinya.”

Ia tergelak. Memelukku.
Ya, Pantai Mawun berhasil membuat penulis komedi sepertiku menjadi puitis. Ajaib.

"Oke, Suatu hari, Mama akan mengajak kalian menikmati lukisan karya Ilahi ini, ya si ayah dan anak-anak jelekku di rumah," janjiku dalam hati sebelum beranjak, untuk berfoto bareng teman-temanku.

Sementara matahari mulai terbenam, semburat oranye menambah keelokan Pantai Mawun,
Maka nikmat Tuhan kamu yang mana yang kamu dustakan?

Photo Courtesy of Mbak Andrie Potlot 


Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

21 Comments

  1. Wah jadi mupeng nih mak..kemarin pas ke Lombok belum nyampe sini. Kayanya harus balik lagi ke Lombok kapan2
    Sukses ngontesnya mak ^-^

    ReplyDelete
  2. Pasirnya bersih ya... pasir putih.

    ReplyDelete
  3. Wiiiih seruuuu deh wisata ke Lombok, jadi pengen hehehe...dari Bali dekat ya mak tinggal nyebrang, semoga aku bisa kesana...goodluck semoga menang

    ReplyDelete
  4. Pantainya ciamik. Aku ke Lombok baru pernah ke Senggigi aja. Kalo yang pantai Pidakan Pacitan udah aku review di blog siy.

    ReplyDelete
  5. Saya belum nyampe lombok jalan-jalannya niiih :D heuheuheu beruntung sekali dirimu, mba. Saya juga ikutan lomba ini nih. Good luck for both of us. Menang alhamdulillah, kalah lumayan nambah hits heuheuheu

    ReplyDelete
  6. Subhanallah...kereeen bangeet. Mauuuu dooonk kesanaaa.....

    ReplyDelete
  7. Horeeee ada potoku :D

    Sukses ngontesnya, Mak :)

    ReplyDelete
  8. Subhanallah...pantainya bagus banget mak...berasa piknik dipantai milik ya pribadi ya..hehehe...

    ReplyDelete
  9. subhanalloohh bagus bgt mak pantainya, mupeengg:)

    ReplyDelete
  10. Mak @arifah hihi iya mak sepii..padahal pantai lain berdesakan kayak cendol karena wiken :D

    ReplyDelete
  11. @dnamora: ayo maak..bekpekraan kesanaa.

    ReplyDelete
  12. @mak muna: iya mak kudu balik lagi tuhhh..makasih yaa...baru belajar nulis travelling niih..

    ReplyDelete
  13. @taro: wish me luuuck taroo...

    ReplyDelete
  14. @mba nunung: hayuuuk ajak bocah2 berpetualang..

    ReplyDelete
  15. @mak sri: iya makk..tinggal naik kapal feri bentaar...aku pengen ke balii

    ReplyDelete
  16. Waaa, ternyata dah sampai Lombok taa..^_^
    Tapi, masih banyak spot-spot pantai lain yang wajib kunjung looo..
    Kabar-kabari yaaa kalau pas sedang berkunjung ulang ke Lombok.
    Sukses untuk lombanya..^_^

    ReplyDelete
  17. mba nurul: gudlak maak..iyaa, yg penting nuliis...semangaat :*

    ReplyDelete
  18. @zalwa:iyaa waktunya ngga cukup mau menjelajah yg seru2 lagii..kudu balik kesana lagii, nebeng di rumahmu boleh yaa hihi *ngelunjak

    ReplyDelete
  19. @adi: iyaaa...seperti pasir pantai Indraanti yogya tapi lebih lembuut

    ReplyDelete
  20. Boleh bangetttt..Mayan, budget hotelnya bisa dialihkan buat oleh2 segabruk ^_^
    ALA ( as long as) berkenan dengan semua 'service' ala rumahan ^_^
    Ditungguuuu..

    ReplyDelete
Previous Post Next Post