Menghabiskan Bath Terakhir di Chatuchak Weekend Market Bangkok :D

Dear Temans,

Pengen cerita lagi ah..
Saat di Bangkok, salah satu tujuan yang paling dinantikan emak adalah..Chatuchak Weekend Market, hihihi. Tetap ya syuping-syuping. Padahal ya, zuzur, duit di dompet tinggal beberapa ratus bath. Kurang lebih 300 ribu rupiah, hiks. Ya, abis kalap beli oleh-oleh untuk orang rumah.

Habisnya Si Abeng, pemandu kami yang kocak itu, pintar bangetm mengiming-imingi kami. Katanya, Pasar Chatuchak yang hanya buka di hari Sabtu-Minggu ini berisi lebih dari 15.000 toko! Huaa...gimana nggak penasaran yaa? Tapii, bisa dapat apa tuh di Chatuchak dengan duit 300 ribu perak? Pesimis deh.


sumber foto mainmakan.com

Bismillah,
Menurut Abeng pasar ini berdiri sejak tahun 1982. Dan menjadi tempat tujuan wisata bagi para turis baik lokal atau interlokal kayak kami, hehe. Ya, suasana gempita sudah terasa ketika kami memasuki daerah Kamphaeng Phet 2 Road, padahal masih gak jauh tuh pasarnya. Chatuchak sering juga disebut JJ.

Bus kami parkir agak jauh dari pasar. Rombongan pun turun lalu berjalan cukup jauh. Di gerbang pasar di jalan Kampangpetch Road 2, Abeng membagikan peta Chatuchak! Ada petanya segala ya bo. 

Di petanya tertulis, Jatujak Market, 1 in 1.000 places to see before you die. 
Edyaan..hihihi.
Let's shop till you drop :) 

Disitu ditandai dengan simbol warna, misal nih kita mau home furniture, tinggal mencari simbol warna  pink di peta. Cari souvenir ditandai simbol merah. Jadi, Pasarnya dibagi menurut zona, menurut barang dagangan mereka, jadi lebih rapi. 

sumber foto mainmakan.com


Tapi teteup...pas jalan lieur hihi. 
Selain rame banget pengunjung dari berbagai ras dan suku bangsa, berbagai jenis penampilan dari muslimah hingga anak punk tumplek blek disitu. Jadi tertarik pengen nongkrong dan memantengi pengunjung hihi. 

Aku, Mbak Bela dan Isa langsung jalan mencari lapak souvenir. Teteup, masih dalam rangka berburu oleh-oleh khas Thailand yang bergambar gajah. Mbak Bela naksir rok Thailand tapi belum nemu yang cucok. Kami blusukan hingga ke dalam pasar. Sempat tersesat bolak-balik disitu juga. Lieur. Hahaha.

Alhamdulillah, nemu lapak yang jual barang khas.
Aku beli dompet untuk mama, tas gajah rumbai buatku, juga tas selempang burung hantu untuk Nai. Murce! habis tawar-menawar yang diwakili Isa dan Mbak Bella hihi. Juga ibu Mariana yang lincah pisan. Tas dan dompet kita seragam nih hihi nggak pa pa rumahnya berjauhan kok. Isa juga beli Ipad case.

Duit tinggal berapaa? Hiks.
Bau makanan dan segarnya minuman menggoda. Tapii, takut ey. Disana-sini aya porknya. Hihi. jadi menahan nafsu deh. Lumayan ngirit *halah.

lapaar tapi ngga beraniii mampir
Di beberapa sudut pasar, beberapa anak sedang mengamen. Mereka berseragam sekolah lho. Ada yang main biola, terus alat musik apa ya itu. Sitar? Alunan musik mereka pun memenuhi pasar. Mengasyikkan. Semacam ada soundtrack hehe. 

anak sekolah bermain musik


Sayangnya, foto di Chatuchak nggak banyak. Batere ponsel lowbatt hiks. Padahal seru suasananya. Kebayang devisa yang pemerintah dan pedagang raup dua hari itu. Kalau kita menirunya, pasar kaget di Lapanga Sempur misalnya disusun secara rapi dan profesional, dilengkapi peta. Bagus banget ya jadi tujuan wisata belanja. Bisa di Bogor atau dimana bikin pasar kaget profesional ala Chatuchak juga. Hehe.

turis cekak hahaha

Pas mau keluar pasar, kaki udah gempor, eh ketemu pedagang mainan! Alhamdulillah, jadi deh selembar duit terakhir untuk beli dua robot Alde. Pesanan dia banget tuh. Hihi. Pas jalan kembali ke bus, eh Isa mampir di lapak ransel anak-anak. Tasnya unyuu. Murce. Hanya 80 ribuan. Tapii...dompet dah kosong. Bahkan orange juice pun nebeng Isa. Diminum segelas berdua huhu.

Sampai di meeting point, ketemu teman-teman dengan kresek eh karung ding saking banyaknya dan besarnya tuh belanjaan haha. Muka lelah tapi hepi. Aku terbayang ransel untu yang dibeli Isa untuk Bita. Hiks, Nai pasti suka tuh. Tas ransel imut dengan gajah warna-warni. Kami selonjoran sambil minum. 

Chatuchak di waktu maghrib sudah mau tutup


Ah, sayang kalau nggak beli tas itu! 
Tapi, Isa sudah nggak punya duit sepeserpun. Nanya ke teman lain, sama. 
Aku colek Mbak Vina pemandu wisata kami dari Vaya Tour, dia punya 50 ribu perak!
Aku colek Pak Dedi disebelahku. Dia mengeluarkan 30 ribu. Ah, pas duitnya!

"Isa, beli ransel itu yuuk!"
Isa mengangguk, meletakkan gelasnya dan kami pun ngacir kembali ke lapak tadi.
Lumayan jauh, dan beberapa lapak sudah mulai membereskan dagangannya. Hiks! Masih buka nggak ya?

Alhamdulillah, pas sampai, lapaknya masih buka. Ada pula stok ransel gajah kembaran Bita.
Alhamdulillah, aku menyerahkan duit dengan berbinar. Rejeki Mbak Nai, hihihi.
Aku dan Isa cekikikan. 

"Sayang anak..sayang anak.." katanya.

 Sumber Foto:
www.mainmakan.com








Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

6 Comments

  1. Wahhhh pasarnya rameee ya makkk...mborong yuks ngeborong....

    ReplyDelete
  2. hihihihi iyo mak..bikin ngences, untung cekak #eh, makasih udah mampir yaa..

    ReplyDelete
  3. Enak ya mak Kalo pasarnya bersih dan rapi..belanja nya nyaman. Apalagi Kalo isi kantong nya banyak hihi..

    ReplyDelete
  4. Pas ke Sunmor jogja aja dah kalap apalagi di Chatuchak, ihiks

    ReplyDelete
  5. @pictalogi: hihihi daku gretongan mak berangkat juga dadakan, jadi dana mepeet hihi, disana murah-murah dan lucu-lucu barangnya bahayaa pisan :D

    ReplyDelete
  6. bahaya ini kalau kesana dompet harus tebbbeell.. :D

    ReplyDelete
Previous Post Next Post