Ahoy, Betapa Kayanya Indonesiaku!

Dear Temans,

Saat ini dakuw lagi menulis naskah baru, pelan-pelan saja hihi. Sambil nulis santai, baca beberapa buku non fiksi yang menarik antara lain: Draf 1: Taktik Menulis Fiksi Pertamamu by Winna Effendi (Gagas Media). Buku ini milik Klub Omah Boekoe Emak, klub buku dakuw dan beberapa sobat di Semarang. Kami mendapat jatah buku ini dari Gagas dan ditugaskan mengulasnya *nyusul yaa. 


Terus, ada Beasiswa di Bawah Telapak Kaki Ibu by Irfan Amalee (Mizania) buku tebal ini kubeli sejak lama karena punya impian pengen ke luar negeri hehe. Dibaca adikku dan barulah sekarang kakaknya bisa baca. Terus yang paling spesial, Love Journey #2 Mengeja Seribu Wajah Indonesia by lalu Abdul Fatah dkk.

buku travelling seru


Why special?
Karena buku ini kiriman dari Uni Dian Iskandar, seorang penulis buku yang produktif, salah satu kontributor buku ini dan ia adalah salah satu sahabat lama sejak jaman Multiply berjaya, hiks. Ia memajang cover buku ini dan daku langsung jatuh cinta. Selain tertarik membaca nama para kontributornya yang kukenal baik  seperti Mbak Katerina, Mbak Dina Y. Sulaeman, Lalu Abdul Fatah dan Uni Dian. Aku juga penasaran bagaimana cerita perjalanan travelling mengelilingi Indonesia. 
 
Saat kucolek beliau untuk tanya harganya, eh Uni malah menawarkan barter dengan AKD Return. Pucuk dicinta ulam tiba, dakuw masih punya stok si kuning kiyut! Uhuy..mauu!

Tak lama kemudian, buku bersampul hijau terbitan DeTeens di Yogya ini sampai di rumahku. 
Oww..oww, aku terpukau membaca cerita-ceritanya. Sayang, kok Uni nggak menandatangani bukunya. Lupa yaa? Hiks!

Sebagai eks anak seribu pulau, dakuw menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja dengan pindah-pindah mengikuti Ayah yang PNS. Dan tempat-tempat yang diceritakan disini, ada yang familiar namun banyak yang masih asing di telingaku. Ah, rasanya ingin menjelajah deh saat itu juga!

Yang pertama kubaca, tentu saja karya Uni Dian. Mengejar Cinta di Permukaan Batang Hari Sembilan. Cerita uni tentang kota kebanggaannya, Palembang dan ikon mereka Sungai Musi. Jujur, dakuw malu membacanya. Karena sebagai penghuni Palembang selama 4 tahun dakuw juga nggak pernah naik getek! Huhu. Insya Allah tahun ini, pengen ke Palembang dan kudu naik getek aamiin. 

Cerita Uni membangkitkan kerinduan akan Palembang. Kini Palembang makin cantik dan pesolek tapi ada keprihatinan akan Musi yang makin tak terurus, sampah, air kotor kecoklatan hiks. Ikut sedih...

Cerita berikutnya, aku suka membaca Anak Penjual Tebu di Lembah Harau.
Cerita Mbak Katerina sukses membuatku ingin berkunjung ke Sumatera Barat. Hiks. Belum pernah. Mbak Rien ini muslimah modis yang energik, beliau hobi travelling dan menulis, juga diving. Sudah menjelajah ke berbagai pantai di Indonesia untuk menyelam. Keren ya. Daku terharu baca ceritanya. Semoga si anak penjual tebu meraih cita-citanya, aamiin.

Perempuan Pembuat Saka, karya Meinilwita Yulis, sukses membuatku menangis. Kisah perjuangan seorang Tek Uka, seorang pembuat gula saka, air tebu yang dijadikan gula di Sumatera Barat. Tek Uka yang tabah dan giat bekerja demi menghidupi anak-anaknya serta menyelkolahkan mereka hingga kuliah dari hasil penjualan gula saka. Akhir ceritanya, membuat terharu sekaligus happy ending. Coba deh baca. 

Banyak lagi cerita lain. Ada yang mengajari kita gimana travelling yang baik, jangan terlalu nampak turis hingga menarik orang untuk mengerjai kita, tulisan Lomar Dasika. Ada pula cerita yang bikin tertawa, tegang, sedih, marah, dan terharu. Ada 25 cerita yang beraneka.
Dan makin membuat kaki ini ingin melangkah menjelajah Indonesia yang sungguh kaya. Beruntunglah kita hidup di negeri elok ini. Walau banyak kejadian dan cobaan menerpa negeri kita. 
Buku ini membuat kita bersyukur jadi orang Indonesia.

Terima kasih untuk bukunya yang superb ya Uni..






Dewi Rieka

Seorang penulis buku, blogger dan suka berbagi ilmu menulis di Ruang Aksara

6 Comments

  1. Uni lupa Tanta tangan, apa ketuker ama buku lain ya? Hiks... Maafkan ya dew... Saking riwehnya. Hihihi

    Makasih ya atas reviewnya yaaaaaa

    ReplyDelete
  2. Hahaha...muslimah modis *ketawa dulu*
    Aamiin.

    Datanglah ke Sumbar mbak. Ranah Minang itu elok nian. Setiap jengkal tanahnya seolah adalah tempat wisata. Bukit-bukitnya, lembahnya, gunungnya, budayanya, adat istiadatnya, begiiiiiitu kaya.

    Tapi ya itu tadi, di antara sejuta keindahan itu, tetap terselip cerita lara. Sayang seperti tenggelam oleh pesona alamnya. Aamin. semoga anak kecil itu indah hidupnya suatu hari nanti.

    Terima kasih sudah membaca dan menulis ulasannya di sini mbak. Temen2 penulis lainnya pasti seneng. Aku juga :)

    Sukses selalu dengan karya2nya yang luar biasa mbak. Salam traveling!

    ReplyDelete
  3. Mbak dedew produktif banget ya menulsinya, keren

    ReplyDelete
  4. Wuuaa.. Pgn bgt punya buku ini Mbak. Aku jg pengen keliling Indonesia

    ReplyDelete
  5. Wah, jadi pengen baca bukunya, boleh pinjam ni Mbak, hehehe..sempat pengen beli tu buku tapi kok malah melirik yang lain.

    ReplyDelete
  6. Makasih udah baca Love Journey#2 dan menganggapnya special, mbak Dedew.. Walaupun mungkin specialnya karena diajak barter ama Uni Dian ya :D

    ReplyDelete
Previous Post Next Post